45

5.4K 318 28
                                    

Satu bulan sudah berlalu, kasus tenggelamnya kapal VOC09 telah di tutup. Semua penumpang dinyatakan tewas tenggelam dan tidak dapat di temukan.

Chika, dia menjadi sosok yang pendiam, tidak pernah bawel. Hal itu membuat kedua orang tuanya merasa sedih akan perubahan putri mereka.

Seminggu yang lalu, dokter menyatakan kalau Chika mengalami depresi ringan. Aya dan Vino berusaha keras agar Chika kembali bahagia tanpa adanya Aran di sisinya.

"Sayang, makan dulu ya"

Chika tak menghiraukan ucapan Aya. Ia menatap lurus ke arah depan.

"Jangan gini nak, Aran pasti sedih liat Chika seperti ini"lirih Aya.

Chika menoleh ke arah Aya."aku ga perduli dengan Aran"

"Kenapa?"tanya Aya kaget.

"Aran saja tidak sayang sama Chika, kenapa Chika harus perduli dengan Aran?!"ucap Chika, pergi meninggalkan Aya.

"Chika!"panggil Aya.

"Chika, kamu mau kemana sayang!"

Chika tak memperdulikan Aya yang teriak-teriak memanggilnya. Ia pergi ke kamarnya, tak lupa mengunci pintunya.

Chika berjalan ke arah meja belajarnya, ia melihat bingkai fotonya dengan Aran. Terlihat di foto itu, mereka berdua yang tersenyum bahagia.

Chika mengambil bingkai foto itu, ia mengelus wajah Aran di sana.

Brak!

Chika membanting bingkai foto itu. Ia mengacak rambutnya frustasi. Chika menjatuhkan dirinya kelantai, memeluk kedua lututnya.

"Hiks, Aran jahat, Aran ga sayang sama Chika hiks!"tangis Chika.

"Jangan lari lari nanti jatuh"

"Mau es krim?"

"Jangan bandel, demam kan main hujan!"

"Maaf ya, Aran pulangnya kelamaan, jadinya ga bisa puk pukkin Chika pas tidur"

"Aaaaaa!!"teriak Chika.




***



Mirza dan kedua temannya, selalu memantau apa yang Chika lakukan di sekolah. Mereka akan menjaga dan menyayangi Chika seperti Aran.

"Gw kasian liat Chika"ucap Ollan.

"Iya, berubah banget tuh bocah. Dulu kayak bocil sekarang udah kayak dewasa banget anaknya"ujar Zee.

"Gw masih berharap suatu saat nanti Aran kembali"gumam Mirza.

"Gw juga berharap seperti itu"ucap Zee menepuk pundak Mirza.



***


"Chik, kamu mau pesan apa?"tanya Dey.

Chika menggelengkan kepalanya.

"Makan sedikit aja Chik, mau yah"mohon Eli.

Chika menghela nafasnya, lalu menganggukkan kepalanya membuat ketiga temannya tersenyum senang.

"Mau pesan apa, biar gw yang beli"ujar Jinan.

"Bakso, sama jus jeruk"ucap Dey.

"Batagor, minumannya samain kayak Dey"ucap Eli.

"Chika mau pesan apa?"tanya Jinan.

Chika terdiam, pikirannya di penuhi oleh ucapan larangan Aran untuknya.

"Jangan makan batagor, mie instan, minum es, dan makan gorengan. Itu ga baik buat kamu, ngerti?"

"Ngerti bos!"

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang