Usai obrolan panjang malam itu, Aku membiarkan Astrophyllite kembali ke Istana Ratu dengan syarat dia tidak memberitahu siapa pun tentang ancamanku. Mengancam melukai anggota keluarga Kaisar sama saja seperti percobaan pembunuhan. Tapi bahkan tanpa ancaman pun aku tahu Astroph tidak akan mengatakan hal itu pada siapa pun, karena dia sendiri akan mendapatkan imbasnya. Dia yang terlebih dahulu membuat kesalahan karena memasuki kamar Calon Putri Mahkota. Dan aku bisa dengan mudah memutarbalikkan fakta dengan mengatakan dia menerobos masuk ke kamarku. Orang-orang mungkin akan jauh lebih mempercayai fitnahku daripada kejujuran yang diutarakan pangeran yang sudah membuat banyak masalah.
Sebelum pergi lewat balkon kamarku, Astrophyllite mengatakan bahwa aku boleh menghabiskan wine Sylliam itu. "Lady mungkin akan lebih membutuhkannya dari pada saya." Katanya.
Dia benar, aku tidak bisa tidur malam itu. Aku benar-benar menghabiskan wine itu agar bisa mabuk lalu tidur. Tapi nyatanya aku hanya sedikit mabuk dan masih tidak bisa tidur. Hingga pagi pun tiba dan aku masih memikirkan hasil pembicaraan kami.
Jadi sekarang aku tahu bahwa Alexandrite lah yang membunuh Rosaline. Sengaja atau pun tidak, apa pun alasannya, dia membakar gadis yang dia cintai itu. Lalu dia juga membakar beberapa gadis pelayan setelahnya untuk mencari tahu apa yang salah dengan dirinya. Dan bukan tidak mungkin sebentar lagi dia akan membakarku juga. Hanya waktu yang bisa menjawab.
Tidak. Aku tidak akan membiarkan diriku terbakar.
Untuk saat ini, aku harus menghindari kontak fisik dengannya. Meski selama ini tidak terjadi apa-apa saat kami saling bersentuhan, mungkin suatu saat nanti hal itu akan membunuhku juga. Aku harus berhasil membunuhnya sebelum dia membakarku hidup-hidup.
Tiba-tiba aku teringat pada Devlin dan semua perkataannya. Sudah berapa kali dia memperingatkanku? Apa dia mengetahui tentang hal ini juga? Bahwa Alexandrite pernah membakar kekasihnya sendiri dan para pelayan itu? Sejak kapan dia tahu? Kenapa dia tidak memberitahuku?
Tiba-tiba aku teringat pada kata-katanya sebelum aku pergi ke Istana. Dia sudah memperingatkanku sejak hari itu.
"Jangan ambil tugas itu."
Apa sedari awal dia sudah tahu tentang Alexandrite makanya dia melarangku mengambil tugas itu?
"Dia tidak melakukan sesuatu yang aneh padamu kan? Menyentuhmu?"
Aku juga ingat Devlin menanyakan hal itu padaku. Apa saat itu dia khawatir bahwa aku juga akan terbakar dan mati?
Tapi aku tertawa sendiri membayangkan Devlin mungkin saja mengkhawatirkanku. Jangan berkhayal. Devlin tidak akan khawatir seperti itu padaku. Dia tidak mungkin peduli pada hal buruk yang bisa terjadi padaku. Tidak mungkin kan?
"Jangan termakan rayuannya."
"Kau bahkan tidak tahu siapa dia. Kau tidak benar-benar mengenalnya. Sadar lah, dan mulai lakukan tugasmu dengan benar."
Semakin kuingat-ingat, ternyata selama ini Devlin sudah memberikan peringatan padaku. Aku saja yang tidak menyadarinya. Dia terus mendesakku untuk segera membunuhnya karena dia tahu apa yang bisa Alexandrite lakukan padaku jika aku tidak segera membunuhnya. Bagaimana bisa selama ini aku tidak memperhatikan peringatan-peringatan itu?
Aku selama ini selalu menganggapnya sebagai sainganku. Anak ayah yang paling disayang. Calon kepala keluarga. Orang yang akan menjadi penghalangku dalam meraih tujuanku. Orang yang kelak akan membunuhku juga karena tradisi keluarga kami. Mungkinkah Devlin benar-benar memberiku semua peringatan itu agar aku tidak mati terbakar di tangan Alexandrite? Atau dia melakukan itu semata-mata agar bisa membunuhku dengan tangannya sendiri suatu saat nanti? Yang mana pun itu, jelas sekali dia mengetahui semuanya sejak awal, tapi tidak memberitahuku apa pun padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Kill Your Rich Husband
FantasySebuah permintaan dari Istana sampai ke Keluarga Lenoir yaitu tugas untuk membunuh Putra Mahkota. Tidak diketahui siapa yang memintanya, tapi karena kesepakatan Keluarga Lenoir dengan keluarga Kaisar, Keluarga Lenoir harus melakukan tugas itu tanpa...