Saat aku sampai di Istana Putra Mahkota, beberapa orang sedang berada di kamar Alexandrite. Kepala Pelayan mengatakan orang-orang itu adalah para pendeta suci. Mereka datang dari kuil untuk mengunjunginya. Bukan hal yang aneh, tentu saja. Karena Para pendeta suci yang memiliki kekuatan suci akan datang ke Istana apabila ada anggota keluarga kekaisaran yang sakit keras dan membutuhkan kekuatan suci untuk penyembuhan.
"Yang Mulia sedang diobati oleh pendeta suci. Silahkan Lady tunggu di sini." Kata Kepala Pelayan Istana Putra Mahkota.
Tiba-tiba pintu terbuka lebar menampilkan salah satu pendeta suci.
"Yang Mulia meminta Lady untuk masuk." Kata pendeta suci itu.
Dengan sedikit ragu, aku masuk ke dalam kamar Alexandrite. Kamar itu jauh lebih luas dari kamarku. Dari kejauhan aku dapat melihat tiga orang pendeta suci mengelilingi Alexandrite yang masih berbaring di atas tempat tidur. Dengan adanya pendeta suci sebanyak itu, terlalu banyak saksi mata, aku tidak bisa menjalankan rencanaku untuk membunuhnya saat ini. Jadi aku mendekat hanya untuk melihat keadaannya.
Saat seperti ini, aku harus terlihat sedih. Tidak. Harusnya lebih dari itu kan? Tunanganku baru saja mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia tidak dapat berjalan, mungkin untuk selamanya. Terlebih lagi dia seperti itu karena berusaha menyelamatkanku. Jika aku manusia biasa yang memiliki hati dan mudah bersimpati, jika aku seorang tunangan yang baik, harus bagaimana aku berekspresi? Apakah menangis saja cukup? Atau sebaiknya aku pingsan? berteriak histeris?
"Yang Mulia..." Kataku, suaraku bergetar secara alami, sambil menghampiri Alexandrite aku tidak lupa meneteskan beberapa air mata.
"Tolong jangan menangis, Lady. Aku tidak apa-apa. Kakiku akan segera sembuh. Aku akan bisa berjalan lagi." Katanya, sambil menghapus air mataku.
Apa? Bagaimana mungkin? Bahkan jika yang terkena batu adalah kakiku, aku yakin kakiku tidak akan kembali seperti semula. Paling tidak aku akan pincang untuk seumur hidup. Apalagi Alexandrite yang hanya manusia biasa tanpa darah monster mengalir di tubuhnya. Bahkan meski para pendeta suci berkumpul untuk menyembuhkannya, seharusnya dia tidak percaya diri seperti itu mengatakan kakinya dapat sembuh.
"Yang Mulia mengatakan pada kami bahwa Lady yang mengawali penelitian terhadap fungsi dari permata itu. Kami meneruskan hasil penelitian Lady." Kata salah satu pendeta suci.
Permata? Maksudnya permata Alexandrite? Memangnya ada apa dengan permata itu?
"Karena permatanya tidak bereaksi terhadap sihir dari para penyihir, Kami melakukan beberapa uji coba menggunakan kekuatan suci kami. Permatanya bereaksi terhadap kekuatan suci. Dengan sedikit kekuatan suci dari kami, permata itu bahkan dapat menyembuhkan patah tulang. Kami juga sudah mencoba untuk mengobati penyakit Kaisar dengan permata itu. Hasilnya cukup baik. Penyakit Kaisar perlahan menghilang meski belum pulih sepenuhnya." Kata pendeta suci lainnya.
"Be-benarkah?" Kali ini bukan akting belaka, aku benar-benar terkejut mendengar penjelasan dari Pendeta Suci. Apakah itu mungkin? Permata Alexandrite memiliki kemampuan penyembuh sebesar itu?
Tanpa sengaja aku mengawali penelitian terhadap permata yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat. Saat seharusnya aku fokus mencari cara untuk membunuh tunanganku, aku justru menemukan obat dari berbagai penyakit hingga bisa menyelamatkan nyawa Kaisar.
Aku tidak tahu lagi apakah aku sangat beruntung atau sangat sial.
"Ini semua berkat penelitianmu, Lady. Permata itu jika digunakan bersama dengan kekuatan suci dapat menyembuhkan berbagai penyakit." Kata Alexandrite. "Dengan begini, aku akan segera bisa berjalan kembali besok. Jadi, kita tidak perlu menunda upacara pernikahan kita yang akan dilaksanakan lusa."
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Kill Your Rich Husband
FantasíaSebuah permintaan dari Istana sampai ke Keluarga Lenoir yaitu tugas untuk membunuh Putra Mahkota. Tidak diketahui siapa yang memintanya, tapi karena kesepakatan Keluarga Lenoir dengan keluarga Kaisar, Keluarga Lenoir harus melakukan tugas itu tanpa...