Aku menatap tajam titik merah di depan, fokus memerhatikan sambil tersenyum tipis.DOR
"Tepat."
Titik tengah kuhancurkan dengan satu peluru. Aku menembakkan peluru kedua di tempat yang berbeda.
Almond eyesnya menatap tajam.
DOR
"Two points."
Lagi-lagi, aku menghantamkan peluru kedua dengan tepat.
"Good job, girl."
"Thank you, Kak."
Halton, pelatih menembakku. Ia merupakan pimpinan bagian tembak-menembak di organisasi ini.
Ia sudah kuanggap sebagai kakakku. Usia kami berjarak lima tahun. Namun, wajahnya seperti remaja berusia 18 tahun, tapi ia bergaris wajah tegas dan menakutkan jika baru mengenalnya.
"Want to have lunch?"
"All right, but i want to shoot once more before we go." Kufokuskan penglihatanku sekali lagi, menatap tajam titik merah berjarak 30 meter dari tempatku berdiri.
DOR
"Successful," gumamku.
"Sepertinya, kau sudah bisa menjadi pelatih di sini." Halton menatapku dengan tatapan bangga.
"I'm not sure, i just wanna learn and learn, i can't replace you."
"We can be coaches together, right?"
"Mmmm, i think we must have lunch now." Aku berjalan menuju pantry untuk mengambil makanan di sana.
"Hey, i'm not done talking yet."
"Come on, i'm hungry." Kami sudah seperti saudara, bukan sebagai pelatih dan pelajar.
"Wait, girl."
Kami pun berjalan bersama memasuki pantry. Terkadang, teman-temanku menganggap kami seperti sepasang kekasih. Karena sering menghabiskan waktu bersama, namun sebenarnya kami hanya sebatas kakak dan adik yang dipertemukan kembali, setelah kehilangan beberapa tahun.
Bisa dibilang, Halton adalah kakak angkatku. Ia adalah sosok manusia yang peduli. Sedangkan aku, tidak peduli dengan orang lain.
"Eat this, you will got full." Halton memberikanku double roti selai kacang.
"I don't wanna too much," elakku dan ingin mengambil one slice roti di lemari makanan.
"You can eat that, come on."
"But, this is too much Halton."
"You must full." Halton sangat perhatian kepadaku, namun aku tahu perhatiannya hanya sebatas kakak, not more.
"Ck, all right."
Di samping perlakuan kami, kami harus tetap profesional di tempat ini. Tempat di mana semua orang berhubungan dengan kejahatan. Bukan penjara, melainkan tempat untuk bekerja sekaligus belajar banyak hal.
"What your plan after this?" tanya Halton.
"Self defense on the third floor," jawabku, sambil terus memakan roti dengan nyaman.
"Still cold."
Ya, aku memiliki sifat yang sangat berbeda dengan Halton, jika ia ramah, aku jutek. Jika ia mudah tersenyum, aku sulit sekali untuk tersenyum. Jika ia mudah tertawa, aku mudah untuk meringis.
![](https://img.wattpad.com/cover/283138700-288-k425064.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine ( Sudah Terbit )
Mystery / ThrillerApa harus jadi penjahat agar bisa dihargai? Titik tengah kuhancurkan dengan satu peluru. Aku menembakkan peluru kedua di tempat yang berbeda. Almond eyesnya menatap tajam. DOR "Two points." Lagi-lagi, aku menghantamkan peluru kedua dengan tepat. "G...