12

646 30 0
                                    

"May, nanti malem kayanya gue balik ke kontrakan lo lagi deh, hehe" ucap Rere diakhiri cengiran.

"Lah, emang kapan lo balik kerumah sendiri?" balas Maya kemudian menyuapkan mie goreng ke mulutnya.

"Hoho, ahoy banget lu ngemeng May"

"Elo mau keluar?" tanya Maya karena melihat Rere dengan penampilan yang modis bin sekseh.

"Pake BH bening aja Re. Nyolot banget pake BH maroon. Lagian baju lo juga nggak nutupin pundak. Nggak matching aja gitu sama baju lo"  komen Maya disela kunyahannya.

"Apa iya?" Rere mengamati penampilannya dicermin.

"Apa iya?" Maya mengikuti kalimat Rere dengan nada yang dibuat-buat.

"Yaudah sini gue minjem"

"Minjem-minjem. Ya kagak muat lah. Punya lo tumpeh-tumpeh gitu"

"Pelit amat lo, ishh" Rere berdesis pura-pura sebal.

"Rajin olahraga makanya" tambah Rere sambil mengobrak-abrik lemari pakaian Maya.

"Hum? Apa hubungannya?" tanya Maya bingung.

Antara oon sama polos itu gak beda jauh ya?

Rere tidak menjawab. Biarlah Maya berfikir sendiri. Kalimat menjurus seperti itu, memang harus Rere jejali perlahan-lahan pada Maya. Tujuannya supaya...

O my god. Masa Maya udah idup puluhan taun gak ngerti nikmatnya jadi dewasa itu seperti apa? Lalu bagaimana Maya menghandle pelanggannya? jangan-jangan Maya tidak mengerti apa itu 69? Poor of Maya. Bocah esempe aja udah pada ngerti blowjob, anjay!

Rere menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Udah ngerti?" tanya Rere sambil membuka bajunya asal. Karena tidak ada penyangga gunungnya yang berwarna bening, terpaksa Rere mengganti bajunya yang bisa menutupi tali surganya.

"Ngerti apaan?" tanya Maya sambil menutupi mukanya dengan telapak tangan. Dalam hatinya merutuki Rere yang kini hanya memakai bracidi.

Bracidi a.k.a bra and cd
Koetanx ma khancoets doang elah

Memang sudah jadi kebiasaan Rere. Maya pun sudah bosan menggunakan pita suaranya untuk menasehati Rere. Bahkan, Maya kerap kali berteriak agar Rere tidak sembarangan ganti baju. Toh, kamar mandi juga ada.

"Olahraga yang bermakna ambigu"

"Males mikir"

Rere menoyor kepala Maya.

"Otaknya digunain"

"Udah, gue gunain buat nutupin semua luka dihati" jawab Maya dramatis.

"Bisa dijelasin?"

Maya memainkan jari telunjuk didagunya--sedang berfikir.

"Saat hati berontak ingin memilikinya, tapi otak gue berlogika..." ucap Maya menggantung. Wajahnya dia buat sesedih mungkin.

"Hyung, hati lo perlu istirahat dari pekerjaan mencintai tanpa dicintai kembali. Hidup jangan melulu ngurusin cinta. Ataupun dunia tidak selalu  tentang dia. Kasihan hati lo, kasihan juga otak lo. Masa otak lo yang bego, jadi tambah bego cuma gara-gara cinta" jelas Maya diakhiri wajah sendu yang dibuat-buatnya.

Rere tidak berkedip. Mulutnya terbuka sedikit.

Maya Teguh?

Tidak lama kemudian Maya bertepuk tangan dan tertawa.

"Bagus kan quotes gue?" Maya mengibaskan rambutnya.

"Cocok deh gue jadi endorse Indonesia Stop Bucin. Haha" Maya tertawa.

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang