18

6 0 0
                                        

"Jangan membuatku panik lagi." Evgen berkata dengan sangat dingin.

"I'm okey, Evgen."

Kami berada di ruanganku.

"Katakan padaku, apa yang terjadi semalam." Ia berkata tegas sekarang.

"Evgen, hear me. Are you sure ingin membahasnya di sini? Tempat ini bisa saja memiliki penyadap suara. Kemarin saja banyak sekali hal aneh. Membuatku sakit kepala."

"Kau yang membuatku sakit kepala, Kieva."

"Ck, okey, aku akan mengatakannya kepada kau. Check this room first." Aku menyuruh Evgen untuk menyadap semua teknologi di kamar ini. Agar apa yang kuucapkan, tidak ada yang mendengar.

Evgen membawa laptop hologramnya. Menutup akses pintu, serta menyadap keamanan di kamar ini. "Already all. Tell me now."

"Kau sangat tidak sabaran. I see much eyes and ginjal di sana. Bukan imitasi. Bukan juga milik hewan. That's human."

"Apakah kau melihat seseorang di sana?"

"Actually i'm not sure. Aku hanya mendengar suara saat lampu redup. Lalu kutembakkan pistol, serta bom gas dari kau untuk mengelabuinya." Aku menyambungkan bros canggih ini ke dalam laptop. "Semuanya telah terekam, bukan? Aku ingin kau melihatnya lebih teliti lagi."

Evgen terlihat dingin ketika serius. Berbeda jika ia berbicara, bawel sekali.

"Oh yeah, aku juga telah meletakkan spy came yang diberikan Jenderal Gior ke dalam sana. You can check it too."

"Aku harap bisa. Karena sinar biru di sana bisa saja merusak spy camemu. Seperti milikku."

"Huh, mengapa tempat ini sangat canggih?" Aku terheran.

"Memang, di balik tempat healing ini sangat mengerikan. Mereka pandai untuk mengelabui."

"Mereka?"

"Aku yakin yang memanage ini tidak mungkin hanya satu atau dua orang. Ini sudah dikatakan organisasi."

"I agree." Aku meminum orange juice yang diberikan Evgen.

"Spy camenya menyala," heboh Evgen.

Aku melihatnya. Sangat jelas sekali. "Apakah ada orang?"

"Nope, but apakah kau curiga bahwa yang di dalam sana adalah Dokter Lucas?" tanya Evgen.

"I think yeah and not. I'm not sure about that."

"Aku akan selalu mengecek rekaman ini." Evgen berkata tegas.

"Hmm, up to you. Otakku panas sekali. I want to sleep." Aku mengantuk, padahal sekarang sudah pukul 8 am.

"Go sleep," suruh Evgen.

"Aku sedikit risih jika kau di sini."

"All right, aku akan keluar."

"Evgen," panggilku.

"Aku ingin Magnolia itu bersamaku." Maksudku adalah bros canggih yang Evgen berikan kepadaku.

"Do you like it?"

Aku mengangguk mengiyakan.

"Ini." Ia memberikannya kepadaku.

"Apakah kau tidak tidur semalam?" Aku penasaran dengan Evgen. Ingat, hanya penasaran.

"I can't sleep because worry."

Clandestine ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang