Mobil Aran terlah memasuki area sekolah, ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus untuk mobil dirinya.
"Yuk turun"Chika menggelengkan kepalanya cepat, terlihat dari wajahnya sedikit takut, entah apa yang ia takutkan.
"Kenapa hm?"Aran mengusap pipi chubby Chika, ia tau pasti gadisnya ini sedang ketakutan. Karena Chika adalah orang yang sangat takut akan keramaian, apa lagi bertemu dengan orang-orang baru.
"Takut.."cicit Chika.
"Jangan takut ya, kan ada aku"ucap Aran sambil mencium pipi Chika.
"Turun ya"Chika mengangguk, Aran langsung turun dari mobilnya, ia berlari ke arah samping, membukakan pintu untuk gadisnya itu.
Chika pun keluar, Aran langsung menggandeng tangan mungil milik Chika. Ia berjalan menuju kelas 10 IPA 1 yang berdekatan dengan kelasnya, karena ia yang meminta sendiri kepada kepala sekolah ini.
"Belajar yang pinter ya"ucap Aran sambil mengelus rambut Chika.
Chika memanyunkan bibirnya, Aran langsung saja mencubit pipi chubby milik Chika.
"Kenapa cemberut hm?"
"Takut, mau sama kamu aja"ucap Chika dengan suara anak kecilnya.
"Jangan takut ya, nanti kalau ada yang jahatin kamu, lapor sama aku aja, biar aku bunuh orangnya"Chika menggelengkan kepalanya cepat.
"Jangan di bunuh kasian"ucap Chika polos.
Aran terkekeh gemas melihat kepolosan Chika, ga mungkin juga kan, kalau ia membunuh orang karena sudah menjahili gadisnya, terlalu berlebihan.
"Ya udah sana masuk, nanti pas istirahat aku jemput ya"Chika menganggu, ia pun memasuki kelasnya. Aran langsung pergi meninggalkan kelas Chika, ia pergi menuju kantin.
************
"Bos kita dah datang aja nih"ucap salah satu dari 3 orang yang duduk di meja kantin, ia bernama Arya, temen Aran dari pertama masuk SMA, sikapnya itu receh banget, suka ngelawak, jadi kalau berteman sama Arya asik deh.
"Datar Mulu muka lu ran, kayak triplek"sahut seseorang yang bernama Mirza. Temen Aran dari kecil, ia saudaranya Chika, mamah nya Chika adalah adik dari mamahnya Mirza. Bahkan Aran sangat berterima kasih kepadanya, karena sewaktu SMP dulu Mirza membawanya ke rumah Chika, dan tanpa di duga Aran suka peda anak dari tantenya itu.
Aran dan Chika sudah berpacaran dari Aran kelas 2 SMP hingga sekarang ia menginjak kelas 12 SMA.
"Ga ada lika-likunya tuh muka"ucap seseorang yang bernama zevanio bisa di panggil dengan Zee. Ia teman Aran dari awal masuk SMP. Sifatnya sangat kalem, tapi kalau sudah bersama teman temannya, sifatnya berubah menjadi bar bar, petakilan, suka ngerjain orang, tapi Aran seneng kalau ada Zee yang selalu bantuin dia saat ia sedang ada masalah.
"Sarapan ran?"tawar Mirza.
"Ga deh, gw udah makan"
"Denger denger lu gandeng cewek ya ke sekolah"tanya Zee. Ya selama ini Zee dan Arya tidak mengetahui kalau Aran punya pacar.
"Iya"jawab Aran singkat.
"Cantik ga?"tanya Arya. Mirza, ia hanya menyimak pembicaraan ketiga temannya itu.
"Cantik, awas lu pada naksir, gw patahi tuh leher"jawab Aran dingin.
"Gw nanya doang, lagian kan belum jadi pacar lu kan?"tanya Arya lagi.
"Udah"
"Ha?! Serius lu, kapan!"tanya Zee heboh.
"5 tahun yang lalu"kata Aran.
"Hahaha, ran ga usah bercanda, 5 tahun yang lalu, lu aja jomblo"tawa Arya. Mirza hanya menggelengkan kepalanya."Bener kata Aran, dia udah punya pacar. Pacarnya saudara gw"kata Mirza.
Arya dan Zee menatap tak percaya. Seorang Aran yang sangat dingin ini mempunyai pacar? GAK MUNGKIN!.
"Serius lu?"ucap Arya.
"Iya loh Bambang"kata Mirza.
"Kok lu ga kasih tau ke kita berdua kalau lu punya pacar!"ucap Zee tak terima, karena sahabatnya yang satu ini tak pernah bercerita tentang kisah cintanya.
"Bukan urusan lu"ucap Aran meninggalkan mereka bertiga.
"Ahk! Sinting tuh anak!"
***************
Bel istirahat berbunyi, Chika telah memiliki satu teman di kelasnya, namanya Dey. Dia temen sebangku Chika, jadinya mereka akrab deh.
"Chik, ke kantin yuk"ajak Dey.
Chika terdiam, ia memikirkan menerima ajakan Dey atau tidak. Soalnya Aran bilang tadi, ia akan menjemputnya di kelas.
"Mau gak?"tanya Dey lagi.
"Ya udah deh, yuk"
Jinan dan Chika tidak langsung pergi ke kantin, mereka mampir di kelas 10 IPA 3.
"Ngepain ke sini?"tanya Chika.
"Jemput temen gw, ga papa kan?"Chika menggelengkan kepalanya.
Dan tak berapa lama, keluar lah 2 orang dari kelas itu, menghampiri Chika dan Dey.
"Lama banget sih kalian berdua!"ucap Dey kesal, pasalnya ia dan Chika sudah menunggu mereka dari 10 menit yang lalu.
"Sorry tadi nyiapin catatan dulu"
"Eh ini siapa?"
"Owh kenalin, Chika, anggota geng baru kita"ucap Dey memperkenalkan Chika kepada kedua orang temannya.
"Hai"ucap Chika polos.
"Ih... Lucu banget deh, kenalin nama gw Jinan"mengulurkan tangannya ke arah chika.
"Chika"jawab Chika membalas uluran tangan Jinan.
"Kenalin gw Eli, lu kalau gabut ke rumah gw aja, kita nanti bakar bank sama sama"ucap Eli mengulurkan tangannya ke Chika.
Chika mengulurkan tangannya membalas uluran tangan Eli.
"Emang bank boleh di bakar ya?"ucap Chika, sambil menatap polos ketiga teman barunya itu.
Sontak Jinan menepuk jidatnya melihat kepolosan temen barunya yang satu ini.
"Aduh... Polos banget nih anak"ucap Jinan.
Eli dan Dey hanya terkekeh melihat kepolosan Chika.
"Boleh aja Chik, kalau ga ketauan"Chika menganggu mengerti dengan ucapan Eli.
"Nanti deh kapan kapan aku ke rumah kamu, kita bakar bank bareng bareng"Jinan kembali menepuk jidatnya melihat kepolosan Chika.
Sepertinya mereka bertiga harus menjaga Chika dengan sebaik mungkin, agar pikirannya yang polos itu tidak di isi oleh keburukan.
"Aduh jangan chik, ga boleh bakar bank"ucap Jinan panik.
"Kenapa, kata Eli tadi boleh, ya kan Eli?"Eli menganggu antusias, ia sangat senang mengerjai temen baru plus polos itu.
"Tuh kan boleh"lanjut Chika.
"Gak, ga boleh! Entar lu masuk penjara mau?"Chika menggelengkan kepalanya.
"Dan lu Eli, lu tuh jangan ngajarin yang enggak enggak, polos nih bocah soalnya!"ucap Dey.
"Iye iye, gw bercanda aja tadi"Chika hanya menatap polos ke arah ketiga temannya yang sedang berdebat itu.
"Kok jadi pada ribut sih.. jadi ke kantin ga?"tanya Chika mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Jadi!"jawab mereka bertiga serentak.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran [Telah Terbit]
Fiksi Remaja"Aran mau peluk" "sini"Aran menggendong Chika ala koala, mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur. Chika meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana. "jangan tinggalin aku"ucap Chika di dalam sana. "ga akan...