15

591 23 1
                                    

Mobil hitam Maserati Ghibli terparkir anggun di depan rumah minimalis berawarna abu-abu. Pengemudi dan satu penumpang belum juga beranjak dari posisi duduknya.

Rumah terlihat gelap. Karena Elang lupa tidak menyalakan lampu rumahnya sebelum tadi sore pergi ke kantornya. Hanya ada seberkas cahaya mobil yang belum dimatikan oleh Elang.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponsel Elang.
Pesan yang mampu membuatnya tersenyum.

🙎: Good night sayang. Kangen:( 

Elang tersenyum mendapat chat singkat dari Rere. Belum sempat Elang membalas pesan Rere, satu pesan baru datang lagi dari orang yang sama.

🙎: Vn sun dong:* hehe

Elang terkekeh.

🤵: Tidur sana. Besok ketemu kalo gak sibuk kamunya

🙎: Yah, besok sibuk akunya yang:(

🤵: Yaudah, besok vc aja

Tidak ada balasan. Rere mematikan data ponselnya. Karena chat yang Elang kirim hanya ceklis satu.

Elang mencebikkan bibirnya saat melihat Maya yang sedang tertidur pulas disampingnya. Sedari tadi Elang membangunkan Maya, namun tidak ada pergerakan.

Tangan Maya berada di atas perutnya. Sepanjang jalan Maya puas tertawa terbahak-bahak, sampai akhirnya kelelahan dan tertidur.

"Maya!" panggil Elang sambil menggoyang-goyangkan bahunya.

"Bangun bangke! Sakit perut gue nih nunduk-nunduk gini" keluh Elang sambil beralih menepuk pipi Maya.

Wangi rambut Maya menelusup masuk ke penciuman Elang. Membuat Elang menghentikan kegiatan menepuk-nepuk pipi Maya.

Wajah polos Maya yang teroles makeup seadanya terlihat cantik dimata Elang untuk malam ini.

Pandangan Elang beralih menuju bibir Maya. Terpoles sedikit lipstik yang tidak mencolok dengan wajahnya. Terkesan senada dengan kulit Maya yang putih.

Lama Elang memandangi bibir petasan Maya. Terngiang teks chat yang baru saja dikirimkan Rere kepadanya.

Sun!

Suara deru mobil menyatu dengan deru napas Elang. Rasa sakit diperutnya tidak lagi Elang rasakan. Wajahnya kian mendekat ke arah bibir Maya.

Elang memejamkan matanya merasakan sensasi nyaman yang tercipta. Namun, sekelebat senyum merekah Rere terlintas diotak Elang. Lima centimeter yang sangat disayangkan. 

Setan!

Elang tersadar dan segera menjauhkan tubuhnya dari tubuh Maya. Terpaksa Elang menggunakan kaki kirinya untuk membangunkan Maya. Perlahan Elang menendangkan kakinya ke kaki Maya.

"Woyy! Bangun, elo mau tidur di mobil?" omel Elang.

Sekali lagi Elang menendang kakinya Maya. Terlalu berbahaya jika Elang membangunkan Maya dengan tangannya sendiri. Karena, tiba-tiba akan ada sengatan listrik yang merusak kinerja jantungnya. Harus dihindari. Kalau tidak, Elang bisa meraup Maya hidup-hidup.

"Eummmhhh..." Maya menggeliatkan tubuhnya. Kedua tangannya ia angkat tinggi-tinggi.

"Huaahh.." Maya menguap. Kemudian ia gerakan patah-patah lehernya ke kanan dan ke kiri.

Maya menyipitkan kedua matanya.

"Udah nyampe?" tanya Maya sambil melepaskan seatbeltnya.

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang