Aran sudah berada di rumah Chika sejak jam 5 pagi. Ia berjalan menuju kasur gadisnya itu. Chika masih dengan nyamannya membalut tubuh mungilnya dengan selimut tebal.
Aran menidurkan tubuhnya di samping Chika. Ia memeluk erat tubuh gadisnya itu, sesekali ia mencium bibir pink milik Chika.
Chika yang terusik, menggeliat dan membuka sedikit matanya. Ia melihat kekasihnya yang sudah berada di sampingnya. Chika langsung saja memeluk Aran, mendusel di dada bidang milik Aran, mencari kenyamanan di sana.
Aran mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur kembali. Setelah setengah jam, Aran mengelus pipi chubby milik Chika. Ia mencium pipi Chika bertubi-tubi, membuat gadisnya itu terusik.
Aran menggigit kecil pipi chubby Chika, membuat Chika kegelian karena perbuatan Aran.
"Aaaaa geli Aran....!"rengek Chika, menjauhkan muka Aran dari mukanya. Namun nihil, tenaganya tak terlalu kuat untuk menyingkirkan wajah Aran.
"Gemes banget sih..."ucap Aran, masih terus menciumi pipi chubby milik Chika, sesekali ia menggigit pipi bakpao itu.
"Aaaaaa ga mau di cium sama Aran, sanaaaa!!"rengek Chika, ia terus menjauhkan wajah kekasihnya itu.
Aran yang sudah puas memainkan pipi gadisnya itu, ia beralih ke bibir pink milik Chika. Aran mencium bibir yang selalu menggoda imannya itu.
Aran melumat bibir mungil Chika, Chika yang mulai terbuai dengan ciuman lembut dari Aran, Chika mengalungkan tangannya di leher Aran, dan ia mulai membalas ciuman dari kekasihnya itu.
"Eeenngghh"desah Chika saat Aran menggigit bibir bawahnya.
Aran memasukan lidah, mengobrak Abrik yang berada di dalam mulut Chika. Setelah beberapa menit, Aran melepaskan ciuman itu. Ia melihat gadisnya yang tengah menarik nafasnya dalam dalam. Chika yang di tatap Aran, ia merasa malu, Chika menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher Aran, ia memeluk erat pinggang kekasihnya itu.
Aran terkekeh gemas melihat Chika yang malu."kenapa hm?"
"Malu arannnn, ga mau di cium.."ucap Chika.
"Ga mau di cium, tapi tadi di bales?"goda Aran, sambil mengelus kepala Chika.
"Iiii ga mau sama Aran, Aran pergi aja"ucap Chika, namun ia tak melepaskan pelukannya.
"Ya udah Aran pergi aja"ucap Aran melepaskan pelukan Chika. Ia berjalan menuju pintu kamar.
"Aaaaaa Aran hiks, jangan pergi, aaarraaannn!!"rengek Chika, merentangkan tangannya untuk di peluk Aran.
"Katanya tadi di suruh pergi, ya udah aku pergi ya"ucap Aran yang sudah memegang kenop pintu.
"Hhhuuaa Aran, jangan pergi, mau peluk hiks"lirih Chika yang sudah menangis, ia masih merentangkan kedua tangannya, berharap Aran memeluknya.
Aran yang tak tega melihat gadisnya menangis pun berjalan menghampiri Chika, ia menggendong Chika ala koala.
"Sayang kenapa nangis?"
"Aran pergi hiks"ucap Chika yang menangis di tengkuk leher Aran.
"Aran ga pergi kok, jangan nangis ya"ucap Aran menarik wajah Chika untuk menatapnya.
Aran menghapus air mata Chika yang masih membasahi pipi chubby gadisnya itu.
Chika masih senggugukan, Chika memanyunkan bibirnya.
"Kenapa masih nangis hm?"ucap Aran mencium bibir Chika sekilas.
Chika menggelengkan kepalanya, ia kembali meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana.
"Mandi ya, habis itu berangkat ke sekolah"ujar Aran yang ingin menurunkan Chika dari gendongannya.
"Ga mau!"rengek Chika, mempererat pelukannya.
"Kenapa ga mau?"
"Ga mau sekolah Aran"rengek Chika.
"Sekolah ya, nanti Aran belikan es krim, mau?"
Chika membangkitkan kepalanya menatap wajah Aran."beneran?"
Aran menganggukkan kepalanya."iya, mau?"
"Mau.."jawab Chika antusias.
"Ya udah mandi ya, habis itu kita sekolah"Chika mengangguk kepalanya. Ia turun dari gendongan Aran.
Chika berlari menuju kamar mandi. Aran yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
***
Aran memberhentikan mobilnya di parkiran sekolah. Ia melirik ke arah samping, melihat gadisnya yang tengah sibuk memainkan handphonenya.
"Yuk turun"ucap Aran.
Chika menoleh, menatap ke arah Aran, ia memanyunkan bibirnya.
"Gendong..."ujar Chika manja, ia merentangkan kedua tangannya.
"Sini"ucap Aran sambil menepuk pahanya.
Chika berpindah, mendudukkan dirinya di paha Aran. Chika mengalungkan tangannya ke leher Aran. Chika menatap setiap inci wajah kekasihnya itu.
"Aran ganteng"ucapnya lalu mengecup bibir Aran sekilas.
Aran tersenyum manis, ia merapikan rambut Chika yang sedikit berantakan.
"Chika juga cantik"ucap Aran, lalu menggigit kecil pipi chubby milik gadisnya.
"Aaaaa geli Aran..."rengek Chika, menjauhkan wajah Aran dari wajahnya.
Aran melepaskan gigitannya dari pipi Chika. Ia terkekeh kecil melihat Chika yang amat kesal karena ulah dirinya itu.
"Jorok ada ences nya!"ujar Chika, mengelap air liur Aran yang berada di pipinya, ke baju Aran.
Aran mengelus kepala Chika, lalu ia membuka pintu mobilnya. Chika mengeratkan pelukannya di leher Aran, tak lupa ia juga melilitkan kakinya di pinggang Aran.
Aran berjalan di koridor sekolah sambil menggendong Chika ala koala. Semua mata tertuju kepada Aran yang sedang menggendong Chika. Bagai mana tidak, Aran adalah sosok pacar yang di idamkan banyak orang, walaupun suka Aran dingin, tapi banyak orang yang ingin merebut Aran dari Chika, walaupun itu mustahil.
Aran menurunkan Chika, saat sudah berada di depan kelas gadisnya itu.
"Belajar yang rajin ya sayang"ujar Aran mengelus puncak kepala gadisnya itu.
Chika menganggukkan kepalanya."Aran ga pakai dasi?"
"Enggak, ketinggalan"
"Nanti kena marah ibu guru lo"ujar Chika dengan memicingkan matanya, menunjuk ke arah Aran.
"Enggak akan"ucap Aran lalu mengecup kening Chika.
"Aran ke kelas dulu ya, nanti kalau ada yang gangguin Chika, lapor ke Aran aja ya"ucap Aran, yang di balas anggukan oleh Chika.
"Aran ke kelas ya"ucap Aran mengecup pipi Chika. Lalu ia pergi meninggalkan kelas gadisnya itu.
"Dada"ucap Chika, melambaikan tangannya, kepada Aran yang sudah menjauh darinya.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran [Telah Terbit]
Teen Fiction"Aran mau peluk" "sini"Aran menggendong Chika ala koala, mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur. Chika meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana. "jangan tinggalin aku"ucap Chika di dalam sana. "ga akan...