Aran berjalan memasuki kamar Chika, dengan menggendong Chika yang masih terlelap di pelukan Aran.
Perlahan Aran membaringkan tubuh mungil gadisnya itu ke ranjangnya. Chika terusik, ia membuka matanya karena merasakan kalau Aran tidak lagi ada di pelukannya.
"Hhuuaaa Aran hiks, peluk...."rengek Chika, ia merentangkan kedua tangannya, agar Aran memeluk dirinya.
"Sssstttt jangan nangis ya"ujar Aran.
Pria itu membaringkan tubuhnya di samping Chika, ia memeluk erat tubuh mungil gadisnya itu. Tak lupa juga ia mengelus lembut punggung gadisnya agar tertidur pulas kembali.
Aran menatap setiap inci wajah polos Chika saat tertidur. Sesekali ia mengecup pipi chubby milik gadisnya itu.
"Jauh jauh, ga mau cium!"rengek Chika, ia menyingkirkan wajah Aran dengan kedua telapak tangannya.
Aran terkekeh gemas melihat gadisnya itu, ia mengecup bibir Chika sekilas, lalu ia kembali mengelus punggung gadisnya itu.
"Sssstttt tidur lagi ya..."gumam Aran, ia memeluk erat tubuh Chika.
Chika mendusel di dada bidang milik Aran, mencari kenyamanan di sana. Setelah 10 menit berlalu, terlihat Chika yang sudah tertidur pulas.
Perlahan Aran melepaskan pelukannya, lalu ia kembali menyelimuti tubuh gadisnya itu.
"Aran pulang ya, i love you"gumam Aran.
***
Keesokan paginya, seorang gadis terusik dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Perlahan ia membuka matanya, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamarnya.
"Aran..."panggil Chika sambil mengucek matanya.
"Aran mau peluk..."ucap Chika dengan suara seraknya.
Chika terdiam sebentar, ia mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu. Setelah beberapa menit, ia kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamarnya.
"Aran kemana...?"ucap Chika.
"Aran, mau peluk..."mata Chika mulai berkaca-kaca.
Chika memanyunkan bibirnya, ia terus mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamarnya, namun tetap saja, tidak ada Aran di sana.
"Hiks Aran Chika mau peluk..."tangis Chika, ia berjalan menuju kamar mandi, melihat apakah ada Aran di sana.
"Hhuuaaa Aran hiks peluk..."tangis Chika merentangkan kedua tangannya.
Chika berjalan keluar dari kamarnya, ia menghampiri mamahnya yang berada di dapur menyiapkan sarapan pagi.
"Mamah hiks, Aran ga sayang sama Chika hiks"tangis Chika mengadu kepada Aya.
Aya menoleh ke belakang melihat putrinya yang sudah menangis.
"Loh sayang, kenapa nangis?"ucap Aya menghampiri Chika. Ia memeluk putrinya itu.
"Hiks, Aran ga ada, Chika mau peluk hiks"tangis Chika dalam pelukan Aya.
"Udah jangan nangis dong sayang, Aran kan baru sembuh, ga mungkin dia kesini, Aran kan harus istirahat"jelas Aya.
"Mau Aran mamah"cicit Chika.
Aya menggelengkan kepalanya."Aran ga bisa datang ke sini sayang, Aran harus istirahat"
"Hhuuaaa Aran hiks, Chika mau Aran, mau peluk"tangis Chika menghentak hentakan kakinya kelantai.
Aya menghela nafasnya kasar, mau tak mau ia harus menelpon Aran untuk datang ke sini.
***
Aran bergegas memakai jaketnya, lalu ia keluar dari kamarnya. Terlihat Aran yang sangat tergesa-gesa, membuat Shania mengerutkan keningnya.
"Aran, kamu mau keman?"tanya Shania.
"Aran pergi sebentar ada urusan"
"Tapi kamu baru sembuh sayang!"
Aran tak memperdulikan ucapan mamahnya, ia berjalan menuju mobilnya. Aran menancapkan gas mobilnya, meninggalkan pekarangan rumahnya.
Di tengah perjalanan, ia mampir ke minimarket membeli es krim rasa coklat dengan jumlah yang cukup banyak. Setelah selesai, ia kembali mengendarai mobilnya.
Selang beberapa menit, ia sampai di pekarangan rumah Chika. Ia berjalan masuk ke dalam rumah Chika, tak lupa juga ia membawa es krim yang ia beli tadi.
"Eh Aran udah dateng, itu anaknya lagi nangis di kamar"ucap Aya.
"Ya udah mah, kalau gitu Aran ke kamar Chika dulu ya"ujar Aran.
Aya mengangguk kepalanya. Aran berjalan menuju kamar gadisnya itu. Perlahan ia membuka pintu kamar Chika, terlihat gadis itu tengah duduk bersandar di atas ranjangnya.
"Sayang..."panggil Aran.
Chika yang mendengar suara itu pun langsung berlari, dengan sigap Aran menggendong tubuh mungil gadisnya itu.
Aran mengelus punggung gadisnya, ia berjalan menuju sofa, mendudukkan dirinya di sana. Terlihat Chika yang masih mendusel di tengkuk leher Aran.
"Aran jahat"ucap Chika pelan.
Aran mencium pipi chubby Chika."maaf ya, Aran ga datang tadi"
"Mau es krim?"Chika membangkitkan kepalanya, menatap ke arah es krim yang Aran pegang.
"Mauuu!"ucap Chika antusias.
Aran membukakan bungkus es krim itu, lalu memberikannya kepada Chika.
"Pelan pelan sayang makanya"ucap Aran, mengelap sudut bibir Chika yang belepotan es krim.
"Aran ga mau?"tanya Chika menyodorkan es krimnya ke Aran.
"Ya udah kalau ga mau"ucap Chika, ia melanjutkan memakan es krimnya.
Tak berapa lama, Chika telah selesai memakan es krimnya, ia memanyunkan bibirnya. Aran yang melihat gadisnya seperti itu, membuatnya sangat gemas.
Aran mengecup bibir Chika sekilas."kenapa hm?"
"Mau jalan-jalan"ucap Chika dengan suara anak kecilnya.
"Mau jalan?"Chika menganggukkan kepalanya.
"Ya udah siap siap, kita jalan jalan"ujar Aran yang membuat Chika tersenyum senang.
"Yey, jalan jalan!"ucap Chika lalu mencium pipi Aran.
Chika berlari menuju kamar mandi untuk bersiap siap pergi jalan-jalan bersama Aran.
Aran hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah gadisnya itu.
"CEPETAN NANTI ARAN TINGGAL!"teriak Aran.
"AAAAA ARAN GA MAU HIKS!"rengek Chika yang terdengar oleh Aran.
"Makanya cepetan!"ujar Aran.
"Iya tunggu, jangan tinggalin"
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aran mau peluk" "sini"Aran menggendong Chika ala koala, mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur. Chika meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana. "jangan tinggalin aku"ucap Chika di dalam sana. "ga akan...