"Yang, lain kali kamu gak boleh gitu."
"Omongan kamu tuh tajem tau."
"Kalo Rose, sakit hati gimana sama omongan kamu?" Mingyu mendengus, mendengar pembelaan Mina terhadap Rose.
"Aku cuma takut yang," Lirih Mingyu. Mereka berhenti, begitu lampu merah menyala.
"Aku takut, kalo Jaehyun dipukul habis habisan sama ayahnya. Kamu tau sendiri kan, ayahnya Jaehyun tuh kayak gimana?"
"Ayahnya tempramen. Gampang main fisik."
"Jaehyun pernah koma, cuma karna dia ngebela pembantu, yang selama ini ngurus dia."
"Tau sendiri kan tabiat, Jaehyun. Suka cari masalah sana sini. Balik ke rumah orang tuanya, pasti digebukin abis abisan."
"Bukannya tobat, malah tambah liar, emang tolol si Jaehyun tuh! Nyari mati emang."
"Gimana, kalo Jaehyun digebukin lagi sama bapaknya, gegara cewek beban itu?"
•••
Kedatangan Jaehyun, menjadi perhatian siswa siswi yang ada di sekolah. Mereka berbisik ria, mengenai sosok perempuan dengan dress berwarna hijau, yang datang bersama Jaehyun.
Jaehyun tak terlalu, memperdulikan perhatian dari mereka. Toh dia sudah terbiasa menjadi perhatian publik.
Namun berbeda dengan Rose.
Dia merasa kurang nyaman, dengan disoroti oleh siswa siswi di sekolah. Terlebih lagi, ia merasa sedang di kuliti hidup hidup, melalui sorot mata para siswa siswi di sekolah.
"Turun." titah Jaehyun, dan Rose segera turun.
"Eh gila! Itu Jaehyun same sape cokk?"
"Si Cindy begimana nasibnya? Belom juga seminggu masa iya, si Jaehyun udah ada gandengan baru lagi?!"
"Lo, kek gak tau tabiat si Jaehyun brengsek Alvaro. Playboy tingkat kakap."
"Anjing, ganteng bangett, ceweknya juga mayan cuy,"
"Dah lah, mundur alon alon aja gue mah."
"Jangan, ngehalu jadi pacarnya Jaehyun, kalo lo cuma kutil badak."
"Potek anjing!"
Jaehyun menatap Rose dari atas hingga bawah. Lalu menghela nafas kasar.
Bodoh.
Kenapa Rose sangat bodoh?!
"Tolol. Lo gak make sendal dari tadi?"
Rose yang tadi menunduk, kini menatap Jaehyun dengan tatapan bodohnya. Lalu menggeleng pelan.
Lagi dan lagi, Jaehyun kini mengehela nafasnya kasar.
Sabar, Jaehyun harus sabar.
"Ikut gue."
•••
"Kasih seragam ke dia,"
"Pastiin dia sekelas sama saya."
"Tapi, nak Jaehyun. Itu tidak bisa. Kita memiliki peraturan peraturan yang harus ditaati."
Jaehyun tersenyum miring.
"Bapak pikir saya peduli? Gak sama sekali."Jaehyun pergi meninggalkan ruang kepala sekolah, meninggalkan Rose dan sosok kepala sekolah, yang masih terdiam.
Lagipun, tidak semua aturan di negri ini di patuhi.
Contoh kecilnya, ialah membuang sampah pada tempatnya. Namun masih banyak masyarakat di negeri kita membuang sampah sembarangan.
TBC
Idenya lagi mentok:)
Yok, kasih banyak vote supaya idenya mengalir dengan lancar hehe.
Terimakasih yang sudah meluangkan waktu, untuk membaca dan memberi vote untuk cerita amburadul seperti ini, hehe.
Tengkyuuu ❣️
-artantiwidi 🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Angel❞ [Jaerose End]
Fanfic-Jaerose Fanfic Rose harus menjalankan tugas terakhir nya dengan baik. Ya dengan baik, tanpa perlu melibatkan perasaan, bukan begitu seharusnya? ••• Ketika kehidupan Jaehyun yang damai, harus terganggu dengan kehadiran sosok gadis bodoh nan tolol...