41

255 18 3
                                    

"Tajir juga cowok lo" sindir Elang ketika Maya berjalan melewatinya. Elang yang sedang mencuci mobilnya, lebih tepatnya hanya membersihkan dari debu-debu yang menempel saja. Karena biasanya Elang mencuci mobilnya di car wash supaya bersih mengkilap seperti baru.

Maya baru saja tiba diantarkan oleh seorang lelaki menggunakan mobil hitam yang entah merek apa.

"Kenapa? Cemburu?" ketus Maya.

"Idih, ngapain cemburu. Mobil gue banyak noh digarasi" sombong Elang dengan penuh percaya diri.

Maya melengos tidak menjawab ucapan Elang.

"Mau makan apa buat nanti malem?" teriak Maya dari dalam rumah.

"Gak usah masak!" jawab Elang dengan teriakan juga.

Elang berniat untuk mengajak Maya makan diluar. Sudah lama Elang tidak makan-makanan siap saji direstoran. Sekaligus menghilangkan penat dikepalanya.

"Mas Elang, musiknya kecilin toh, udah sore. Mau maghrib ini. Goyang-goyang keenakan nanti setannya" tegur Pak Tedi-tetangganya. Kepalanya menyembul dari atas pagar. Padahal musik yang Elang putar tidak terlalu kencang.

"Oh, oke Pak siap. Hehe" Elang kemudian mematikan musik yang terputar dari tape mobilnya.

Setelah dirasa selesai, Elang membereskan selang yang sudah digunakan. Bajunya yang sedikit basah terasa dingin saat angin sore membelainya. Elang pun bergegas untuk mandi.

"Maya!!" teriak Roney yang baru saja masuk kedalam rumah Elang. Roney meletakkan kresek yang berisi mie instan dan sosis stok untuk dirinya ketika sedang berada dirumah Elang.

"Lang??" Roney memanggil Elang juga.

"Pada kemana tu orang" Roney bertanya pada dirinya sendiri.

"Oouww.. astaga!!" pikiran Roney sudah berlarian kesana kemari. Satu wanita dan satu lelaki didalam rumah, tidak mungkin tidak melakukan yang ahoy-ahoy.

Roney berjalan mengendap-endap menuju kamar Elang yang berada dilantai bawah. Telinga Roney ditempelkan di pintu kamar Elang yang tertutup. Hanya bunyi gemericik air yang terdengar dari dalam.

"Huhhhh..." Roney mengelus dadanya lega.

"Ehh, tapi.. jangan-jangan mereka main di kamar mandi!!" Roney membelalakan matanya atas pemikirannya sendiri.

Dengan sigap Roney mendorong pintu kamar Elang dengan kecepatan slow motion. Roney menyembulkan kepalanya dari balik pintu meneliti ruangan Elang. Kemudian berjalan mengendap tanpa suara.

Roney mempercepat langkahnya sampai depan pintu kamar mandi. Ia tempelkan lagi telinganya.

"Gak ada suara aneh-aneh aahhh" gumam Roney saat telinganya hanya terdengar bunyi byar-byur air.

Roney kemudian rebahan di springbed king size-nya Elang. Tangannya memegang remote kemudian menyalakan televisi. Sembari menunggu Elang keluar dari tempat pemandian. Mungkin  saja Elang keluar tidak sendirian.

"Maya?!" teriak Elang.

"Lo lagi beresin kamar gue? Busett! suara tivinya kedengeran tembus nyampe alam ghaib!" teriak Elang menggema.

Roney tidak menjawab. Hanya mengecilkan volume televisinya. Sedikit.

"Ambilin handuk gue Maya!!" titah Elang dengan teriakan yang membuat burung-burung diatas genteng bersliweran terbang.

Roney mencari handuk milik Elang tanpa berkata apapun. Kemudian Roney mengetuk pintu kamar mandi yang sudah hening tanpa bunyi air.

Tuk.. tuk.. tukk..

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang