Apa harus jadi penjahat agar bisa dihargai?
Titik tengah kuhancurkan dengan satu peluru. Aku menembakkan peluru kedua di tempat yang berbeda.
Almond eyesnya menatap tajam.
DOR
"Two points."
Lagi-lagi, aku menghantamkan peluru kedua dengan tepat.
"G...
"This is yours." Halton melemparkan sebuah new gun kepadaku.
"Wow, this is wonderful."
Desert Eagle Mark XIX
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak seperti pistol semi-otomatis lain di pasaran, Mark XIX dibuat dengan mekanisme gas dan piston yang mirip dengan bedil AK-47! Dengan rem laras (muzzle brake) di ujung larasnya, Mark XIX dapat menembakkan timah panas dengan recoil kecil, sehingga penembak tidak kewalahan dengan daya tembaknya yang besar.
"Thank you, Halton!" Aku bersemangat.
"Wanna try?"
"Yeah." Aku mencoba pistol baru ini menuju papan shoot.
DOR
"Wuhuuu."
"Not about that, aku akan memberikan senjata lagi. This one is Colt 1911. Pistol ini amat efektif untuk ditembakkan dari jarak 50 meter. Pistol ini dapat memuat hingga 8 selongsong peluru, 45 ACP, dan dengan mode semi-otomatisnya, Colt 1911 dapat menembakkan 85 peluru per menit," jelas Halton.
"I'm so excited." Entah mengapa, aku sangat senang kali ini. Berbagai macam pistol baru diberikan kepadaku.
"Apakah aku meminjamnya?"
"Not, sudah kubilang, yours."
"Kau mendapatkannya dari mana?"
"Jenderal Gior memberikannya kepadaku dan kepadamu."
"Thanks, Jenderal."
Evgen datang. Memberikan teman-teman yang lainnya kaus hitam.
"This is protector shirt."
Evgen menjelaskan semuanya, mengenai kelebihan kaus tersebut kepada kami semua.
"Thanks, Evgen!"
Kami semua sedang berada di Ballroom. Termasuk teman-teman pasukan lain yang kami bawa.
"How about your prepare?" tanyaku kepada Nura.
"Apakah aku cocok?" Nura memakai topeng pelindung.
"That's cool."
"Oh yeah, apakah kau sudah berlatih?" tanyaku kepada Nura.
"Yeah, semalam aku berlatih basic bela diri, serta menggunakan pisau yang diajarkan oleh Coach. But, aku tidak terlalu menyukai pisaunya."
"Kau memang lebih cocok dalam hal mengobati, Nura. But, pisau ini digunakan jika kau dalam bahaya. Just bring."
Nura mengangguk. Ia sepertinya sudah melupakan kejadian kemarin.
"Aku berharap, kita dapat bekerja sama dengan baik." Aku mengulurkan tangan.