13

595 24 2
                                    

"Ron, gue kedepan dulu" pamit Elang pada Roney yang baru saja menempelkan pantatnya di kursi.

"Jangan lama-lama"

"Serah gue lah"

Roney mendelik sebal.

"Kalo gitu ngapa ijin dulu ke gua?" tanya Roney memandang Elang sinis yang kini berada diambang pintu.

"Yang nyariin gue banyak" jawab Elang PeDe diiringi langkah coolnya meninggalkan Roney yang hanya geleng-geleng kepala.

Elang malam ini membutuhkan asupan semangat sebelum mulai lemburan. Niatnya Elang ingin pergi ke caffe JRode, caffe mini tepat didepan perusahaannya.

Rajo's Home Design adalah perusahaan yang kini sedang Elang pimpin. Mulanya Ayahnya yang menghandle usaha dibidang arsitektur tersebut. Namun, takdir mengharuskan ayahnya-Deff Rajo beserta ibunya--Ameera Rajo menetap diluar negeri. Bukan tanpa alasan, adik Elang satu-satunya yang saat itu berumur tiga minggu, harus dilarikan ke rumah sakit karena di diagnosa mengidap penyakit jantung. Sehingga harus melakukan perawatan intensif.

Orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Walau sampai ke ujung dunia sekalipun. Ya, keluarga Elang sekarang berada di USA. Meninggalkan Elang di Indonesia sejak kelas dua SMA.

Elang tidak hidup sendiri. Ada neneknya di Yogyakarta. Namun, Elang memutuskan untuk tetap di Jakarta. Mengingat usia Elang juga sudah bisa mengurus hidupnya sendiri.

I think im losing my mind

Trying to inside the lines

Lagu Bazzi mengalun di Ponsel Elang. Tanda panggilan masuk.

Roney is calling

"Ngapa Ron?" tanya Elang kemudian duduk di kursi caffe.

"Ada yang nyariin elo" jawab Roney dari seberang.

"Siapa?"

"Yadi"

"Yadi?" tanya ulang Elang sambil mengingat-ngingat.

"Siapa sih? Penting gak?"

"Masa lo gak tau sih?"

"Lah, siapa emang? staff gue gak ada yang namanya Yadi, bhambhang"

"Yadirikuuuu, hahaa" Roney tertawa terbahak-bahak diseberang.

"Gue masih doyan betina"

"Haha, sapi yang ada susunya?"

Elang menggerling.

"Cewek bege"

"Ya lu sih, bilangnya betina"

Keseringan nonton Shaun the Sheep lu ya?"

" Itu domba, Maemunah " geram Roney mulai kesal.

" Gajelas " gumam Elang.

Elang mengakhiri panggilannya dengan Roney secara sepihak. Bisa dibayangkan oleh Elang, Roney pasti sedang mencak-mencak diseberang sana. 

Ponsel dalam genggaman Elang berdering lagi.

" Ck.. kurang kerjaan " Elang berdecak sebal.

Roney menelpon lagi. Namun, kali ini tidak diangkat oleh Elang. Mode silent menjadi alternatif Elang agar tidak terganggu dengan panggilan masuk dari Roney. 

Elang memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Kemudian mengantri dengan tenang untuk memesan kopi Aceh kesukaannya. Antrian tidak terlalu panjang. Tepat didepan Elang, hanya ada wanita berkuncir setengah dengan tas ransel mini berwarna abu-abu.

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang