08 : Cindy & Sifat Brengsek Jaehyun

1.6K 247 2
                                    

"Lama lo. Cepet ikut gue."

Jujur, Rose cukup terkejut. Melihat Jaehyun yang ternyata menunggunya, di depan pintu kepala sekolah.

Kenapa Jaehyun membuang buang, waktunya, untuk menunggunya? Padahal Rose kan bisa diantar oleh staff guru bukan?

Kenapa?

"Lo budek?" Jaehyun semakin menatapnya datar, begitu ia menyadari bahwa gadis bodoh itu tak melakukan pergerakan sama sekali.

"Harus ekstra sabar gue, sama manusia begok kek lo." Lantas karna kesal, Jaehyun menarik tangan Rose.

Rose hanya bisa mengikuti tarikan di lengannya, dengan sedikit tergesa. Ya, karna perbedaan langkah kaki mereka berdua yang begitu kentara.






•••




Seluruh perhatian siswa siswi, terpusat pada Jaehyun yang sedang menarik lengan seorang perempuan.

Menjadikannya, bahan gosipan tak bermutu, yang hanya membuang-buang waktu.

Memang ya, kebiasaan kita membicarakan seseorang, itu tidak bisa di ubah sama sekali. Seperti sudah menjadi tradisi turun menurun.

Sama seperti korupsi, yang tak pernah hilang eksistensinya dari negeri ini.

"Jae. Dia,"

"Siapa?"

Semakin heboh lah, bisik bisik tetangga, yang ada di dekat Jaehyun. Begitu Cindy, kekasih Jaehyun menghadang jalannya.

Jaehyun berdecak malas. Sungguh tujuan akhirnya hanyalah, duduk di bangku kelasnya, sambil menunjukan arah ke kelas baru untuk perempuan yang tengah ia gandeng.

Tapi, kenapa pula Jaehyun harus repot repot, menunjukkan arah jalan kelas, ke Rose. Kan ada banyak staff guru bukan?

"Bukan urusan lo."

Jawaban yang cukup menohok bagi Cindy, dalam diam ia mengerang penuh kesal. Lalu menarik tangan Jaehyun untuk memberhentikannya.

"Gue. Berhak!" Cindy berujar dengan pelan, namun penuh penekanan, terlebih lagi manik matanya menatap dalam Jaehyun.

Jaehyun berdecih, lalu menarik tangannya, yang di tahan oleh Cindy.

Tersenyum miring, Jaehyun memojokkan Cindy ke sudut tembok. Melepaskan genggaman tangan Rose.

Dan ya, semua murid sontak menahan nafas, dengan pekikan pekikan kecil dari mulut mereka.

"Lo siapa gue?"

Cindy, menatap Jaehyun kecewa.

Hey! Siapa yang tidak kecewa? Cindy dan Jaehyun baru saja beberapa hari berpacaran, dan Jaehyun kini, tak menganggap nya?

Brengsek.

"Gue, pacar lo!" Jawab Cindy pelan penuh penekanan. Matanya mulai berair.

Jaehyun mendengus, lalu menjauhkan wajahnya, dari wajah Cindy. "Pacar ya? Kalo gitu,"

"Mulai sekarang. Kita putus."

"Brengsek!"

Plak

"BAJINGAN!!" 

Jaehyun memegang pipinya yang menjadi, pusat tamparan dari Cindy. Cukup perih, namun tak seberapa dengan luka yang ia tanggung selama ini.

"Salah lo, mau pacaran sama orang brengsek." Kata Jaehyun, sambil memandangi Cindy dengan tatapan rendah.

"Gue gak sebego yang lo kira Cin. Mau morot harta gue kan? Itu kan tujuan lo pacaran sama gue?"

"Kalo gak punya duit, ya kerja bego. Bukan jadi lonte."

"SETAN!"

Jaehyun menahan lengan Cindy di udara, yang hendak menamparnya lagi.

Jaehyun tersenyum tipis, melihat Cindy yang kini benar benar, menatap nya penuh amarah.

Ah, Jaehyun merasa senang.

Senang, karena melihat seseorang menatap nya dengan tatapan benci, seperti ini.

"Gue saranin, lo keluar dari sekolah ini. Karna apa?"

"Lo bakal jadi bual bualan murid murid disini." ucap Jaehyun, sambil melirik murid murid yang tengah menatap pertengkaran mereka.

Dan juga, perempuan bodoh yang hanya bisa mematung, dengan semua yang terjadi saat ini.

"Lo! Brengsek!" Cindy menghempaskan tangannya, secara kasar.

"Itu tabiat gue, kalo lo lupa." saut Jaehyun, sebelum meninggalkan Cindy di tengah bisikan para murid murid yang tengah bergosip ria.

"Jaehyun tidak apa?" Rose bertanya, matanya tak bisa lepas dari pipi kanan Jaehyun, yang sedikit memerah.

"Gilee, Jaehyun emang brengsek si. Jan heran lo pea,"

"Gue kasian sama si Cindy anjir, belom juga morotin duitnya, eh udah malah diputusin di depan umum lagi,"

"Gak heran, si kalo si Cindy ngejual diri. Orang gaya idupnya aja sok iye, padahal kondisi kantong nya mah, memperihatinkan sekalii kwk."

"Oh, ternyata lonte."

"Gue, yakin dia pasti bakal pindah sekolah."

Cindy bergetar. Menatap seluruh murid yang mengomentari dirinya secara negatif. Nafasnya tersengal-sengal, ditambah dengan debaran jantung yang terus tak bisa ia kontrol.

"ARGGGGHHHH!!"

"Anjing dia sikopet ya!?"

"Eh, ngapa teriak?"

"Dih, gilaa."






TBC





Ditulis pada : 29 - 09 - 2021

❝Angel❞ [Jaerose End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang