13

4.5K 401 13
                                    

Mau cerita. Kan papah gw orang Jawa, terus alm. Mamah aku orang Batak.

Nah gw anaknya kok mirip orang cina anjir🥲.
Bahkan gw juga bisa bahasa Mandarin sedikit sedikit, karena gw dari TK sampai SMA sekarang sekolah di Yp.R.A Kartini. Dan itu murid dan gurunya kebanyakan orang cina.

Jangan di tanya gw bosen apa enggak dari TK sampai SMA sekolahnya di situ situ aja.

Bosen banget anjir, gurunya yang di liat itu itu aja🥲😑

Dan Sampe sampe pernah di bilang sama saudara dan temen sekolah gw. Lu mirip orang cina, lu anak pungut ya?

Kan anjir banget mulutnya ☺️

Sampai satu kompleks, satu sekolah, dan guru guru, ngira gw anak cina masuk Islam 🙂🥲

Ikan teri makan tomat...
Dah lah :)


















































Mirza bosan sendiri tadi Chika selalu mengoceh tentang Aran. Ia berharap Aran segera pulang dari Bali, agar ia tak berurusan lagi dengan sepupunya ini.

"Kak Mirza tau gak, Aran itu sering banget peluk Chika pas tidur"

"Terus kak Mirza, Aran itu sayang banget sama Chika"

"Kak Mirza pasti ga tau kan, kalau Aran sering elus punggung Chika biar Chika tidur"

"Aran itu sering banget kalau Chika udah tidur, terus Aran cium bibir Chika"

Tiba tiba Mirza mengerem mendadak, membuat Chika hampir saja terbentur dasbor mobil.

"Kak Mirza kenapa sih ngerem mendadak!"protes Chika.

Mirza menatap tajam ke arah Chika, ingin sekali ia menyumpal mulut Chika dengan tisu, agar gadis itu terdiam.

"Bisa bisanya dia ceri tentang di cium Aran, di bibir lagi!"batin Mirza.




***



Mirza dan Chika berjalan di koridor sekolah sambil berpegangan tangan, dan sedikit di ayunkan oleh Chika. Gadis itu melompat lompat kecil seperti anak kecil yang sedang berjalan dengan papahnya.

"Kenapa Aran bisa tahan pacaran sama bocil kayak gini"batin Mirza.

"Makasih kak Mirza udah antara Chika sampai kelas"ujar Chika tersenyum manis ke arah Mirza.

"Iya, gw pergi ya, jangan bandel lu, entar gw juga yang di marahin Aran"perintah Mirza. Chika menganggukkan kepalanya mengerti.

Mirza pergi meninggalkan kelas Chika, sedangkan Chika ia masuk ke dalam kelasnya.

"Hay Chik"sapa Dey.

"Hay"sahut Chika.

"Itu siapa, kok lu ga bareng kak Aran?"tanya Dey.

"Aran, dia pergi ke Bali"ucap Chika memanyunkan bibirnya.

"Ah! Gitu, ya udah jangan nangis, entar juga kak Aran balik kok"ucap Dey, berusaha menenangkan Chika yang hampir saja ingin menangis karena pertanyaan darinya.

Chika tak membalas ucapan dari Dey, ia tertunduk sedih karena Aran saat ini tak ada bersamanya. Dey yang melihat itu kebingungan, gimana caranya agar ia bisa membalikan mood sahabatnya itu.

"Em, gimana kita ke kelas Eli sama Jinan aja yuk, mumpung belum bel"ajak Dey yang dibalas anggukan oleh Chika.




***



Mobil Aran baru saja sampai di kantor milik papahnya yang berada di Bali. Pria berjas hitam dengan sigap membukakan pintu untuk Aran. Dangan ketampanan yang Aran miliki, berhasil membuat para karyawan wanita yang berada di kantor itu menatapnya tanpa berkedip.

"Selamat datang tuan muda"ucap pria berjas hitam itu sedikit menundukkan badannya.

Aran tak memperdulikan hal itu, ia berjalan masuk ke dalam kantor itu. Di sambut ramah oleh karyawan karyawan yang berada di sana.

Aran hanya menampilkan sikap dinginnya, ya memang Aran itu tidak terlalu perduli dengan orang yang baru ia kenal.

Aran terus berjalan menuju ruangan kantornya, yang sudah di siapkan oleh papahnya. Ia tak menghiraukan ucapan ucapan yang terlintas di telinganya.

"Gila, anaknya pak Bobby ganteng banget"ucap seorang karyawan wanita itu, yang bernama Tasya.

"Iya, kenapa pak Bobby ga ngenalin ke kita dari dulu aja yah"ucap manager itu yang bernama Raquel.

"Cocok tuh kayaknya untuk lu"ujar Tasya sambil menyenggol lengan Raquel.

"Hahaha bisa aja, tapi boleh juga gw gebet tuh anak pak Bobby"ujarnya tersenyum manis ke arah punggung Aran yang sudah menghilang dari tatapannya.

"Kapan lagi dapetin hati anak bos sendiri"ujar Tasya, yang di balas kekehan oleh Raquel.


***


Raquel mengetuk ruangan milik Aran. Lalu ia memasukkan dirinya kedalam ruangan itu.

"Ada apa?"tanya Aran dingin, tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas berkas yang sedang ia baca.

"Selamat siang pak Aran, izinkan saya untuk memperkenalkan diri dan jabatan saya di kantor ini"ujar Raquel.

Aran mengalihkan tatapannya dari berkas berkas itu, ia menatap Raquel dengan datar, sama sekali tidak membalas ucapan dari gadis itu.

Raquel melanjutkan ucapannya, karena tidak ada kata kata yang keluar dari mulut Aran.

"Saya Raquel Safira, jabatan saya di sini sebagai manager dan sekretaris sementara untuk pak Aran"jelas Raquel dengan penuh senyum manisnya.

Aran menghela nafasnya."terus?"

Raquel menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Gila, dingin banget sih!"gerutu Raquel dalam hatinya.

"Sudah tidak ada urusan lagi kan dengan saya"ucap Aran."silahkan keluar, pintunya ada di sana"

Raquel keluar dari ruangan itu. Ia mendengus kesal karena sikap Aran yang tak perduli akan dirinya.























TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang