23 : Pacar Kamu Itu, Aku Atau Dia?

1.2K 179 1
                                    

"Sebenarnya pacar kamu itu, aku atau cewek yang semalem kamu aja kabur bareng?"

"Ya kamulah."

"Ya terus kamu kenapa ninggalin aku Jae?!"

Jaehyun mendecak, menatap gusar Jingga yang tengah marah kepadanya.

Semalam Jingga tertangkap oleh pihak polisi, dan membuatnya harus menginap di kantor polisi selama satu hari.

Jingga kecewa, dirinya yang notabenenya ialah kekasih dari Jaehyun, kenapa ia ditinggal? Sedangkan kekasihnya malah mengajak kabur perempuan lain, saat dirinya berlari luntang lantang.

"Tck, udahlah gak usah dibahas. Udah lewat juga kejadiannya."

Plak

"Brengsek kamu."

"Ya terus sekarang mau kamu apa?"

"Aku mau kita putus."

"Oke fine. Kita putus. Selesai?" Jaehyun tersenyum miring, sebelum meninggalkan Jingga yang terdiam kaku, dengan air mata yang menggenangi matanya.

Namun beberapa saat kemudian, Jaehyun kembali lagi kepada Jingga, memunculkan secercak harapan untuknya.

Jaehyun, menarik tangan Jingga lalu memberikannya beberapa lembar uang, membuat Jingga menatapnya bingung.

"Buat naik taksi. Walaupun gue brengsek, gue masih punya rasa kasian sama lo."

"Thanks, tiga hari, eh empat hari ya?"

"Tck, tau ah kebanyakan pacar jadi lupa kan."

"Brengsek lo anjing."

"Itu tabiat gue jingga. Suruh sapa mau pacaran sama gue?"

"Yaudah gue cabut. Tiati naik taksinya, bye."

Jingga menatap miris beberapa lembar uang yang ada di tangannya, lalu menatap Jaehyun yang sudah pergi membawa motor ninja kesayangannya.

Arghh!

Jingga merasa dirinya bodoh sekali.

Kenapa bisa ia jatuh cinta terhadap mahluk brengsek seperti Jaehyun!?

Dengan kesal Jingga meremat yang pemberian Jaehyun, lalu melemparnya asal.

Namun tak ada lima menit, Jingga kembali memungutnya.

Ia tak mempunyai uang, tuk kembali kerumah.

"Jaehyun anjing!"

"Jaehyun babi!!"

"Jaehyun bangsat!"

"Brengsek setan!"

•••

"Pah. Kenapa harus ada dia si?" Bangchan berujar dengan malas, menatap rendah wanita yang berada di samping Papah nya.

"Jaga mulut kamu. Dia bakal jadi Ibu kamu sebentar lagi." Sang Papah menegur Bangchan, namun Bangchan hanya menatap jengah kedua anak adam dan Hawa itu.

"Sampai kapanpun, Bangchan gak pernah nganggep dia sebagai pengganti Bunda."

"Karena gara gara dia."

"Bunda mati."

"Dasar hama."

"Bangchan!"

"Apa? Mau ngebelain dia lagi? Iya?"

"Basi Pah."

"Papah gak pernah tau rasanya, kehilangan Bunda. Papah gak tau rasanya kehilangan sahabat gara gara dia! Yang Papah tau cuma, duit duit duit!"

"Jujur, Papah nikahin tu cewek karna dia kaya kan?"

"BANGCHAN!"

"Udah Mas, jangan main kasar. Dia anak kamu."

"Tapi dia ngehina kamu Yul!"

"Aku gak papa kok." Yuli tersenyum menenangkan.

Bangchan berdecih, menyaksikan drama pasaran yang terjadi dihadapannya.

"Giamana nyonya Alvaro? Seneng udah berhasil ngancurin rumah tangga orang?"


TBC

❝Angel❞ [Jaerose End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang