19

4 0 0
                                        

Saat membuka laptop, aku tidak melihat apa pun. Keadaan masih saja sama, atau mungkin mereka hanya bereaksi pada malam hari?

Masih di kamar. Hanya memikirkan apa yang harus kulakukan malam ini. Menyelidiki ruangan misterius itu, atau langsung saja menembakkan peluru ini ke kepala Dokter Lucas.

Senyuman Evgen kepada Nura membuatku terkejut, mereka terngiang-ngiang di atas kepalaku. "What happen with me?"

Aku bertanya-tanya, apakah otakku sedang bermasalah? Halton berkata bahwa aku cemburu. Aku tidak mengerti bagaimana perasaan itu. Aku tidak pernah jatuh cinta, hal tersebut membosankan bagiku.

Berfikir dua insan bersatu saja membuatku malas. Lebih baik sendiri, tanpa harus menimbulkan masalah baru. Aku tidak bisa membiarkan masalah ini menganggu pikiranku dan akan berakibat pada pekerjaanku.

M9A3. Pistol ini kubawa dalam tas gold. "Aku ingin menembakkannya."

Sudah lama tidak bermain-main di dalam Shoot Room Gedung FBI. Membuatku merindukan papan shoot.

"Hai, Kieva." Nura memasuki kamarku. Terlihat ceria bersama Evgen yang datang. Aku tahu bahwa Nura menyukai Evgen. Terlihat sejak pertama kali di cafe.

"Hai." Aku membalasnya singkat. Masih fokus dengan laptop.

"What are you doing?" tanya Evgen.

"Just check." Aku berkata dengan dingin. Sepertinya, sifat lamaku akan muncul kembali.

"Mmm okey, aku memiliki pekerjaan di luar. Aku tinggal dulu." Nura pergi meninggalkan kami. Sepertinya, ia sedang memiliki tugas, membantu pasien lain.

Awwkard. Aku merasa canggung, entah apa yang terjadi kepadaku.

"Tidak ada perubahan?" tanya Evgen.

"Yeah."

Aku ingin bertanya tentang bagaimana Evgen kecelakaan. Namun, sulit.

"Huh, why the accident?" Akhirnya, aku berkata dengan dingin.

"I meet my past. Ia adalah orang yang membullyku saat di Swiss. Memukulku, serta mengejekku." Wajah Evgen yang tegas, berubah menjadi sendu. Aku tidak pernah melihat Evgen seperti ini.

"Ia masih menatapku dengan seringainya. Aku membalas tatapannya dengan tajam. Aku ingin sekali membalas perbuatannya. Namun, hal tersebut tidak akan menghasilkan apa-apa," lanjut Evgen.

"Jadi, kau terpikirkan hal itu sampai hampir kecelakaan saat ingin menyeberang?"

"Yeah."

"Apakah harus aku yang menembakkan pistol ini ke otaknya?"

"You are still crazy, Kieva."

"I don't care about that. Peluruku terbuang sia-sia semalam. Aku hanya ingin memakainya ketika bertemu dengan musuhmu."

"No need. Aku sudah tidak peduli dengannya. Hanya menyisakan kenangan buruk di kepalaku," sendu Evgen.

Diam. Kami terdiam.

"Jangan sedih di hadapanku." Aku memberikannya Coca-Cola.

"Hmm, ternyata kau baik juga."

"Aku tidak baik," ucapku, sambil fokus menatap laptop.

"Sudahlah, tidak usah ditatap seperti itu. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa. Aku yakin malam ini mereka bereaksi."

"Aku tahu. Oh yeah, tirai itu." Aku mengingat rekaman semalam.

Clandestine ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang