19

4.1K 423 17
                                    



















Aran menggeret kopernya menuju seseorang yang sedang melambaikan tangannya.

"Lama banget sih lu pulangnya!"

"Yang penting gw pulang sekarang"jawab Aran datar.

Mirza, pria itu yang menjemput Aran di bandara, untuk Ollan dan Zee, tadinya ingin ikut, tapi mereka ada urusan masing masing.

"Lo pulang Chika ga lu kabarin?"tanya Mirza.

"Enggak, biar jadi kejutan"

"Bucin"cibir Mirza.

"Terserah gw"ujar Aran meninggalkan Mirza.

"Masih mending gw jemput lu!"gerutu Mirza kesal.



***


Mobil Mirza berhenti di depan rumah Aran.

"Lu ga mampir dulu?"

"Enggak dulu deh, gw mau pulang aja. Oh iya, jangan lupa lu temuin Chika, rewel banget bocahnya"

"Rewel gimana?"

"Kak Mirza, Chika rindu Aran, kak Mirza Chika pengen di peluk Aran, kak Mirza Chika mau makan di suapin Aran"ucap Mirza, menirukan suara Chika.

"Jijik gw anjir"ujar Aran menggeplak kepala Mirza.

"Sakit ege!!"

"Dah lu sana pulang"usir Aran.

"Dih ngusir, masih mending gw jemput lu!"ujar Mirza mulai menancapkan gas nya meninggalkan pekarangan rumah Aran.

Aran berjalan masuk kedalam rumahnya, ia tak melihat kedua orang tuanya berada di rumah, mungkin mamah dan papah nya lagi sibuk bekerja.

Aran berjalan menuju kamar, ia membaringkan tubuhnya sejenak. Lalu ia bangkit, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai, ia berjalan menuju lemari pakaiannya, memakai kaus hitam over size, dan celana pendek berwarna hitam. Ia berjalan ke nakas, mengambil kunci mobilnya.


***

Mobil Aran berhenti di depan rumah mewah yang sudah hampir sebulan ini tidak Aran kunjungi.

Aran keluar sambil membawa satu keresek es krim coklat. Ia mengetuk pintu rumah itu. Tak berapa lama keluar lah gadis cantik yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Ngantuk ya"ujar Aran mengelus kepala gadis itu.

Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatap wajah tampan milik Aran. Seketika gadis itu memeluk Aran dengan erat, menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Aran.

"Kangen Aran"cicit Chika.

Aran mengecup kepala gadisnya itu, Lalu ia menggendong Chika ala koala, membawa gadisnya itu masuk ke dalam kamarnya.

Aran mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Chika masih saja mendusel di dada bidang Aran.

"Ngantuk hm?"tanya Aran mengelus pipi chubby Chika.

Chika menganggukkan kepalanya."iya"

"Yah, padahal Aran bawa es krim"ujar Aran, sontak membuat Chika membangkitkan kepalanya menatap wajah Aran sambil mengucek matanya.

"Mana es krim chika"ujar Chika mengulurkan tangan kanannya, dan tangan kirinya masih mengucek matanya.

"Jangan di kucek matanya"ujar Aran memegang tangan Chika, lalu mencium pipi chubby Chika.

"Gemes banget sih"geram Aran mengesankan pipinya dengan pipi chubby Chika.

"Aaaa ga mau Aran, mau es krim"ujar Chika menyingkirkan wajah Aran dengan kedua tangannya.

Aran mengecup bibir Chika sekilas, lalu ia mengambil es krim yang ia beli tadi.
Aran membuka es krim itu, Lalu memberikan kepada gadisnya itu.

"Makasih Aran"ucap Chika mengecup pipi Aran.

Aran mengelus pipi chubby Chika, lalu ia merapikan rambut Chika yang sedikit berantakan. Chika masih duduk di pangkuan Aran, ia menatap Aran yang serius merapikan rambutnya.

"Aran mau"tanya Chika menyodorkan es krimnya.

Aran menggelengkan kepalanya, lalu mengecup bibir Chika. Aran memeluk erat tubuh mungil Chika, lalu meletakkan kepalanya di tengkuk leher gadisnya itu. Ia menghirup wangi tubuh Chika yang sangat ia rindukan.

Chika tak menghiraukan apa yang di lakukan oleh kekasihnya itu. Ia kembali memilih melanjutkan memakan es krimnya.

"Aran jahat, pulangnya lama"ucap Chika pelan.

Aran melepaskan pelukannya, ia menatap gadisnya yang memanyunkan bibirnya.

"Maaf ya"ujar Aran mengecup kening Chika.

Chika turun dari pangkuan Aran, ia berdiri di hadapan Aran. Aran hanya mendongakkan kepalanya, menatap apa yang akan di lakukan oleh gadisnya itu.

"Lihat ini"ucap Chika menunjuk dirinya sendiri.

"Tuh lihat"memutar badannya di hadapan Aran.

Aran masih diam menatap gadisnya itu.

"Chika jadi kurus gara gara Aran ga nyuruh Chika makan, Aran ga suapin chika makan, Aran juga ga puk pukkin dan peluk Chika pas tidur. Chika ga bisa tidur nyenyak tau!"ucap chika memanyunkan bibirnya, melipat kedua tangannya di dadanya.

Aran hanya terkekeh gemas melihat gadisnya yang memarahi dirinya itu.

"Cayang pacar Aran, sini sini"ujar Aran menarik Chika kembali duduk di pangkuannya.

Chika masih memanyunkan bibirnya.

"Maaf ya, maaf Aran ga ingatin Chika makan, maaf Aran ga puk pukkin Chika pas tidur"ujar Aran memeluk tubuh Chika.

"Jagan tinggalin Chika lagi"lirih Chika, tangannya menggambar pola abstrak di dada bidang milik Aran.

"Iya sayang"

"Tidur ya"ucap Aran, Chika mengangguk kecil di dalam dada Aran.

Chika mendusel mencari kenyamanan di sana, ia memeluk pinggang Aran posesif. Chika tak ingin Aran pergi meninggalkan dirinya lagi sendiri. Cukup hanya kemarin Chika uring uringan karena merindukan Aran.






Baca Gih ceritanya...

Baca Gih ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang