28 : Kenapa Begitu Sesak?

1.1K 179 6
                                    

"Goblok."

"Gak usah sok-sokan ye anying! Di kroyok kan jadi nya!" Taeyong mengumpat kesal, pada Mingyu yang hanya diam menatap jarum jam, yang masih menunjukkan pukul lima subuh.

"Ya maap Yong."

"Lagi ada masalah?"

"Cerita ke gue bangsat. Jan di pendem."

Mingyu melirik Taeyong sebentar, lalu menghela nafasnya panjang.

"Mina hamil."

"Owh Mina hamil. HAMIL?!" Taeyong melotot, menatap Mingyu tak percaya.

"Bacot lo gak usah gede gede bangsat!"

"Kok bisa?!" Dengan polosnya Taeyong bertanya, ingin rasanya Mingyu membuang Taeyong ke bantar gebang.

Namun mustahil.

Tubuhnya penuh luka lebam, bahkan lengannya hampir patah. Salahnya sendiri si nyari ribut ama genk nya Bangchan.

Jadilah di kroyok.

Gak gentle, masa iya mainannya kroyokkan.

"Ya gue ama dia skididpapap lah bangsat! Pake nanya lagi!"

Taeyong mengerjap. "Maksud gue tuh! Emang lo gak pake pengaman?"

"Gak. Sempit anying, sesek gue nya."

Taeyong menatap Mingyu gemas, dengan tangan yang saling mengepal.

"Terus gimana, mau lo nikahin si Mina?"

"Mina pendarahan. Nyawa calon anak gue melayang." Lirih nya pelan, membuat Taeyong mematung tuk beberapa saat.

"Terus Mina?"

"Di Rumah Sakit Sari Asih"

"Sama?"

"Sendirian."

"Mingyu goblok!" Selepas ia memaki, Taeyong beranjak keluar, mengabaikan panggilan dari Mingyu.

"Yong!!"

"Yongyong!!"

"Taeyong assuuu!!!"



•••


"Halo Jen."

"Kamu bisa ke Rumah Sakit Sari Asih gak, sekarang?"

"Mina keguguran, Si Mingyu tolol malah ninggalin dia sendirian. Gih kamu temenin, nanti jam sepuluh atau sembilan aku bakal kesana."

"Hmm. Makasi ya."

Setelah selesai bertelfon dengan sang kekasih. Taeyong terdiam sebentar.

Tunggu.

Perasaan, Jaehyun hendak kesini bukan?

Taeyong menatap layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi.

"Si Jaehyun, kenapa belom dateng anjing?" Tanyanya resah.

"Tapi, gak mungkin dia ketangkep lagi kan?"


•••

Mentari telah menyapa bumi, memancarkan aura kebahagiaan tuk sebagian orang, yang menyambut hari dengan suka cita.

Rose terbangun. Mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya dari sinar mentari yang masuk, lewat tirai jendela.

Melenguh pelan, sebelum menguliatkan tubuh nya hingga suara bunyi dari tulang terdengar. Sebuah kenikmatan tersendiri untuk menyambut pagi hari ini.

Rose melirik kearah sekitar.

Lampunya masih padam.

Belum dinyalakan, padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.

Biasanya Jaehyun, sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, lalu membangunkan dirinya, dan turun kebawah menantinya tuk sarapan bersama Mingyu dan Mina.

Rose tersentak.

Lalu turun dari ranjang, dan mengecek kamar mandi.

"J-jaehyun."

Tidak ada.

Rose keluar dari kamar. Lampu ruang tengah padam.

Seharusnya sudah menyala, kenapa tidak ada kegiatan disini.

Lalu Rose, meraba dinding, hingga ia menemukan saklar lampu, dan menekannya hingga cahaya dari lampu menerangi ruang tengah yang kosong.

"M-mina? M-mmingyu?"

"Jaehyun?"

"Kalian dimana?"

Rose tak menemukan salah satu dari mereka.

Seluruh sudut apartemen sudah ia cari, berharap menemukan mereka. Namun kenyataannya tidak ada.

Nafas yang sesak, mulai menggerayangi tubuh Rose. Ia menekan dan memukul kecil dadanya, menetralkan detak jantungnya.

Sembari mensugesti bahwa semuanya akan baik baik saja.

"Jaehyun.." lirihnya, tubuhnya bersandar di dinding yang dingin, lengan lengannya masih setia memukul kecil bagian dadanya.

"Jaehyun." Kini tubuhnya meringkuk di lantai yang dingin.

Air matanya keluar. Rasa sesak semakin membelenggu dirinya.

Kenapa begitu sesak?

Seolah denyut jantungnya dipaksa berhenti bekerja. Bibirnya yang mungil bergetar sembari terus merintih.

"Jaehyun dimana. Rose takut disini."

"Jaehyun.."

"Jaehyun.."

"Jaehyun."

"Rose takut. Disni terlalu sunyi.."








TBC


❝Angel❞ [Jaerose End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang