Jaehyun sepertinya, memiliki dua kepribadian ya?
Sikap Jaehyun kembali berubah. Semenjak seminggu berlalu, atas kejadian yang terjadi di Mansion sang ayah.
Sikapnya, kembali dingin, bodo amat dengan keadaan sekitar. Dan ya, kembali pada dunia balap motor, serta kembali memainkan perasaan para wanita.
Rose, heran.
Kenapa Jaehyun mendiaminya selama seminggu ini. Walau masih berangkat bersama, dan masih tidur satu ruangan.
Jaehyun iriittt sekali berbicara. Sekali berbicaranya, hanya Ya dan Tidak. Atau yang lebih parah, hanya berupa anggukan kepala, gelengan kepala, atau decakan kekesalan.
•••
"Mingyu."
Ah ya, hubungan antara Mingyu dan Rose, masih seperti itu itu saja, tidak ada perubahan.
Mingyu yang merasa terganggu dengan kehadiran Rose. Dan Rose yang berusaha berbuat baik di hadapan Mingyu, agar Mingyu tidak risih dengan kehadirannya.
Mingyu, melirik datar Rose, yang terdiam dengan posisi berdiri sembari menunduk.
"Tck, paan?" sautnya, dirinya masih dipusingkan dengan sang kekasih yang hilang kontak selama seminggu.
Mina menghilang tanpa kabar. Kabar terakhir yang Mingyu ketahui adalah, saat ia dan sang kekasih bertukar cerita melalui sambungan telfon.
Hingga detik ini, Mingyu berusaha untuk tidak panik terlebih dahulu. Ia mencoba memberikan waktu kepada sang kekasih, untuk menghabiskan waktu bersama keluarga nya.
Karena Mingyu tahu, bahwa sang kekasih telah pergi dari rumah selama 2 tahun lamanya.
"Boleh, Rose berbicara?" pertanyaan polos di sertai dengan tatapan bodoh itu, membuat Mingyu kembali mendecakkan lidahnya.
"Ya ngomong tinggal ngomong. Repot amat."
Rose mengangguk kaku, lalu perlahan berjalan mendekat, dan duduk di sebelah Mingyu.
Mereka berbincang di meja makan, sekedar informasi saja.
"Boleh Rose bertanya?"
Mingyu gemas. Jadi ingin membunuh Rose deh.
Mingyu tatap wajah polos Rose, dengan jengkel. Jari jari tangannya, sudah mengepal gemas. "Gak ada yang larang anying! Lo kalo pengen nanya kek! Mo ngomong! Tereak, kaga ada yang larang! Asal lo tau tempat aja."
"Kapan Jaehyun balap lagi?"
"Lusa malem. Kenapa? Mau ikut lo?" Tebak Mingyu dengan intonasi yang tak bersahabat.
"Hehe, boleh?" Rose menyengir Pepsodent.
"Izin dulu sono ke dianya."
"Terimakasih Mingyu."
•••
"Jaehyun." Panggilan pelan namun penuh kelembutan, teruntai begitu Rose membuka pintu kamar Jaehyun, dan mulai memasuki ruangannya, dengan perlahan.
Ia, menatap Jaehyun yang tengah melakukan Vidio call? Mungkin dengan kekasihnya.
Karena ia enggan mengganggu kegiatan Jaehyun, maka dari itu ia memilih berdiri di sisi kasur yang berhadapan langsung dengan Jaehyun.
Kurang lebih selama 20 menit Rose berdiri, menunggu kegiatan sang lawan bicara yang ia ajak, hingga selesai.
"Ya?"
Rose menatap Jaehyun dengan ragu ragu, melihat wajah Jaehyun yang datar, membuatnya kembali menundukkan wajahnya.
Dengan tangan yang saling meremas, Rose memberanikan diri untuk meminta izin,"Jaehyun. Rose boleh ikut tidak?"
Jaehyun masih terdiam, menunggu kelanjutan kalimat dari bibir Rose. Namun sebelum itu,"Kalau lagi ngomong. Biasain tatap lawan bicaranya. Gue di depan lo. Bukan dibawah sana."
"Eh? Iya."
"Maaf."
"Jadi?" Kini Jaehyun bertanya akan maksud Rose.
"Eumm jadi gini Jaehyun."
"Rose boleh ikut Jaehyun balapan?"
"Gak."
"Ahh!! Jaehyun ayolahh!" Rose merengek, lalu berjalan menaiki kasur, menggoyang goyangkan tubuh Jaehyun, dengan rengekan yang belum terhenti.
"Rose takut di rumah sendirian."
"Mina, sedang tidak ada di apartemen sejak seminggu yang lalu Jaehyunnn."
"Boleh ya? Ya? Ya? Yaaaa?"
Jaehyun terdiam sebentar. Benar kata Rose. Kalau dia meninggalkan Rose sendiri di apartemen, lalu terjadi gempa bumi, dan Rose tertimpa puing puing bagaimana?
Eh? Kenapa pikirannya bisa melenceng jauh hingga kesana?
Arghh! Sadar Jaehyun sadar!
"Jaehyun? Kenapa menggeleng-gelengkan kepala euh?"
"Gak."
"Gue kesana sama pacar gue. Lo ikut kesana mo naek apa?"
"Gak cukup motornya, mau gue taro di pentil ban?"
"Ish!"
"Tentu saja tidak! Kan ada Mingyu. Rose bisa ikut bersama dia."
"Jadi bagaimana?"
"Rose boleh ikut?" Matanya berbinar, membuat Jaehyun jadi riskan untuk menolak harapan dari Rose.
"Hmm. Tapi inget! Disana lo, jangan ampe kepisah sama Mingyu."
"Kalo gak lo, deket deket aja sama Taeyong atau gak sama pacarnya."
"Siap Jaehyun!! Terimakasih yaaa!"
"Ah iya! Jaehyun terus seperti ini ya?"
"Rose gak suka, Jaehyun yang irit bicara."
"Terkesan kaku, dan anti sosial."
"Kejadian yang lalu, biarlah berlalu. Mari memulai semuanya tanpa bayang bayang kejadian kemarin!"
"Janji?"
"Apaan si dih," walaupun mulut nya berujar demikian, tapi jari kelingking nya menyambut jari kelingking dari gadis yang tengah tersenyum bahagia dengan menatap kedua jari kelingking mereka yang saling bertautan.
TBC
Mood nulisku hancur T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
❝Angel❞ [Jaerose End]
Fanfic-Jaerose Fanfic Rose harus menjalankan tugas terakhir nya dengan baik. Ya dengan baik, tanpa perlu melibatkan perasaan, bukan begitu seharusnya? ••• Ketika kehidupan Jaehyun yang damai, harus terganggu dengan kehadiran sosok gadis bodoh nan tolol...