Saat kurasa sudah lebih baik, aku berjalan keluar dari taman ini.
Namun, aku terkejut dengan keberadaan seseorang. "What are you doing?"
"Ah, just waiting." Ia terlihat sangat mengantuk.
"Huh, come here." Aku memberikannya sebotol air.
"Thanks."
"You bring your car?" tanyaku.
"Yeah."
"Let me to be driver now."
"Are you kidding me? Biar aku saja." Ia sepertinya meragukan kemampuan mengemudiku.
"You look tired, i don't want to die if something happen."
"Now, i'm better, because this water," senyumnya.
"Ok." Aku hanya mengalah saja dan mengikutinya. Berharap ia melupakan kejadian tadi.
Kesunyian menyapa malam ini. Terlihat jelas, bahwa kami sangat canggung sekarang.
"You can sleep if you want," perintahnya.
Aku hanya menggelengkan kepala. Tidak ingin terjadi kecelakaan.
"I'm not sleepy," ucapku.
Aku sangat penasaran, mengapa Evgen peduli dan melacak keberadaanku.
"Why you come in here?"
"Because your my partner. Partner kerja, we must professional, right?" Ia mengangkat sebelah alisnya.
"Yeah."
Kesunyian merasuki kami lagi. Sampai kami tiba di Gedung FBI.
Waktu menunjukkan pukul 11.30 pm. Sesampainya di gedung, Jenderal Gior menghampiri kami.
"Follow me to the Gold Room," ucap Jenderal Gior dingin. Aku tahu bahwa selanjutnya akan terdapat masalah.
Jenderal menatap kami satu per satu. Sepertinya siap untuk mencabut kasus ini dari kami. Siap-siap untuk turun pangkat.
"I already tell. You must profesional! You can't bring your personal problem to this job." Jenderal Gior masih menatap kami tajam.
"I know, this problem so related to you Kieva. However, i believe you to solving this case. But, if you can't, you can tell me. Before this problem worse."
Aku hanya merunduk takut. Jiwa lemahku kembali.
"Not, Jenderal. Maafkan saya, karena tidak bisa menjadi profesional. Saya akan merubah pola pikir saya." Aku berkata dengan tegas. Namun, tetap saja, hatiku sedikit lemah ketika berbicara.
"Maafkan saya, karena tidak bisa menjadi partner kerja yang baik." Evgen menyambung.
"All right, saya akan menunggu kabar baik dari kalian. You know that the consequences, right?" Tanpa basa-basi lagi, Jenderal Gior langsung meninggalkan kami.
Jantungku terasa berhenti. Sedikit takut jika jenderal sedang marah. Ini memang kesalahanku, membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaan. Bahkan, aku tidak bisa mengontrol emosi.
"Drink this one." Evgen memberikanku sebotol orange juice yang terdapat di mini bar.
Aku mengambilnya dengan dingin. Otakku tidak sinkron. Seperti terjebak dalam belenggu kecemasan.
"I think, we can't be partner work," ucapku setelah sekian lama berpikir.
"Why?"
"Because this is dificcult for me, aku merasa akan mengacaukan semuanya, jika masih terlibat ke dalam kasus ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/283138700-288-k425064.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine ( Sudah Terbit )
Mistero / ThrillerApa harus jadi penjahat agar bisa dihargai? Titik tengah kuhancurkan dengan satu peluru. Aku menembakkan peluru kedua di tempat yang berbeda. Almond eyesnya menatap tajam. DOR "Two points." Lagi-lagi, aku menghantamkan peluru kedua dengan tepat. "G...