Maya tidak bisa memejamkan matanya sejak kejadian memeluk Elang. Bibirnya tidak berhenti tersenyum malu. Untung saja kini dia berada di dalam kamar yang dulu ia tempati. Jikalau tidak, entahlah seperti apa bentuk muka Maya saat ini. Bak tomat busuk mungkin.
Ada rasa hangat yang berbeda. Bukan berasal dari teh panas yang baru saja diseduh. Ini sejenis hangat yang mampu membuncahkan rasa bahagia yang tidak Maya kira. Lebih dari yang Maya harapkan.
Luar biasa.
"Gila sih! Gue cablak banget" gumam Maya pada langit-langit kamar.
Untung saja Elang menganggap ungkapan Maya itu hanya candaan saja. Sehingga tidak membuat Maya merasa rendah sekali. Walaupun dalam hati Maya sedikit sedih karena Elang menganggapnya sedang mabuk komik gopek-an.
Tringgg...
Maya terperanjat.
"Siapa sih jam segini nelpon-nelpon segala. Kan gue udah close orderan" Maya mengumpat kesal karena dering ponselnya membuyarkan khayalannya.
Maya kemudian mencebikkan bibirnya setelah melihat siapa yang menelponnya.
"Apa?" tanya Maya tanpa basa-basi. Suaranya sengaja ia serak-serakkan.
"Ganggu tidur gue aja lo" ketus Maya.
"Emang iya lo tidur?" tanya seseorang dari seberang.
"Yaiyalah" ketus Maya singkat.
Maya merasa seolah Tuhan mengabulkan apa yang sedang dipikirkannya. Sekali menghayal si tokoh utama dalam otak Maya langsung menghubunginya.
"Kok angkat telponnya cepet banget?" Elang terkekeh lucu.
Maya membulatkan kedua matanya, "Sialan!" batin Maya.
"Berisik sih!" jawab Maya sekenanya.
Elang terkekeh lagi.
"Giliran gue di rumah elo, gue ditelpon mulu. Lagi jauh mana ada lo nelpon gue gini. Jangankan nelpon, missed call gara-gara salah sambung aja lo gak pernah" tutur Maya panjang lebar.
"Gimana gue mau nelpon, nomer gue aja di blok sama elo" Elang tidak mau disalahkan. Elang kemudian tertawa mengejek.
"Cieee... pengen yaa.. gue telpon, nanyain kabar, nemenin sleepcall, nanya udah makan atau belom. Ahhhh... lo mah ngajakin gue selingkuh ya? Haha.." Elang tertawa tanpa beban.
"Bacot" ucap Maya singkat.
Elang memang tidak bisa digapai. Tetapi sikap, tingkah dan tutur kata Elang seakan sengaja Elang berikan pada Maya untuk sebuah kenyamanan yang ingin menjadi lebih.
"Turun Yam! Temenin gue di sini. Gak bisa tidur nih gue"
"Males. Urusannya sama gue apa ya?" Maya melirik jam dinding. Sudah pukul 02.00 pagi rupanya.
"Gara-gara lo sih" ucap Elang dari balik telepon.
"Gue dari tadi rebahan mulu padahal"
"Gara-gara lo" ucap Elang menyalahkan.
"Iya.. gue salah"
"Salah apa coba?"
Maya mencebikkan bibirnya sambil berfikir,"Emm.. ngaku aja dulu"
"Apa?"
"Gak tau. Emang salah gue apa si?" Maya berbalik bertanya.
"Turun!"
"Males"
"Turun!"
Terdengar helaan nafas dari seberang telepon,"May, turun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BERONDONG
Teen FictionMaya Imelda wanita yang hidupnya berurusan dengan anak remaja SMA. Berawal dari ATM milik Elang yang dihilangkan oleh Maya membuat Maya mau tak mau hidup dalam kungkungan Elang. Ini tidak hanya kisah tentang mereka berdua. Ada saingan cinta antara...