39

272 20 1
                                    

Suasana kantin Rajo's Home Design terlihat sepi dari biasanya. Tinggal tersisa beberapa orang yang sedang menikmati rintikan hujan sisa tadi sore. Salah duanya Nadya dan Roney. Mereka berdua sedang duduk berhadapan yang dibatasi dengan meja kotak. Nadya dengan coklat panasnya. Sedangkan Roney dengan minuman bersodanya.

Nadya dan Roney baru saja menyelesaikan project yang membutuhkan waktu cukup lama. Butuh waktu seminggu mereka mengerjakan pekerjaan tersebut. Namun, usaha tidak mengkhianati hasil. Elang sangat puas dengan hasil kerjasama mereka berdua. Skill mereka tidak mengecewakan.

"Pusing banget pala gue astaga" keluh Roney sambil memijit pelipisnya.

Nadya hanya memperhatikan. Bingung mau menjawab apa. Nadya memang wanita yang cenderung tidak banyak bicara. Walaupun Nadya berkacamata, namun tidak terlihat cupu. Pembawaannya sangat kalem. Mungkin hanya mata Roney saja yang terlalu berlebihan. Wanita dengan kacamata, fix culun.

Nadya memegang coklat panas dengan kedua tangannya. Panasnya cangkir mampu menghangatkan tangannya yang dingin. Kacamata ovalnya berembun karena uap yang mengepul dari cangkir yang berisi coklatnya.

Roney meminum kembali soda kalengannya yang tinggal tersisa sedikit. Matanya memperhatikan lekat Nadya yang sedari tadi menunduk dengan cangkir dalama dekapannnya.

"Elo lagi ngapain sih Nat?" tanya Roney.

Nadya mengangkat kepalanya "Um?". Nadya tidak membuka mulutnya.

"Kacamatanya lepas coba, udah burem gitu" saran Roney sedikit kesal. Roney heran, ternyata ada wanita yang sangat pelit bicara. Padahal, seumur-umur Roney hidup didunia, rata-rata wanita itu identik dengan mulut licinnya. Kata-kata yang keluar dari otak wanita seperti meluncur begitu saja tanpa ada hambatan.

Nadya meletakkan cangkirnya untuk melakukan apa yang Roney katakan. Kacamatanya ia letakkan disamping cangkir. Sebelumnya, Nadya lap dulu dengan kain khusus.

Roney terpaku beberapa saat. Nadya tanpa kacamatanya terlihat lebih berani.

"Kenapa?" tanya Nadya pelan. Nadya salah tingkah ditatap Roney intens seperti itu.

"Euh? Nggak" jawab Roney kikuk.

"Gantengnya gue masih keliatan jelas gak?" goda Roney menutupi rasa geroginya karena tertangkap basah sedang menatap Nadya.

Nadya menunduk malu. Bibirnya berkedut ingin tersenyum. Tapi, ia tahan.

"Elo suka puasa ya?" tanya Roney yang membuat Nadya bingung.

"Puasa apa?"

"Puasa ngomong"

Nadya menggelengkan kepalanya "Ngga"

Roney semakin greget dengan Nadya. Karakter Nadya memang berbanding terbalik dengan Roney yang senang bersuara.

"Elo kok jarang banget ngomong si? Sayang banget ya sama suara emas lo itu?" Roney meneguk kembali sodanya.

"Elo gak pernah ngomong kalo gak gue tanya duluan" lanjut Roney diakhiri sendawa.

Nadya terdiam. Baru saja Nadya ingin menjawabnya, Roney sudah memimpin pembicaraan lagi.

"Heran gue, waktu presentasi aja ngoceh gak ada berhentinya. Giliran lagi have fun gini, tu mulut kok mingkem lagi" tambah Roney.

Roney menaikkan satu kakinya ke pahanya. Kemudian menenggak habis sodanya.

"'Cause i'll speak up if that's so fucking important" jawab Nadya enteng.

"Ya Tuhan, garing Nat, kalo lo ngomong cuma buat yang penting-penting aja"

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang