"Please, wake up, hiks."
Kusapu pandangan ke sekeliling. Terlihat seperti bangunan.
"Kieva." Nura menangis tersedu, memelukku erat.
"Where am i?" Kepalaku masih terasa sakit.
"Please, drink this tea." Evgen memberikanku teh hangat.
"Thank you."
"Sudah kubilang, don't make me worry again." Evgen terlihat ingin memelukku, namun ia tahan.
"Argh." Pundakku masih terasa sakit, namun sudah diperban sekarang.
"Jangan bergerak, biar kunaikan tempat tidur ini." Evgen terlihat sangat sigap.
"Biar aku saja yang memberikanmu minum." Halton terlihat ingin menyuapiku teh hangat.
Evgen menatap Halton tidak suka, membuat Halton mengurungkan niatnya.
"I can do this alone. This is just drink OMG, mengapa kalian terlalu panik?" Aku meminumnya dengan santai.
"Kieva, i think your brain kemasukan air. Membuat otak kau menjadi gila." Halton meneliti kepalaku dari belakang.
"Huh, aku hanya tidak ingin membuat kalian khawatir."
"KAU SUDAH MEMBUAT KAMI KHAWATIR," teriak mereka bertiga serempak.
"Wow, sepertinya kalian cocok menjadi paduan suara, kompak sekali." Aku tersenyum tipis.
"We are seriously, Kieva," kesal Evgen.
"Thank you, kalian membuat hatiku hangat," senyumku mengembang.
"Wow, seorang Kieva bisa tersenyum juga ternyata," ejek Halton.
Aku langsung sinis seketika.
"Kau lebih baik tersenyum seperti tadi, Halton memang merusak segalanya," kesal Evgen.
"Kalian seperti kucing dan anjing." Nura menatap mereka heran.
"Yeah, mereka seperti kucing dan anjing." Aku membalasnya sinis.
"Yeah, aku kucingnya dan Evgen anjing bulldognya." Halton terlihat sangat kesal.
"Apa yang terjadi dengan kalian berdua, huh?" Baru kutinggalkan satu hari. Sudah terdapat perubahan saja terhadap mereka.
"Hanya kesal karena tidak dapat menolongmu." Nura menjawab.
"And then siapa yang menolongku?"
"Evgen."
"Bagaimana kalian bisa memasuki ruangan tersebut, bukankah tidak dapat diretas?" Aku berkata dengan bingung.
"Halton menembakkan seluruh laboratorium." Evgen terlihat tidak ingin mengingat hal tersebut.
"Huh, come on. Tidak ada cara lain, kemampuan Evgen lemah sekali. Meretas saja tidak bisa." Halton dan Evgen benar-benar seperti Tom and Jerry sekarang.
"Kau kira mudah untuk meretasnya? Hampir saja Kieva menekan tombol bros itu."
Aku mengingatnya.
"Bagaimana kalau aku tidak menekannya?" tanyaku penasaran.
"Aku tidak tahu bagaimana keadaan dan keberadaanmu," ucap Evgen sendu.
"Ok ok, ini semua sudah terjadi. Don't make me feel bad." Aku merasa bersalah sekarang.
"Kak, kau tidak pernah salah. Maafkan aku, ini semua salahku, hiks, hiks." Nura masih memelukku, seperti tidak ingin aku pergi.
"Hei, don't cry. Tidak ada yang salah di sini. Sudahlah, lebih baik kita merayakan kehidupanku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestine ( Sudah Terbit )
Mystery / ThrillerApa harus jadi penjahat agar bisa dihargai? Titik tengah kuhancurkan dengan satu peluru. Aku menembakkan peluru kedua di tempat yang berbeda. Almond eyesnya menatap tajam. DOR "Two points." Lagi-lagi, aku menghantamkan peluru kedua dengan tepat. "G...