16

4.2K 371 44
                                    



























































Mobil Aran melaju dengan kecepatan normal, menuju kafe dimana ia akan berjumpa dengan client nya. Aran mengajak Raquel untuk pergi ke cafe itu bareng dirinya saja. Raquel sesekali melirik wajah tampan Aran yang sedang fokus saat menyetir. Ia sangat senang bisa berdekatan dengan anak dari bosnya itu.

"Kamu mau terus menatap saya atau ikut turun?"tanya Aran dingin.
Raquel tersadar, ia mengalihkan pandangannya sambil menggaruk tengkuk lehernya."m-maaf pak Aran"

Aran memutar bola matanya malas, ia turun dari mobilnya di ikuti oleh Raquel. Mereka berjalan berdampingan, membuat beberapa pelanggan cafe itu menatap mereka berdua, yang mungkin di kira sepasang kekasih.

"Maaf sudah menunggu lama"ujar Aran kepada client nya.
"Ah.. tidak apa pak Aran, saya juga baru saja datang"ujarnya.
"Ya sudah, kita mulai bahasa kerja samanya"ucap Aran.

Waktu terus berlalu, dan akhirnya pertemuan dengan client itu selesai. Kini dimeja yang tadinya di isi oleh empat orang, kini tinggal Aran dan Raquel saja. Mereka memesan makanan terlebih dahulu sebelum pulang.

Raquel terus memandangi Aran yang sedang fokus memakan spaghetti nya. Sampai sampai makanan itu hanya ia aduk aduk saja. Aran menatap sekilas ke arah Raquel, ia menghela nafasnya. Aran begitu risih saat Raquel menatapnya terus terusan.

"Apakah dengan memandang saya, perutmu akan kenyang?"tanya Aran dingin.
Raquel tersentak kaget, ia jadi salah tingkah, saat Aran tau kalau dia sedang memperhatikan wajah tampan Aran.
"Maaf pak"ujarnya canggung.
"Cepat habiskan makanan mu, kamu saya antar pulang"ujar Aran.

Raquel tersenyum senang saat mendengar Aran akan mengantarkan dirinya pulang ke rumah.
"Makasih pak Aran"ujarnya tersenyum manis.
"Hm, tolong jangan manggil saya pak, panggil saja Aran"jelas Aran.
Raquel mengangguk kepalanya."iya Aran"

"Ahk! Di suruh manggil nama doang dong, tanpa embel-embel pak"batinnya, tersenyum manis menatap Aran.


***

Tok tok tok!

Rehan mengetuk pintu rumah Chika, tak berapa lama pintu itu terbuka, menampilkan Aya yang menatap datar ke arah Rehan.

"Ngepain kamu kesini?!"tanya Aya ketus.
"Malam Tante, saya ke sini mau ajak Chika makan malam"ujarnya menampilkan senyum manisnya.
"Gak, Chika gak boleh keluar bareng kamu"tolak Aya mentah-mentah.
Rehan mendengus kesal."saya di suruh om Rian buat ajak Chika makan malam, tanpa ada penolakan"ujarnya.

Menarik tubuh Aya untuk menyingkir dari depan pintu. Rehan berjalan masuk dan berteriak memanggil Chika.
"Chika keluar kamu!"teriak Rehan.

Vino yang tadinya tenang dalam memakan masakan dari istrinya, kini terganggu dengan teriakan dari Rehan.
"Siapa kamu, masuk ke rumah orang, teriak teriak gak sopan!"desis vino.
"Maaf mengganggu anda, tapi saya di sini mau jemput Chika"ujarnya.
"Chika, keluar ayo kita pergi!"teriak Rehan lagi.
"He! Kamu ini bisa gak, gak usah teriak teriak di rumah saya!!"bentak vino yang sudah terpancing emosinya.

Tak berapa lama, Chika keluar menghampiri seseorang yang berteriak memanggil namanya itu.
"Kenapa kau kesini? Apa mau mu?!"desisi Chika menatap tajam kearah Rehan.
"Penampilanmu sudah oke, ayo pergi makan malam bersama ku"ujar Rehan, langsung menarik lengan Chika secara paksa.
"Gak, lepasin, aku tak mau pergi mersam mu!"ujar Chika memberontak.

"Hey!! Lepas kan anak saya"teriak vino mengejar Chika hingga keluar rumahnya. Saat di luar, di depan rumahnya sudah terdapat Rian yang berada di sana, sambil tersenyum ke arah mereka semua.
"Rehan, bawa aja Chika makan malam, ingat jaga cucu saya baik baik"perintah Rian. Rehan hanya menganggukkan kepalanya saja, ia kembali menarik Chika dan menyuruh Chika untuk masuk kedalam mobilnya.

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang