Suara ketukan pintu terdengar.
Mina harap harap cemas. Selagi menunggu pintu terbuka. Jari jemarinya ia gigiti sedari tadi.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, Mina akhirnya telah sampai di rumah sang Ibu.
Rumah yang telah lama ia tinggali, karena suatu alasan.
"Iya, sebentar."
"Mina?"
"Ibu." Mina langsung memeluk tubuh Ibunya, yang terkejut akan kehadirannya. Terlebih lagi, dengan pakaian Mina, yang masih mengenakan seragam sekolah.
"Ibu,"
"Mina kangen."
Ibu Mina, dengan kaku, membalas pelukan penuh kerinduan dari anak semata wayangnya.
"Ibu juga." Sahutan lembut dari sang Ibu, membuat Mina tambah sesak rasanya.
Ibu Mina, melepaskan pelukan diantara mereka. Lalu menatap anak semata wayangnya, dengan seksama.
Anak semata wayangnya, telah kembali. Setelah pergi menghilang sekian lama.
Tangannya ia angkat, untuk mengelus surai sang anak. "Masuk dulu yuk? Biar enak ngobrolnya."
•••
"Diminum dulu teh nya. Baru kamu cerita ya." Sang Ibu mengulas senyuman hangat.
"Iya bu."
"Selama ini, kamu kemana aja Na?"
"Ibu khawatir sama keadaan kamu."
Mina tertunduk, memegang erat secangkir teh hangat ditangan nya. "Maafin Mina Bu."
"Mina salah."
"Sudah jangan bahas masalah itu. Kamu pasti cape kan baru datang?"
"Gih, istirahat." Titah sang Ibu, Mina mengangguk, lalu mengangkat tas sekolah, yang sudah terisi baju sehari hari.
Karena sebelum ke terminal, Mina menyempatkan diri untuk kembali ke Apartemen, untuk mengambil baju bajunya.
"Kamu bisa tidur di kamar tamu ya Na? Kamar kamu yang dulu udah di isi sama Yuna."
Pernyataan dari sang Ibu, membuat Mina terhenyak sebentar, sebelum tersenyum, kecewa.
"Iya Bu."
•••
Jaehyun terkapar dengan tubuh yang mengenaskan.
Penuh dengan luka lebam.
Dia pingsan, dengan aliran darah keluar dari hidungnya. Alvaro tersenyum miring, ia hempaskan balok yang menjadi senjatanya, memukul Jaehyun, dengan sembarang.
Seonggok balok itupun, tak luput dari tetesan darah.
Alvaro mengelap wajahnya yang berkeringat. Lalu berjalan keluar, meninggalkan Jaehyun yang terkapar mengenaskan. Tanpa rasa bersalah;justru ia malah bersiul siul ria, selama berjalan.
Hingga akhirnya, langkahnya terhenti, begitu melihat gadis yang tadi bersama putranya, tengah tertidur dengan posisi telentang, condong ke kiri.
Lengannya masih di rantai.
Sebuah ide terbesit di pikiran nya. Seringai bak rubah licik kembali terukir diwajahnya.
Alvaro mendekat kearah Rose, lalu tanpa basa-basi, ia tendang wajah ayu yang tengah tertidur pulas, hingga menimbulkan ringisan kencang dari Rose.
Alvaro belum puas. Maka ia kembali menendang, kali ini tepat di punggung Rose, hingga membuat gadis itu kembali merintih.
"Gara gara kamu. Anak saya jadi begajulan." ucapan pelan namun mengintimidasi, terucap.
"Akhh!"
Rose berteriak hebat. Dadanya diinjak dengan sangat keras, membuatnya mengeluarkan rintihan yang sangat kencang.
"Mati kamu!"
"Akhhh!!"
Alvaro meninggalkan tubuh Rose, yang masih merintih kesakitan, selepas di injak untuk kedua kalinya.
Kalau saja dering telfon tak mengganggu acara bersenang senangnya. Maka ia dengan semangat menyiksa gadis yang telah membuat anaknya, menjadi begajulan.
Atau, kalau perlu ia setubuhi gadis itu hingga tewas?
Salah satu pilihan yang bagus bukan?
"Jaehyun.."
"Rose takut disini."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Angel❞ [Jaerose End]
Fiksi Penggemar-Jaerose Fanfic Rose harus menjalankan tugas terakhir nya dengan baik. Ya dengan baik, tanpa perlu melibatkan perasaan, bukan begitu seharusnya? ••• Ketika kehidupan Jaehyun yang damai, harus terganggu dengan kehadiran sosok gadis bodoh nan tolol...