9

9 0 0
                                        

"Aku mengambil sensor sidik jari Dokter Lucas, i'm not sure he is real, because ia seperti berpura-pura." Aku memberikan sensor sidik jari kepada Evgen, karena ia yang akan meneliti. Walaupun sejujurnya aku sangat tidak suka.

"I will check." Evgen mulai meretas identitas melalui sidik jari tersebut.

Aku masih bersama Evgen, Keyle, dan Halton.

"Lucas Brenaen. He is a Doctor. Ia lulusan Singapore, S1 kedokteran dan S2 pschology. Di sini tertera usianya 64 tahun," ucap Evgen.

"That's weird, right?" Aku masih melihat keanehan.

"Ia merupakan peraih medali pertama Psikiater terbaik," sambung Halton yang membaca data tersebut.

"But, i'm sure Halton, ia terlihat berpura-pura, tubuhnya yang tegak membuatku berfikir bahwa ia masih berusia 30 tahunan, serta rambutnya tidak terlihat seperti asli." Aku kesal sekali.

"Mungkin hanya halusinasimu," sarkas Evgen.

Aku tahu bahwa Evgen tidak menyukaiku. Namun, ini masalah kasus, bukan masalah pribadi yang ia bisa seenaknya berbicara.

"Hei, hei, hei, what happen with you, guys?" Halton melihat keanehan di antara kami.

"Nothing." Aku hanya tidak ingin memperpanjang masalah.

Saat sedang berbicara, Jenderal Gior menghampiri kami.

"Good night, all," sapa Jenderal Gior.

"Good Night, Jenderal," serempak kami.

"Sorry, saya baru saja melihat perkembangan kasus lain. How about this case? Have something to talk?" tanya jenderal.

Keyle menjelaskan apa yang terkandung dalam obat yang diberikan kepadaku. Evgen juga memberitahukan penemuannya, tentang pengamanan yang terdapat di gedung tersebut.

Aku menatapnya dengan bosan, hanya bisa memprediksi, namun tidak tahu bagaimana meretasnya.

"And how about you, Kieva?" tanya jenderal kepadaku.

Sejujurnya, aku sangat membenci tim. Hal itu membuatku tidak leluasa dalam berpendapat, tidak didengar, dan tidak dipercaya, seperti tadi contohnya.

"Saya menemukan keanehan melalui identitasnya, memang terlihat sinkron melalui informasi yang diberikan oleh Evgen. Namun, ketika melihat secara langsung, ia seperti palsu," ucapku menjelaskan.

Aku juga memberikan rekaman CCTV yang sengaja kuletakkan di bajuku. Saat aku di dalam, semuanya terlihat sangat jelas. Mulai dari percakapan, sampai resolusi gambar yang jelas.

"Aku tidak berharap akan dipercaya, namun Jenderal bisa lihat rekaman tersebut." Aku memberikannya dan langsung dihubungkan ke layar hologram.

Kami semua seperti melihat film yang sedang disiarkan.

"I think, that's fake." Keyle menatap secara terperinci wajah Dokter Lucas.

Sudah kubilang, pikirku.

Evgen hanya menatapnya malas.

"Apakah tidak ada pencarian mengenai ini?" tanya jenderal.

Evgen melakukan beberapa pencarian lagi melalui laptopnya.

"Nihil," kesal Evgen.

"Sepertinya, ia memang sangat teliti dalam merencanakan semuanya," ucap Halton yang masih fokus memerhatikan.

"Saya akan mencoba untuk mencari tahu." Evgen masih sibuk mengotak-atik laptop kesayangannya. Hampir saja bukan laptopnya yang aku hancurkan. Hal itu akan lebih menyenangkan, bukan?

Clandestine ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang