Suasana di kelas, berubah drastis, kala Jaehyun masuk. Terlebih lagi mereka semua, bisa menebak mood Jaehyun yang sedang kacau.
Akibat kejadian tadi.
Suasana kelas hening. Tak seorang pun yang berani melakukan hal bising. Yang mereka lakukan hanyalah berbicara lewat tatapan, seoalah olah mereka mempunyai kekuatan telepati.
Adapula yang membaca buku, bermain gadget sambil memakai headset. Dan adapula yang memilih untuk tidur, selagi guru belum datang.
Sedangkan Rose, hanya terpusat pada Jaehyun yang sedang menelungkup kan wajahnya.
Ini suasana baru untuknya. Karna pada tugas tugas, sebelumnya. Rose hanya menemani keseharian kakek ataupun nenek lansia yang sudah dibuang oleh anak yang tak tahu diri.
Kembali lagi ke Rose. Yang tatapannya masih terpusat pada Jaehyun. Seolah Jaehyun adalah pusat rotasi hidupnya.
Hingga pada akhirnya. "Gak usah natep gue bisa?"
"Gue risih, as-
"Mau Rose obati?"
Keduanya sama sama terdiam. Memilih tuk menyelami manik mata satu sama lain. Mencari sebuah perasaan apakah yang sedang ditutupi.
Karena mata dan hati tak bisa untuk dibohongi.
"Pipi."
"Pipi Jaehyun merah. Mau Rose kompres?"
•••
Disepanjang perjalanan menuju ruang kesehatan. Tak ada satupun percakapan antara Jaehyun dan Rose.
Mereka sibuk memperhatikan langkah kaki mereka sendiri. Jaehyun yang memimpin dan Rose yang mengikuti.
Seperti seorang raja dan pengawal.
Sampai pada akhirnya, mereka tak sengaja berpapasan dengan Taeyong dan juga kekasihnya. Jennie.
Rose memilih, diam. Dan memperhatikan secara seksama, obrolan antara Jaehyun dan juga Taeyong.
"Motor lo ada di apart. Ambil aja, kuncinya ditempat biasa."
"Terus lo kesini naek apa, selain naek motor gue?"
"Motor gue lebih dari satu."
"Dih, pamer."
"Lo yang bikin gue pamer tolol." cebik Jaehyun, Taeyong tertawa kecil. Lalu memperhatikan pipi kanan Jaehyun yang memerah.
"Ah, jadi si Cindy bener nampar lo. Gue kira cuma gosip doang."
"Putus?" Tanya Taeyong, Jaehyun mengangguk mantap.
"Gokil lah, temen gue brengsek nya kane maen."
"Tabiat gue, udah mendarah daging."
"Btw, Bangchan ajak tanding lagi. Terima jangan?"
"Skip dulu, mood gue lagi ancur."
"Gue duluan." Pamit Jaehyun, lalu mengode Rose agar mendekat ke arahnya.
Taeyong dan Rose sempat bersitatap, selama beberapa detik. Hingga Taeyong tersenyum tengil ke arahnya.
"Dua bulan."
"Waktu lo disini cuma dua bulan."
"So, pake waktu lo sebaik mungkin."
"Annette."
Bisikan dari Jennie, mengusik pikiran Rose.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Angel❞ [Jaerose End]
Fiksi Penggemar-Jaerose Fanfic Rose harus menjalankan tugas terakhir nya dengan baik. Ya dengan baik, tanpa perlu melibatkan perasaan, bukan begitu seharusnya? ••• Ketika kehidupan Jaehyun yang damai, harus terganggu dengan kehadiran sosok gadis bodoh nan tolol...