Disinilah Mina sekarang.
Berada tepat di toko apotek. Ia terdiam, dengan tangan yang saling meremas. Menghirup nafas berkali kali, berharap detak jantungnya tak terlalu cepat.
Setelah meyakinkan, diri Mina langsung memasuki toko apotek.
"Permisi Mbak."
"Ya, silahkan." sahut si pelayan dengan kurang ramah. Ia menatap Mina, dari atas hingga bawah, dengan tatapan errr? Rendah?
Entahlah, tapi Mina rasa seperti itu.
"Mau, beli Testpack?" tebak si pelayan. Mina mengangguk kaku.
Si pelayan, tersenyum sinis, sambil mencari testpack.
"Saya beli 3 ya Mbak."
"Hadeh, generasi jaman sekarang emang ngeri ya. Banyak anak anak SMA yang hamil di luar nikah, ck ck ck. Makanya lain kali, kalo mau main jangan lupa pake pengaman."
"Kalo udah jadi benih, maen asal gugurin aja. Udah tau situ yang salah, eh benih nya malah jadi korban. Tolol emang."
Ini, mulut mbak pelayan, kenapa licin bener si?
Rasanya Mina ingin membetot bibir si pelayan, hingga jontor. Dalam hati Mina terus berucap kata; bacot anjing! Bacot bacot bacot setann!!
Julid bener, parah.
"Ini, mbak uangnya. Kembalian nya, buat mbak aja."
"Eh iya satu lagi. Tolong itu mulut Mbaknya, jangan terlalu banyak di setrika. Terlalu licin. Bikin orang sakit hati tau mbak."
"Mbaknya terlalu banyak bacot. Saya permisi."
"Gak sopan, emang. Di bilangin, malah ngatain. Anying emang."
•••
"Jaehyun, habis ini kita akan kemana?" Tanya Rose, setelah makanan mereka habis.
"Lo gak ada baju kan?"
"Ada kok. Tapi punya Mina." Refleks, Jaehyun menyentil kening Rose, karena kesal.
"Kan, gue nanya nya lo anying! Bukan si Mina. Lama lama gue bunuh juga lo." Kata Jaehyun dongkol.
Rose mendengus, lalu menumpu wajahnya, dengan kedua tangan, lalu menatap Jaehyun dengan tatapan bodoh dan tolol nya itu.
Tatapan, yang membuat Jaehyun entah kenapa jadi kesal.
"Ya, tapikan memang benar. Kalau Rose punya baju. Tapi baju Mina." Rose membela diri.
"Jangan bunuh orang. Dosa, nanti masuk neraka."
"Bunuh orang emang dosa, tapi kalo ngebunuh lo tuh dapet pahala. Soalnya! Lo bikin gue emosi mulu."
"Ya, berarti Jaehyun harus banyak sabar. Kata orang kalau gampang emosi, nanti cepat tua loh."
"Tuh, keriput Jaehyun sudah mulai kelihatan! Makanya senyum! Senyum itu sebagian dari iman."
"Terah, seterah lo. Capek gue."
"Ayok."
"Kemana?"
"Bantar gebang." Rose terdiam, bantar gebang? Dia belum pernah mendengarnya.
"Bantar gebang apa?"
"Tempat sampah. Gue mau ngebuang lo disana."
Plak!
"Ishh! Jaehyun nyebelin." Rose cemberut.
"Rose kan malaikat, bukan sampah."
"Yaudah ikut aja sayangkuuu. Mhmm gemes deh pen bunuh." Kata Jaehyun dengan nada yang di buat semanis mungkin, namun jatuhnya malah menjadi seram.
"Jaehyun, sepertinya mulai gila."
Jaehyun nyerah.
Rose tuh anying banget emang, menguji tingkat kesabarannya.
"Gegara lo bangsat, makanya gue gila!" Maki Jaehyun pelan.
"Tak apa Jaehyun gila. Rose tetap di samping Jaehyun, sampai waktunya tiba."
"Dih, nape lo? Lo kata gue bakal mati cepet, kalo gila?"
"Ya, kan bisa jadi Jaehyun."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Angel❞ [Jaerose End]
Fanfiction-Jaerose Fanfic Rose harus menjalankan tugas terakhir nya dengan baik. Ya dengan baik, tanpa perlu melibatkan perasaan, bukan begitu seharusnya? ••• Ketika kehidupan Jaehyun yang damai, harus terganggu dengan kehadiran sosok gadis bodoh nan tolol...