Jangan lupa follow ngab, sebagian cerita aku private :)
Di malam harinya, teman teman Aran sudah pada pulang, begitu juga dengan Chika. Awalnya Chika merengek tidak mau pulang, tapi saat Aran menatapnya dengan tajam, barulah Chika mau di ajak pulang karena ia takut jika Aran marah.
Sekarang Aran sedang memejamkan matanya, mengistirahatkan tubuhnya yang akhir akhir ini sangat sakit untuk di gerakan.
Shania, mamah Aran, ia pulang ke rumah sebentar untuk membersihkan dirinya, setelah itu ia akan kembali untuk menjaga Aran.
Saat Aran tengah asik memejamkan matanya, tiba tiba pintu ruang rawat Aran di buka oleh seorang gadis. Gadis itu berjalan mendekati Aran yang masih memejamkan matanya.
"Yah, dianya tidur"ucap gadis itu pelan, namun masih terdengar di telinga Aran.
Aran perlahan membuka matanya, ia melihat sosok gadis yang amat ia benci. Tapi jika gadis itu tidak membuatnya risih, mungkin ia tak akan benci dengan gadis itu.
"Ngepain kamu kesini?!"tanya Aran ketus.
Gadis itu tersentak kaget saat Aran tiba tiba terbangun dari tidurnya.
"Em anu itu..."
"Ngepain Fiony?!"
Fiony menarik nafasnya dalam dalam, ia menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang.
"Aran..."panggil Fiony pelan.
"Apa?"
"Maaf..."
"Untuk?"
Fiony terdiam sejenak."maaf udah s-sekap Chika, maaf gara gara aku, kamu jadi kayak gini"lirih Fiony. Ia menundukkan kepalanya, tak berani menatap ke arah Aran.
Aran tak menjawab ucapan dari Fiony, ia mengepalkan tangan. Ingin sekali ia menghabisi gadis yang berada di depannya. Tapi, ia tidak terlalu tega untuk membunuh seorang wanita.
"Keluar dari sini"ucap Aran dingin.
"Hiks, Aran maafin aku, a-aku tau aku salah, maafin aku Aran"ujar Fiony yang sudah menangis.
"Keluar fio!"
Fiony memegang pergelangan tangan Aran."maafin aku Aran, aku nyesel"
Aran menepis lengan Fiony, ia menatap tajam ke arah gadis itu.
"GW BILANG KELUAR YA KELUAR, LO TULI!!"bentak Aran.
Fiony menundukkan kepalanya, ia terisak dalam tangisnya."maaf Aran"
Fiony berjalan gontai menuju pintu ruangan rawat Aran. Ia membuka pintu itu, sebelum keluar, ia berbalik menatap Aran yang tengah menatap lurus. Fiony mengelap air matanya yang mengalir deras membasahi pipinya, lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan Aran.
***
Seminggu berlalu, kini Aran sudah di perbolehkan untuk pulang. Di dalam mobilnya, Chika duduk di pangkuan Aran, gadis itu mendusel di dada bidang milik Aran. Sesekali juga, gadis itu menggambar pola abstrak di dada bidang milik Aran.
"Tidur sayang"ucap Aran, Chika menghentikan aktivitas menggambarnya.
Ia buru buru memejamkan matanya. Tapi tak berapa lama, ia membuka matanya kembali, Chika mendongakkan kepalanya, menatap wajah tampan milik Aran.
"Aran..."panggil Chika.
Aran mengalihkan pandangannya ke arah gadisnya. Ia mengelus lembut punggung gadisnya.
"Kenapa hm?"Chika memanyunkan bibirnya.
"Mau es krim..."ucap Chika."yang banyak..."
"Mau es krim?"tanya Aran yang di balas anggukan oleh Chika.
"Pak, nanti berhenti di minimarket ya"ucap Aran kepada supirnya.
"Iya den"
"Yey, makan es krim"ujar Chika kesenangan.
"Bobok dulu, baru beli es krim"ujar Aran.
Chika memanyunkan bibirnya."mau es krim dulu baru bobok"
"Gak"ucap Aran datar.
"Aaaaaaa Aran es krim..."rengek Chika.
Aran menghela nafasnya kasar, sungguh, gadisnya ini membuatnya sedikit emosi.
"Enggak"desis Aran.
"Mau es krim Aran...."rengek Chika.
"Nurut Chika, aku bilang tidur dulu ya tidur dulu, ini udah malam, ga baik kamu makan es krim!"ucap Aran sedikit membentak gadisnya itu.
Chika menundukkan kepalanya, ia memanyunkan bibirnya. Chika meremas jarinya sendiri, matanya mulai berkaca-kaca, menandakan cairan bening akan jatuh dari sana.
Aran menggaruk kepalanya frustasi. Ia melihat gadisnya yang sudah terisak. Perlahan, Chika turun dari pangkuan Aran, gadis itu duduk di samping Aran, namun ia menatap ke arah jendela mobil, enggan untuk menatap ke arah Aran, karena ia benar benar takut saat Aran marah kepadanya.
Aran melihat ke arah Chika yang masih terisak dalam tangisnya. Aran menarik gadisnya itu kedalam pelukannya. Ia membawa Chika duduk kembali ke pangkuannya.
Bukannya berhenti menangis, Chika malah tambah menangis, bahkan semakin kencang.
"Sssstttt, jangan nangis ya"ujar Aran mengelus punggung Chika.
Chika menaruh kepalanya di tengkuk leher Aran. Ia memeluk erat tubuh Aran.
"Takut.."cicit Chika.
"Takut kenapa hm?"
"Takut Aran marah, hiks"tangis Chika.
"Aran ga marah kok, jangan nangis ya"bujuk Aran.
Aran mengelus pipi chubby milik Chika. Sesekali Aran mengecup kepala Chika. Aran terus mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur pulas.
Chika terus mendusel mencari kenyamanan di tengkuk leher Aran. Beberapa menit kemudian, dengkuran nafas Chika mulai teratur, menandakan gadis itu telah tertidur pulas.
Aran mencium pipi chubby Chika."selamat tidur princess"ucap Aran pelan.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aran mau peluk" "sini"Aran menggendong Chika ala koala, mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur. Chika meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana. "jangan tinggalin aku"ucap Chika di dalam sana. "ga akan...