13

7 0 0
                                        

Aku menyapu pandangan ke sekeliling. Bingung, di manakah aku sekarang?

Sofa, ternyata aku tertidur di sofa Gold Room. Aku mengingat kejadian semalam. Jangan berpikir macam-macam. Aku mengingat bahwa semalam sangat mengantuk, sehingga tidak kuat untuk pergi ke kamarku.

"What." Aku sedikit terkejut. Ternyata, aku tidak sendirian. Evgen sedang tertidur dengan posisi duduk di ruangan komputernya. Sedangkan aku, tertidur di sofa ruangan depan. So, kami tidak tidur berdekatan. Namun, aku bisa melihatnya dari kaca anti peluru.

Evgen terlihat membuka matanya. Menatap sekeliling dan terkejut dengan keberadaanku. Masing-masing dari kami tidak menyadari, bahwa ketiduran di Gold Room semalam.

Aku melihat selimut menutupi tubuh. Aneh, semalam aku sangat mengantuk dan buru-buru tertidur di sofa. Namun, aku ingat, bahwa tidak memakai selimut.

Apa jangan-jangan..

"I'm sorry, seharusnya aku tidur di ruangan lain, bukan di Gold Room." Evgen menghampiriku. Sepertinya, ia merasa bersalah.

"Never mind." Aku mengerjapkan mata dan terbangun, melipat selimut. Aku tidak berniat untuk menanyakannya. Karena hal tersebut takut membuatku canggung.

"Okey, i will go to prepare," ucap Evgen.

"Baiklah, i will prepare too." Kami bersiap untuk melakukan penyelidikan lagi.

Kali ini, kurasa akan lebih menantang, karena kami memiliki seorang saksi.

Kali ini, kurasa akan lebih menantang, karena kami memiliki seorang saksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku mengenakan jas abu-abu, dipadukan dengan celana senada. Serta boots heels berwarna putih, dan hijab abu-abu. Asal kalian tahu, aku sangat menyukai jas, serta pakaian formal. Dengan begitu, aku merasa lebih percaya diri dan terlihat berwibawa.

Sebaliknya, Evgen lebih suka melakukan penelitian menggunakan pakaian casual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebaliknya, Evgen lebih suka melakukan penelitian menggunakan pakaian casual. Entah mengapa, hal tersebut membuatnya terlihat seperti anak SMA.

"Why you always formal anywhere?" tanyanya penasaran.

"Because, i like this." Aku berkata dengan dingin.

"Even in your room? With your gun?"

Clandestine ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang