XXI

5K 537 87
                                    


Menulis itu butuh inspirasi ders,,

*****

Risa terlihat gelisah dikamar nya,entah kenapa pikirannya terus saja berpusat pada sosok furi,untuk pertama kali nya ia begitu fokus dengan seseorang,percaya atau tidak bayangan furi selalu terlihat disaat ia makan,bekerja,bahkan menjelang tidur nya.

Rasa aneh itu semakin kuat menjalar cepat bak racun didalam tubuhnya,apalagi semenjak furi terang-terangan menunjuk kan perasaannya,pertahanan Risa semakin lemah,hal yang ia inginkan dari dulu sudah terpampang didepan mata,namun terhalang sesuatu yang diapun tak mengerti itu apa.

Apa itu rasa takut?

Takut melangkah melewati batas.

Logikanya berkata,mustahil menerima furi masuk ke hidupnya,jelas sudah dia bukan penyuka sesama jenis,

Tapi...

Hatinya terlanjur berbelok,sudah mulai nyaman dengan kesalahan ini.bagaimana cara meluruskan sesuatu yang sudah bengkok?kurang hati-hati memperlakukan nya bisa saja akan patah.

"Apa aku terima aja," gumamnya

Sedetik kemudian ia menggeleng,"ngga! Ngga deh,jangan!Aku ngga bisa menentang arus," Risa mengusap wajahnya lelah,"lagian aku masih penasaran sama yang jahatin dia,"

Tanpa disadarinya,rasa khawatir terhadap furi sudah menjawab semua keraguannya,rasa itu sudah terlanjur masuk menguasai hatinya,hanya saja logikanya masih menolak.demi sesuatu yang disebut 'normal'.

Apakah anda sudah bisa dibilang normal?
dengan menolak bersama orang yang anda cintai dengan alasan se gender,sedangkan hati sudah terlanjur melewati batas itu.

Lama ia berkecamuk dengan pikirannya sendiri,ingatannya  kembali melanglang mengingat moment mereka berdua di kapal kala itu,,

"Furi stop!pliss.." Risa mendorong bahu furi pelan,saat bibir furi mulai turun seduktif menjelajah lehernya yang jenjang,

"Why?" Tanya furi terengah dengan tatapan begitu sayu.

"Kalau sekali lagi melewati batas,aku ngga akan bisa melepaskan kamu," kedua tangan Risa semakin mendorong bahu furi menjauh darinya.

"Kalau begitu,jangan pernah lepaskan," furi berusaha bertahan di posisinya.

"Kamu ngga bisa,"

"Kenapa ngga bisa?"

"Keluarlah,," Risa membuka pintu kamar merah itu dengan lebar,membuat furi tidak punya pilihan selain melangkah keluar.

"Hanya menginap?" Furi mencoba sekali lagi berunding dengan Risa,ngga ada salah nya mencoba bukan?

"Ngga!kembali lah kekamar mu!"

Brak!

Pintu tertutup meninggalkan furi dibaliknya,tak ada tanda-tanda ia akan masuk kekamarnya,furi hanya bersandar manja membelakangi pintu,terlihat memikirkan sesuatu,kenapa sulit sekali baginya meluluhkan hati Risa,apa menyerah saja,terus menikah dengan Nando?

Ceklek!

"Eeh eh..." Furi sempoyongan hampir menimpa risa dibelakangnya,yang membuka pintu tanpa aba-aba.

Risa menangkap furi sembari menahan tawanya," lagi ngapain sist?"

"Jahat," furi mendumel memperbaiki posisinya ke titik semula,"mau kemana?"

"Hanya menginap kan?" Tanya Risa tersenyum menatap furi didepannya yang menjawab dengan anggukan cepat.

Begitulah keduanya menghabiskan malam bersama,tanpa melakukan apapun,hanya menginap.

ART Cantik 2 (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang