29

3.5K 375 15
                                    




















Fiony berjalan mendekati kelas, terlihat di dalam kelas itu sudah ada teman temannya Aran. Fiony berjalan menuju mejanya, terlihat wajahnya begitu pucat dengan tangannya yang ia remas.

"Lo kenapa?"

Fiony masih terdiam, tatapannya kosong.

"Fio lo kenapa!"

"G-gw ga papa"ucap Fiony gelagapan.

"Lo kok kayak ketakutan gitu?"

"Gw ga papa Zee!"ucap Fiony.

"Lo kalau ada apa apa bilang sama gw"ujar Zee.

"Iya"jawab Fiony singkat.

Zee kembali menghampiri teman temannya.

"Kenapa dia?"tanya Mirza.

"Ga tau gw, di ditanya juga bilang kagak papa"sahut Zee.

"Aneh banget"ujar ollan.

***

Di kantin, teman temannya Aran sedang anteng memakan makanannya. Mereka bertiga sibuk dengan fikirannya masing masing, bagai mana mencari keberadaan Aran.

"Hey"

Zee, ollan, dan Mirza menoleh ke arah sumber suara itu.

"Kenapa fio?"tanya Mirza.

"A-aku mau ngomong sesuatu sama kalian"ucap Fiony gugup.

"Ngomong aja, kok bilang bilang"ujar Zee.

"T-tapi ini penting"

"Tentang?"

"A-aran"ucap Fiony dengan menundukkan kepalanya.

Sontak ketiga teman Aran menatap serius ke arah Fiony.

"Apa yang lo tau tentang Aran?"tanya Mirza dengan penuh selidik.

"Gw g-ga tau apa apa soal hilangnya Aran, t-tapi..."ujar Fiony menjeda ucapannya.

"Tapi apa?!"ucap ollan yang tak sabar.

"T-tapi gw tau Aran di mana"ucap Fiony sambil meremas jarinya, karena takut teman temannya Aran marah kepadanya.

"Lo tau Aran dimana, kenapa gak kasih tau ke kita sih!"ucap Mirza.

"Terus Aran di mana?"tanya Zee.

"A-aran ada di gedung ****, Rehan bakalan bunuh Aran di sana, jam 9 malam ini"

Brak!

"LO TAU DARI MANA TENTANG REHAN!!"bentak Mirza, ia menggebrak meja kantin, membuat semua murid yang berada di sana melihat ke arah mereka.

Tubuh Fiony bergetar, kali ini ia benar-benar sangat takut dengan amarah Mirza.

"Sssstttt,udah Jagan marah marah sama Fiony. Tanya baik baik bisa kan?"ujar Zee menenangkan Mirza.

Mirza memejamkan matanya, ia menarik nafasnya dalam-dalam.

"Fiony, lu tau Rehan dari mana?"ujar Mirza dengan sebisa mungkin tidak membentak Fiony.

"G-gw di ajak kerjasama dengan Rehan, b-buat memisahkan Chika dan Aran"

"Terus..."ucap Mirza, matanya memerah, tangannya ia kepal kuat-kuat.

"Rehan sekap Aran k-karena gw sekap Chika k-kemarin"ujar Fiony kini ia telah menangis.

"Bangsat!"umpat Mirza.

Mirza langsung pergi meninggalkan kantin, di ikuti oleh ollan dan Zee.

"Hiks, maafin gw Aran"lirih Fiony, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

***

Mirza, ollan dan Zee pergi ke markas mereka. Ia meminta kepada kedua temanya itu, agar malam ini membawa Aran pulang dengan keadaan selamat.

"Gw ga mau tau, malam ini, Aran harus kita selamatkan!"

"Sepertinya, kita harus mantau terlebih dahulu, dan juga kita harus bawa beberapa bodyguard nya Aran"saran Zee yang di angguki oleh ollan.

"Gw setuju sama Zee, kita bertiga ga bakalan bisa ngelawan, gw yakin bakalan banyak penjaga di gedung itu"ujar ollan.

"Gw bakalan ke rumah Aran, untuk meminta bantuan sama papahnya"ucap Mirza.

***

Mirza berlari menuju lantai dua, ia terlihat tergesa gesa. Mirza membuka pintu kamar Chika. Terlihat gadis itu benar benar sangat kacau, gadis itu benar-benar kurus sekarang.

"Adek..."panggil Mirza, ia menghampiri Chika yang sedang duduk di sudut ruangan itu.

"Chika kenapa di lukai tangannya?"ucap Mirza melihat beberapa goresan yang berada di tangan Chika.

Chika diam, ia tidak menjawab ucapan dari Mirza.

"Chika mau ketemu sama Aran?"tanya Mirza, yang berhasil membuat Chika menatap ke arahnya.

"Mau ketemu Aran?"tanya Mirza lagi.

Chika menganggukkan kepalanya.

"Nanti kita ketemu sama Aran ya"

"B-beneran?"ucap Chika pelan.

"Iya, tapi Chika harus makan dulu, liat nih"ucap Mirza menatap tubuh Chika yang amat miris.

"Kamu kurus banget, entar Aran marah, terus Aran pergi lagi mau?"tanya Mirza yang dibalas gelengan cepat oleh Chika.

"Makan ya"ujar Mirza.

"Iya Chika makan"





















TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang