5

7.3K 542 13
                                    



















ʕっ•ᴥ•ʔっ








Aran, ia sedang berusaha menidurkan gadisnya itu. Menggendongnya ala koala, mengelus punggungnya, namun tetap saja gadisnya itu tidak tertidur.

"Kok belum tidur"Chika menggeliat, kali ini ia sangat susah tidur, karena ia sedang sakit, akibat mandi hujan kemarin, dan pastinya Aran memarahinya.







FLASHBACK ON






Diluar terlihat hujan yang tidak terlalu deras, dan tampak seorang gadis yang bernama Chika itu, tertarik untuk bermain dengan hujan.

Ia pun berlari keluar kamarnya, menuruni tangga, mencari sang mamah untuk meminta izin bermain hujan.

"Mah"panggil Chika.

"Kenapa sayang"tanya Aya mengelus kepala Chika.

"Chika boleh main hujan?"tanya Chika polos.

"Ga boleh, nanti kamu sakit, terus Aran marah sama kamu mau?"Chika menggelengkan kepalanya.

"Nah ya udah, mending kamu tidur aja Gih sana"kata Aya. Chika memanyunkan bibirnya, ia tak ingin tidur, kali ini ia ingin  bermain hujan untuk pertama kalinya.

Chika pun berjalan menuju ruang tamu, terlihat pintu rumahnya yang terbuka, terlihat jelas hujan yang sangat menarik baginya.

"Keluar aja deh, kan mamah ga tau"ucap Chika, ia pun berjalan keluar.

Chika membasahi tangannya dengan air hujan, tampaknya tidak terlalu dingin. Ia memajukan tubuhnya sedikit terkena air hujan, membuat separuh tubuhnya basah.

Hal itu membuat gadis itu terlihat bahagia. Entah lah, kenapa Chika tampak bahagia, mungkin karena ia tak pernah main hujan.

Ia pun mencoba membasahi dirinya semua, di tengah hujan itu. Dan dengan sekejap tubuh Chika basah terguyur hujan.

Namun tak berapa lama, Tampa ia sadari, ada seorang pria menggendongnya ala koala, membuat Chika tersentak kaget.

"HHUUAAA LEPASIN!!! Chika mau main hujan"namun pria itu tetap membawa Chika untuk masuk ke dalam rumah.

"Astaga Chika, Aran kok kalian basah kuyup kayak gini"kaget Aya.

"Mandi hujan dianya"ucap Aran dingin, menatap Chika tajam, membuat Chika mengalihkan pandangannya.

"Aran bawa Chika ke kamar dulu ya mah"Aya menganggukkan kepalanya.

"Iya, pergi mandi ya, biar ga sakit"Aran mengangguk mengerti, ia berjalan dengan masi menggendong Chika.

Aran menjatuhkan tubuh Chika yang basa ke tempat tidur, lalu Aran memposisikan dirinya di atas tubuh Chika. Kedua tangannya memapah tubuhnya agar tidak menimpah tubuh gadisnya itu.

"Hukuman ini kayaknya cocok buat kamu"ucap Aran dengan suara beratnya. Membuat Chika merinding mendengarnya.

"Tenang sayang, sakitnya cuman sebentar kok"ucap Aran.

"Kamu mau ngepain hiks"tangis Chika. Ia memberontak, namun ia tetap kalah, karena kekuatan Aran lebih besar dari dirinya.

"Kita mulai dari mana, atas, atau langsung masuk kebawah"Chika menggelengkan kepalanya, jujur ia sangat takut melihat Aran seperti ini.

Aran mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir pink milik Chika, mamun Chika dengan cepat menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, agar Aran tidak dapat mencium dirinya.

Aran tersenyum tipis, ia menjatuhkan tubuhnya di sebelah Chika, memeluk erat tubuh Chika.

Chika mendusel di dada bidang milik Aran, mencari kenyamanan di sana. Ia tau, Aran ga akan mungkin merusak dirinya, sebelum sah menikah.

Tapi ia tetap takut jika Aran mengerjainya seperti tadi.

"Mandi yuk, nanti sakit"Chika menggelengkan kepalanya.

"Ga mau, Chika mau tidur"ucap Chika manja, mempererat pelukannya.

"Iya, nanti ya habis mandi, basah basah gini ga dingin hm?"Chika mendongakkan kepalanya, lalu ia menggelengkan kepalanya.

"Mandi ya, kalau gak aku pulang aja deh"ucap Aran ingin melepaskan pelukan Chika.

"Iya iya, chika mandi"ucap Chika.

"Ya udah, kenapa masih meluk?"tanya Aran.

"Gendong.."ucap Chika memanyunkan bibirnya.

Aran pun bangkit, Chika merentangkan tangannya dan Aran pun menggendong Chika ala koala. Ia membawa gadisnya itu masuk ke dalam kamar mandi.







FLASHBACK OFF








"Tidur sayang"ucap Aran mengelus punggung Chika.

"Eenghh, pusing kepalanya hiks"ucap Chika menangis di tengkuk leher Aran.

"Bandel banget di bilang jangan mandi hujan, mandi juga"ucap Aran, menidurkan tubuh Chika di kasur.

"Hhuuaaa gendong Aran hiks"tangis Chika sambil merentangkan tangannya.

Aran menghela nafasnya, ia mendudukkan dirinya di samping Chika.

"Sini"Aran menepuk paha nya.

Chika pun duduk di atas paha Aran, meletakan kepalanya di dada bidang milik Aran.

"Pusing hm?"Chika mengangguk. Aran pun memijat kepala Chika, agar gadisnya itu bisa tertidur dengan tenang.

"Tidur ya"Chika mengangguk, ia mengeratkan pelukannya di pinggang Aran, mendusel mencari kenyamanan di dada bidang milik Aran.

Tangan kiri Aran mengelus punggung gadisnya, dan tangan kanannya memijat kepala gadisnya.

"Jangan pergi"ucap Chika pelan.

"Aku ga bakal pergi sayang, aku akan selalu sama kamu"ucap Aran mengecup kening Chika.

10 menit berlalu kini Chika sudah tertidur pulas, Aran merubah posisi Chika untuk tidur di kasurnya.

Secara perlahan agar gadisnya itu tidak terbangun dari tidurnya. Aran menyelimuti tubuh Chika. Namun gadisnya itu terusik.

"Hiks Aran peluk""ucap Chika merentangkan tangannya, matanya sayup-sayup menahan kantuk.

"Iya iya, sini aku peluk"ucap Aran masuk dalam selimut itu dan berbaring di samping Chika.

Chika memeluk tubuh Aran dengan erat. Seakan akan jika pelukannya itu terlepas, Aran akan pergi darinya.

"Sssstttt tidur ya.."ucap Aran mengelus punggung Chika agar gadisnya tertidur kembali.

Rasa kantuk itu datang kembali, saat Aran mengelus punggungnya dengan lembut. Chika pun terlelap tidur, menaruh kepalanya di dada bidang milik Aran.

Aran mencium bibir pink Chika. Mengelus pipi chubby gadisnya itu.

"Kamu milik aku selamanya, good night my little girl"Aran pun ikut tertidur pulas memasuki alam mimpi, menyusul Chika di sana.










Tak berapa lama, seorang wanita paruh baya membuka pintu kamar Chika. Melihat putrinya dengan nyaman tertidur di pelukan Aran.

Ia tersenyum melihat hal itu, tak Maslah bagian jika Aran tidur berdua dengan putrinya itu, asalkan Aran bisa menjaga nafsunya.

"Semoga kalian bisa terus bersama"ucap Aya menutup kembali pintu kamar Chika,  membiarkan sepasang kekasih itu tertidur pulas di sana.


















TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang