49

283 19 1
                                    

"Re, kamu dimana?" Elang bertanya pada kekasihnya sambil mengendarai mobil Honda Jazz putihnya.

Oh, Elang tidak berbicara dengan Rere secara langsung. Tidak ada Rere di dalam mobilnya. Hanya sambungan telepon yang menghubungkan mereka berdua.

Tidak mungkin juga Elang menanyakan keberadaan Rere jika wanitanya ada disampingnya. Ada-ada saja.

"Hai, sayang. Tumben pagi-pagi udah nanyain aku aja" ucap Rere terdengar serak.

Elang menebak pasti Rere baru bangun tidur.

"Kamu baru bangun?"

Rere mengangguk tidak sadar dari seberang sambil menguap "Iya yang. Tenggorokanku juga lagi gak enak. Kayanya mau batuk deh"

"Aku otewe kesitu Re. Jangan kemana-mana ya. Gak kerja kan?"

Tidak sulit bagi Elang untuk mengendalikan setir mobil dengan satu tangan. Menyetir sambil menyantap bakwan, tahu pocong, tahu isi, pisang goreng pun Elang mahir sekali. Sungguh keahlian yang cetek. Tapi, Elang bangga.

"Mau ngapain? Emang kamu gak sekolah yang?" tanya Rere sedikit panik.

"Ini hari minggu Regina. Saking sibuknya nyampe gak inget hari kamu ya" Elang terkekeh sambil menekan klaksonnya hendak menyalip pengendara motor yang berjalan lambat dan terlalu ke tengah.

Terdengar geplakan kecil dari seberang "Ohh shit! Kenapa bisa lupa!" gumam Rere merutuki dirinya yang sudah tidak sadar diri bahwa dunia mempunyai tujuh nama hari yang harus diingat. 

Elang terkekeh lagi mendengar umpatan Rere yang terdengar lebih seksi disaat kondisi serak-serak becek seperti itu.

"Mau dibawain apa?"

Elang tipe lelaki idaman sekali.

Aku transfer ya

Ambil aja. Nanti aku yang bayar

Mau aku bawain bla bla

Jalan yuk

Aku jemput kamu ya-- Hanya kalimat ini yang sering Rere tolak. Karena you knowlah, Rere bekerja ditempat yang tidak akan Elang duga. Akan mencurigakan jika Rere dijemput Elang yang wangi-wangi, sedangkan Rere bau-bau bekas percintaan dengan pria-pria pembeli kelamin.

"Emm.. apa ya yang"

"Jangan kelamaan mikirnya, keburu nyampe nih" ucap Elang memperingati.

Rere mendesah "Emmhh, pengen yang asem pedes. Kayanya enak deh yang" pinta Rere.

"Ini masih pagi loh Re. Masa mau makan yang asem-asem. Aku bawain kue pancong aja ya, sama lemper. Atau mau nasi padang aja? Biar sekalian sarapan" tawar Elang. Bukan karena Elang sayang duitnya, tapi menurut Elang itu terlalu pagi untuk memakan makanan yang sangat sensitive bagi penderita lambung. Walaupun Elang tidak tahu, Rere memiliki riwayat penyakit itu atau tidak.

Rere merajuk manja "Tapi, pengen itu"

"Yang asem pedes nanti siang belinya sama aku. Sekarang makan nasi padang dulu aja. Atau mau nasi kuning yang deket counter hape itu Re?"

"Yaudah deh. Enakan nasi padang atau nasi kuning ya yang?" ucap Rere tidak mau membantah lagi.

"Kok bingung? Oke deh. Nanti aku bawain KFC aja. Kamu masak nasi gak?"

Diseberang Rere menggerlingkan matanya. Apa pula nawarin nasi padang, nasi kuning, lemper, kue pancong tapi akhirnya milih KFC?

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang