26

3.6K 335 6
                                    





















Aran menggendong Chika masuk ke dalam rumahnya Chika. Terlihat kedua orang tua gadisnya yang tengah menunggu kepulangan mereka berdua.

"Aran, Chika kenapa?"ucap Aya langsung menghampiri Aran, ia mengelus lembut kepala putrinya yang sedang tertidur pulas di gendongan Aran.

"Syukur Chika sudah ketemu"ucap vino.

"Aran bakalan cari orang yang udah sekap Chika di gedung tua itu"ujar Aran.

"Perlu papah bantu?"tanya vino.

"Ga usah pah, Aran bisa sendiri"ujar Aran yang di balas anggukan oleh vino.

"Ya udah Aran, bawa Chika ke kamarnya ya, kasian banget, sampai sembab gitu matanya"lirih Aya, melihat miris ke arah putrinya.

Aran berjalan menuju kamar Chika, ia perlahan membaringkan tubuh mungil gadisnya itu ke kasur. Aran menyelimuti tubuh Chika. Setelah itu ia mengecup kening Chika.

"Tenang sayang, Aran bakalan bunuh orang yang nyulik kamu"gumam Aran.

Aran berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Chika terusik, ia membuka matanya melihat Aran yang sudah tidak ada di pelukannya lagi.

"Hiks, Aran kemana... Hiks Chika takut mau peluk"ujar Chika mendudukkan dirinya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamarnya namun tetap Aran tidak ada.

"Hhhuuaa Aran mau peluk hiks, Aran Chika takut..."ujar Chika menangis, ia merentangkan kedua tangannya.

"Aran mau peluk hiks..."

Tak berapa lama Aran keluar dari kamar mandi, ia melihat gadisnya yang tengah menangis. Aran buru buru menghampiri gadisnya itu.

"Sayang kenapa nangis hm?"tanya Aran, ia memeluk erat tubuh Chika.

"Hiks, Aran pergi, Chika takut"ucap Chika di sela tangisnya.

"Sssstttt, jangan takut ya, Aran ga pergi"ujar Aran mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur kembali.

"Aran jangan pergi"ujar Chika, ia mulai mengantuk, karena elusan lembut dari Aran.

"Iya sayang, Aran ga pergi"

Aran terus mengelus punggung Chika, terlihat terpaan nafas Chika yang sudah teratur menandakan gadisnya itu sudah tertidur pulas.

Aran membaringkan Chika, ia menyelimuti tubuh Chika, lalu ia mengecup kening dan kedua pipi chubby Chika.

Aran berjalan meninggalkan kamar Chika, ia berpamitan pulang kepada kedua orang tua Chika.

"Ga nginap aja ran?"tanya vino.

"Ga deh pah, Aran pulang aja, nanti papah mamah nyariin lagi"ujar Aran yang di balas anggukan oleh vino.

"Ya sudah hati hati ya"ujar Aya.

Aran bersalaman kepada vino dan Aya, setelah itu ia berjalan menuju mobilnya. Aran menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Chika.

Jalan kota sudah tampak sepi, karena sudah menunjukkan pukul satu malam. Aran melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Aran melirik ke arah kaca spion mobilnya, terlihat segerombolan pemotor dengan wajah yang memakai topeng mengikuti mobilnya. Aran tersenyum miring, ia menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Terjadilah aksi kejar kejaran antara Aran dan segerombolan pengendara motor itu. Aran terus mencap gasnya untuk menghindari mereka, namun sialnya Aran tetap saja berhasil di kepung.

"Turun lo!!"bentak salah satu pengendara motor itu.

"Sial!"ucap Aran.

Dengan terpaksa Aran keluar dari mobilnya. Ia menatap datar ke arah para pria bertopeng hitam itu.

"Mau apa kalian?!"

"Gw mau--"ucap pria bertopeng itu terhenti, pria itu melayangkan pukulan tepat di rahang Aran, membuat Aran sedikit terhuyung ke belakang.

Aran mengusap dara yang keluar dari sudut bibirnya."bangsat!"

Aran menghajar pria itu dengan brutal, tak ada cela buat pria itu melawan Aran.

Bugh!

"Mau lo apa anjing!!"

Bugh!

Aran terus memukul kuat seluruh tubuh pria itu, membuat pria itu terbaring lemah di tanah.

"UHUK UHUK!! Sialan kalian semua, hajar dia bodoh!!"ucap pria itu.

Aran melihat ke arah pria yang turun dari motornya. Jumlah mereka sangat banyak, kemungkinan besar Aran akan kalah dengan mereka.

"Sial, seharusnya gw telpon Zee"gerutu Aran kesal.

Mau tak mau ia harus melawan 50 pria bertopeng itu sendiri. Awalnya Aran bisa menangkis dan membalas pukulan dari mereka. Namun karena jumlah mereka yang sangat banyak, membuat Aran ke habisan tenaga dan tak sanggup untuk melawan mereka semua.

Bugh!

Aran tersungkur ke tanah, wajah Aran yang sudah sangat babak belur. Aran terus terbatuk mengeluarkan darah dari mulutnya, ia memegang perutnya yang amat sakit karena terkena tendangan keras dari salah satu mereka.

Salah satu dari mereka mendekati ke arah Aran, yang sudah terbaring tengkurap di tanah. Pria itu membuka topengnya, lalu tersenyum licik ke arah Aran.

Aran terkekeh saat mengetahui siapa orang itu."l-lo bukan cuma bangsat, t-tapi lo juga cupu, m-mainnya keroyokan"

Pria itu mengepal tangannya kuat-kuat, ia menginjak kepala Aran, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Ahk!!"rintih Aran.

"Lo masih berani ya ngata ngatain gw, seharusnya lo berterima kasih sama gw, karena gw ga bunuh lo!!"

"Bos Rehan, pak Rian memerintahkan untuk membawa orang ini ke gudang!" Ujar salah satu pria bertopeng itu.

Rehan menyingkirkan kakinya dari kepala Aran."bawa dia!"

Aran di bopong oleh beberapa pria itu. Aran sudah tidak sadarkan diri saat Rehan menginjak kuat kepalanya.

"Kelar hidup lo Aran Hitto!!"gumam Rehan.

Yok bisa yok di baca🤣

Yok bisa yok di baca🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang