Untuk chapter selanjutnya akan di private jadi kalau mau baca lanjutannya follow akun ini dulu ya biar bisa baca ☺️
*****
Di rumah Aran, tampak tentram dan damai. Malam ini keluarganya makan malam bersama. Tak seperti biasanya, sang papah yang sering pulang larut malam, dan mamahnya yang sering menghabiskan waktunya untuk merancang pakaian di butiknya, membuat Aran sedikit tidak terlalu dekat dengan mamah dan papah nya.
"Aran"panggil Bobby.
"Iya pah"sahut Aran.
"Papah boleh minta tolong sama kamu?"
"Minta tolong apa pah?"
"Tolong ya, urus perusahaan papah yang berada di Bali untuk beberapa Minggu kedepan"ujar Bobby.
Aran terdiam sebentar memikirkan ucapan papahnya, lalu ia menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan papahnya itu.
"Iya, Aran bakalan urus perusahaan papah"
"Oke, besok sore, kamu berangkat ke Bali, papah udah pesan tiket pesawatnya"Aran menggunakan kepalanya mengerti. Lalu ia melanjutkan makannya yang sempat terhenti.
***
Aran memarkirkan mobilnya di halaman rumah Chika, ia melihat mobil asing yang berada di depan rumah gadisnya itu. Karena tingkat penasarannya terlalu tinggi, ia memutuskan untuk masuk kedalam rumah itu.
"Permisi"ucap Aran memasuki rumah Chika.
Aya menghampiri Aran yang masih berdiri di depan pintu, padahal biasanya main nyelonong masuk aja.
"Aran, udah dateng, Chika nya lagi tidur, kamu langsung ke kamar Chika aja ya"ujar Aya, yang dibalas anggukan kecil dari Aran.
Aran pun berjalan menuju kamar Chika yang berada di lantai dua, ia melewati ruang tamu, terlihat di sana ada satu pria tua dan wanita tua. Aran menyimpulkan kalau itu adalah nenek dan kakeknya Chika.
"Siapa dia Aya?"ujar kakek tua itu yang bernama Rian.
"Dia pacarnya Chika pah?"jawab Aya tersenyum tipis ke arah kedua orang tua dari suaminya itu.
Terlihat dari raut wajah Rian dan istrinya yang tampak tak suka dengan Aran. Padahal mereka baru saja ketemu dengan laki laki itu.
"Kayak berandalan"gumam wanita tua yang bernama Dila.
Aya menghela nafasnya, tak habis pikir kenapa kedua orang tua yang berada di hadapannya itu. Menilai seseorang dari penampilannya saja, tanpa mengenal sisi baik dari hatinya.
"Kamu membiarkan cucu saya berpacaran dengan laki-laki berandalan itu?"ujar Rian dengan nada yang tak suka.
"Aran enggak berandalan pah, dia baik, cuman penampilannya aja yang begitu"gumam Aya lembut.
"Owh, nama si anak berandalan itu Aran"kata Reni sambil menganggukkan kepalanya.
"Jauhkan cucu saya dari laki-laki berandalan itu Aya"
***
Aran memasuki kamar Chika, terlihat gadisnya itu masih menutupi setengah tubuhnya dengan selimut. Aran berjalan menuju kasur Chika, ia menjongkok badannya, untuk mensejajarkan diri dengan wajah gadisnya itu.
Aran mencium kening Chika, kalau ia mengelus pipi chubby Chika, ingin sekali ia menggigit pipi chubby milik gadisnya itu.
"Sayang bangun"ucap Aran, menepuk pipi Chika pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aran mau peluk" "sini"Aran menggendong Chika ala koala, mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur. Chika meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana. "jangan tinggalin aku"ucap Chika di dalam sana. "ga akan...