52

240 15 1
                                    

Maaf yang aku lagi sibuk byk bgt pelanggan mlm ini

Elang mendesah kecewa setelah mengirimkan pesan pada Rere. Jawabannya sudah Elang duga. Kalau malam hari Rere pasti tidak akan bisa diajak untuk pergi keluar.

Seperti sekarang ini, Elang hanya bisa menyimpan kedua telapak tangannya ke saku celana jeans pendeknya. Sementara yang lain bergandengan tangan dengan pasangannya sendiri.

Elang berada di Mall Collexus bersama Nadya, Roney dan Melan. Jangan tanya lagi, mereka jalan berempat. Tapi bagi Roney, ia merasa sedang berjalan beriringan berdua saja dengan wanitanya-Nadya. Sedangakan Elang dan Melan dianggap cuma sekedar rumput bergoyang yang sekali injak bisa roboh.

"Woi, tangan kalian kenapa sih? Nempel mulu perasaan"

Roney  yang sedang berjalan di depan bersama Nadya terpaksa memutarkan kepalanya untuk menjawab protesan Elang.

"Kenapa? Iri karena ngga bisa kaya gini ya?" Roney mencium sisi kepala Nadya sekilas untuk memanas-manasi  Elang.

Sekian menit mereka berjalan di Mall, Melan belum membuka suaranya. Ia sedang menikmati alunan lagu mendayu-dayu mungkin. Karena rambutnya yang dikuncir kuda memperlihatkan telinganya yang disumpeli headset.

"Iri sama bawahan gak baik boss. Haha" ejek Roney dengan tawa yang menggelegar. Untung tempat umum tersebut sedang ramai orang. Kalau tidak, tawa Roney yang mirip bebek kecekek itu akan Elang sumpal dengan kanebo.

"Abang kamu nyebelin banget najis" keluh Elang pada Melan.

Melan terkekeh. Walaupun telinganya diisi dengan lagu-lagu One Direction kesayangannya, ia masih bisa mendengar Elang yang sedang berbicara padanya.

"Udah racikan dari orok kaya gitu, mau gimana lagi" Melan mengedikkan bahunya tidak peduli.

Roney sebagai sang kakak untuk Melan sejauh ini sangat menjiwai. Walaupun tengil, kasih sayang dia pada Melan tidak pernah diduakan dengan pacarnya itu.

"Salah besar lo Ron ngajak-ngajak gue. Aturan lo pergi sendiri aja" kesal Elang.

Elang berkata sebenarnya. Buat apa Elang repot-repot mengantar mereka yang hendak memadu cinta menghirup udara bau-bau tas, baju, dan make up branded.

Elang menyesal. Salahnya juga yang mengiyakan ajakan Roney. Karena Elang pikir Rere juga bisa menyanggupi ajakannya. Tapi tetap salah Roney karena telah membawa Elang menuju kamuflase kambing congek.

"Salah lo sendiri gak bawa buntut" timpal Roney sambil menjulurkan lidahnya.

Buntut yang di maksud Roney bukanlah ekor panjang yang biasanya tumbuh di bokong hewan yang sering bergelantungan dan doyan pisang.

Maksud Roney adalah Rere.

"Oy! Lo yang ngawur bangke. Ngajakin nge-mall pas malem jumat! Berasa jadi babi keluyuran gue"

"Loh? Emang lo babi kan? Suara lo cuman belom berubah aja. Masih bisa ngatain orang" Roney tertawa sambil merangkul bahu Nadya.

"Setan! Aturan ngajakin keluar pas malem minggu kek. Biar cewek gue juga bisa nemenin gue"

"Kelamaan"

Elang semakin geram dengan Roney yang pintar menyahuti ucapannya.

"Besok sekolah babiiii!"

Roney tertawa,"Sejak kapan lo mikirin sekolah? Biasanya juga bolos"

Elang berdecak. Roney tidak mau disalahkan atas penyebab kedongkolan hatinya.

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang