Cie, bentar lagi novelnya keluar nih😳❤️
Aran berjalan menggendong Chika ala koala. Terlihat gadisnya itu yang sedang merengek minta pulang karena ia tak mau sekolah.
"Hhuuaaa Aran ga mau sekolah hiks, mami mau pulang!!"tangis Chika, ia memukuli punggung Aran.
Terlihat, murid murid menatap gemas ke arah dua sejoli ini. Aran yang posesif dan Chika yang manja plus polos, menambah daya tarik hubungan percintaan mereka di mata orang lain.
"Aaaaaaa ga mau, mami mau bobok hiks!"tangis Chika.
Aran tak perduli dengan ucapan Chika, ia terus berjalan menuju kelas gadisnya itu.
Aran memasuki kelas Chika, terlihat Dey Eli dan Jinan yang melongo melihat Chika yang mengais di gendongan Aran."Hhuuaaa Aran mau pulang, hiks ga mau sekolah!"ucap Chika.
Aran menurunkan Chika, mendudukkan gadisnya itu di samping Dey. Terlihat Chika yang masih menangis, membuat Aran menghela nafasnya.
"Diem!"desis Aran.
Chika terdiam dari tangisnya, mulutnya ia tutup rapat-rapat agar Aran tidak mendengar suara tangisnya itu. Namun, mata Chika masih berkaca-kaca, bahkan air mata itu akan terjatuh ke bawah.
"Sekolah ya, nanti Aran belikan es krim, mau?"tanya Aran.
Chika menganggukkan kepalanya."mau.."ucap Chika manja.
"Jangan nangis lagi ya?"ucap Aran mengelus kepala Chika.
"Iya"sahut Chika.
"Ya udah, Aran keluar ya"ucap Aran meninggalkan kelas Chika.
"Dada..."ucap Chika melambaikan tangannya kepada Aran yang sudah keluar dari kelasnya.
"Enak bener jadi Chika"ucap Eli.
"Makanya cari pacar kalau mau"sahut Jinan.
"Kalau My baby Aran mah gw mau aja"ujar Eli.
"Di cincang lo sama Chika"ujar Dey.
Chika hanya menatap polos ke tiga temannya, bahkan ia tak tau apa yang sedang di bahas oleh ketiga temannya itu.
***
Bel istirahat berbunyi, Aran dan teman temannya berjalan menuju kantin. Terlihat kantin yang belum ramai, membuat mereka leluasa memesan dan memilih tempat duduk yang nyaman.
"Ollan, pesen sana!"ucap Mirza.
"Anjir, kenapa gw sih!"gerutunya kesal.
"Kalau ada Arya, ya gw suruh Arya aja"jawab Mirza.
Arya sedang tidak bersekolah, karena ia harus pergi ke luar kota untuk menjaga neneknya yang sakit.
"Udah Gih sana pesen!"ucap Mirza.
Ollan pergi memesan makanan mereka bertiga. Tak selang beberapa menit, Ollan membawa pesanan mereka.
"Tuh makan!"ucap Ollan.
"Santy lah anjir, lo kayak nyuruh babu lu aja"desis Mirza.
Ollan tank menjawab ucapan Mirza, ia hanya memakan makanannya dengan tenang.
Brak!!
"Anjing!!"ucap Aran, Zee dan Mirza.
"Bangsat lo, main gebrak aja!"kesal Ollan kepada adik kelas yang menggebrak meja mereka.
"Mau sakratul maut kayaknya dia"ucap Mirza yang melihat adik kelasnya yang seperti kehabisan nafas.
"Ngepain lo?!"tanya Aran dingin.
"Em itu kak, c-chika.."
"Chika? Kenapa, kenapa sama cewek gw?"
"C-chika nangis karena bukunya di sembunyikan sama Raka"
Aran berlari menuju kelas Chika, meninggalkan kedua temannya di sana.
"Mir, kejar gw takut tuh anak malah bunuh si Raka lagi"ucap Ollan panik.
"Ayok!"ucap Mirza berlari menuju kelas Chika.
Aran membuka kasar pintu kelas Chika, terlihat rahangnya yang mengeras melihat gadisnya yang tengah menangis di mejanya.
"Kenapa hm?"tanya Aran, ia mengelus lembut kepala Chika.
Chika menggelengkan kepalanya, ia tak mau Aran berantem karena dirinya.
Aran menatap keseluruhan murid yang berada di kelas itu.
"Siapa yang sembunyikan buku Chika?"tanya Aran dingin.
Semua murid yang berada di sana tak berani menjawab, termasuk Dey yang sudah keringat dingin.
"JAWAB!!"bentak Aran.
"R-raka kak yang nyembunyikan"jawab salah satu murid.
"Mana yang namanya Raka?!"
Semua murid menunjuk ke arah laki laki yang berada di pojok kanan yang sedang berduduk santai.
"Lo, sini!!"teriak Aran.
Raka berjalan mendekati Aran dengan santai tanpa ada rasa takut.
"Balikin buku Chika!!"bentak Aran.
"Satuy lah, gak usah nangis mintanya"ucap Raka terkekeh kecil.
Aran mengepal kuat tangannya, ingin sekali ia segera menghajar laki laki songong yang berada di hadapannya ini.
"Nih gw balikin, jangan nangis lagi"ucap Raka remeh.
Aran mengambil buku itu, ia berjalan berbalik ke arah Chika. Aran melempar buku itu lalu berbalik menghadap Raka. Aran langsung memukul kuat perut Raka hingga sang empu tersungkur ke lantai.
Aran tersenyum miring, ia berjalan mendekati Raka. Aran menarik kera baju Raka, ia memaksa laki laki itu berdiri. Setelah Raka berdiri, Aran langsung memukul habis habisan Raka hingga babak belur.
"Aran hiks, udah, Chika takut"ucap Chika memeluk tubuh Aran dari belakang.
"Sekali lagi gw liat lo gangguin Chika, gw bakalan beri pelajaran lebih dari ini"desis Aran.
Aran menggendong Chika ala koala, ia membawa gadisnya keluar kelas itu. Aran berjalan menuju ruang rahasia yang berada di sekolahnya itu.
Aran berjalan menuju kasur yang berada di ruangan itu. Ia meletakkan tubuh Chika di atas kasur itu. Lalu ia ikut berbaring di samping gadisnya.
"Tidur ya"ucap Aran.
Chika menganggukkan kepalanya, ia memeluk erat tubuh Aran. Mendusel di dada bidang milik Aran, mencari kenyamanan di sana.
Aran terus mengelus punggung gadisnya agar tertidur pulas. Chika yang nyaman dengan hal itu, tak membutuhkan waktu lama untuk membuatnya terlelap.
Aran mencium pipi chubby Chika, lalu ia juga mencium bibir pink Chika sekilas.
"Tidur yang nyenyak sayang"gumam Aran.
Ia mulai memejamkan matanya juga, menyusul Chika kedalam mimpinya.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aran mau peluk" "sini"Aran menggendong Chika ala koala, mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur. Chika meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana. "jangan tinggalin aku"ucap Chika di dalam sana. "ga akan...