16

6.6K 386 60
                                    

Salah satu anak Oom Surya, Gadis, direktur di perusahaan baterai yang tiga tahun lalu didirikan olehnya dan Shelina. Perusahaan itu kini menjadi vendor unttuk perusahaan konstruksi milik keluarga Abizhar.

Hari itu Gadis datang ke kantor Abizhar untuk berdiskusi soal harga baterai dengan tim Sales perusahaan Abizhar. Abizhar menyerahkan urusan negosiasi tersebut pada bawahannya. Gadis memberikan harga tinggi yang tidak bisa ditawar oleh karyawan-karyawan Abizhar. Alasannya mematok harga tersebut karena kurs dollar sedang naik, sementara barang-barang yang ia sediakan untuk perusahaan Abizhar diimpor langsung dari Cina.

Gadis tak pernah suka pada Abizhar, namun keduanya harus terlibat dalam bisnis sejak Abizhar menikah dengan Shelina. Kedua keluarga tersebut telah bersepakat untuk bekerjasama dalam segala hal, termasuk penunjukkan vendor. Bisa saja Gadis menolak, tapi itu artinya dia harus dicap sebagai anak durhaka. Sama dengan Abizhar, dia ingin mencari vendor yang bisa memberi harga lebih murah, tapi terpaksa harus bekerjasama dengan perusahaan keluarga Shelina.

Setelah diyakinkan dua jam lamanya, Gadis akhirnya menyerah. Dia memberikan harga yang sediiiikit lebih murah, yang juga artinya keuntungan untuknya lebih kecil, tapi daripada tidak ada kesepakatan sama sekali. Tim Sales memberitahunya akan memberikan draf kontrak kerjasama mereka dalam dua hari.

Lepas rapat, Gadis mengunjungi Abizhar. Dia memberitahu perihal harga yang akhirnya disetujui. "Enak sekali jadi kau." Gadis berdecak-decak penuh rasa iri. "Tugasmu hanya melayani Shelina, tapi semua nikmat dunia telah diberikan pada orangtua angkatmu. Jabatan. Pekerjaan yang mudah. Saham."

"Apa bedanya denganmu?" jawab Abizhar dingin. Sejak awal tak ada satu pun keluarga Shelina yang suka padanya, bahkan Shelina sendiri juga benci padanya. Demi uang, Abizhar mengingatkan dirinya. Demi uang aku rela dimusuhi banyak orang termasuk keluarga istriku. "Modal perusahaanmu juga dari Shelina, bukan? Kau juga tak perlu repot cari klien, sebab semuanya sudah dicarikan oleh Shelina."

"Dari mana kau tahu?"

"Dari mana kutahu? Terang aku tahu. Shelina pandai berbisnis, dia tidak mungkin membangun perusahaan jika dia menyerahkan pada orang yang salah. Sebelum kepercayaan diberikan pada kau, pastilah Shelina memastikan kau tidak membuat kekacauan," sahut Abizhar datar. "Aku sudah membandingkan harga baterai dengan perusahaan-perusahaan lain. Mereka memberi harga yang tak jauh dari harga bateraimu. Kenapa tidak kau bersyukur saja? Di masa yang sulit seperti ini, susah mendapat klien, bukan?"

"Ya itu betul. Shelina memang pandai berbisnis, tapi dia salah memilih suami. Seharusnya dia punya suami yang bisa memberi keuntungan padanya. Sayangnya, kau di sini hanya menjadi boneka orangtua Shelina dan orangtuamu, malah kudengar kau ingin tanah yang dimiliki Shelina," lanjut Gadis sambil memberikan tatapan menghina.

Diingatkan tanah di Kebon Kacang itu membuat darah Abizhar menaik. Sialan, rupanya semua orang tahu soal itu, pikir Abizhar jengkel. Kupikir hanya antara keluargaku dan keluarga Shelina. Maksud keluarga Shelina di sini adalah Shelina dan ayahnya.

Huh, wanita.

Mengapa mereka selalu membahas hal yang lain?

"Kalau tak ada lagi yang ingin kau sampaikan, sebaiknya kau tinggalkan kantorku. Aku sibuk," kata Abizhar datar. Dia kembali menatap komputernya.

"Aku ingin kau berkomitmen dengan Shelina. Aku ingin kau sungguh-sungguh melakukannya," kata Gadis di balik suara yang mengandung keputusasaan. "Aku dan Rafi sudah menikah lima tahun lamanya, dan aku tidak mau kehilangan suamiku."

"Apa hubungannya aku berkomitmen dengan istriku dan rumah tanggamu?"

"Istrimu berselingkuh dengan suamiku!"

"Apa kau bilang?!" Kini Abizhar berdiri, menatap Gadis dengan sorotan tidak percaya. "Kau bilang apa barusan? Shelina main api dengan suamimu, begitu maksudmu?"

"Rafi bilang dia menaruh hati pada Shelina. Dia juga mengakui dia bertemu Shelina. Hubungan itu dia sembunyikan sebab beberapa waktu lalu Shelina hamil," jawab Gadis, menggigit bibirnya. "Rafi tidak yakin, apakah anak itu anaknya atau bukan. Tapi sekarang, dengan Shelina yang sudah tidak hamil lagi, aku rasa Rafi akan nekat mendekatinya lagi. Dan tidak diam-diam!"

"Kau tidak berdusta?"

Gadis memandang Abizhar dengan raut muka marah. "Tanyalah pada istrimu. Aku tahu semua ini dari Rafi. Tidak mungkin aku tanya pada Shelina. Kau tahu sendiri dia anak kesayangan Oom Edward. Bisa-bisa aku dibuat sengsara jika menyerang Shelina!"

Entah mengapa Abizhar tidak percaya dengan pernyataan itu. Tidak mungkin Shelina mengkhianatinya. Selama ini Shelina posesif padanya, malah cenderung terobsesi. Masa iya wanita yang mengaku cinta bisa memalingkan perasaannya begitu saja?

Hubungan seperti itu kan tidak membutuhkan cinta, pikir Abizhar lagi. Aku saja bisa menikah dengan wanita yang tidak kucintai. Aku bahkan bisa menikmati seks dengan wanita yang tidak kucintai itu. Jadi, mungkinkah...?

Mengapa sepertinya tidak mungkin?

Apa pula alasan Rafi menyukai Shelina? Shelina memang cantik, dia juga pintar menjaga imejnya, tapi jika orang mengenalnya lebih dekat akan tahu betapa ketus dan menyebalkannya dia. Beda dengan Gadis. Meski luarnya tampak galak, justru Abizhar merasa dia punya sisi yang sendu dan rapuh. Baik Shelina maupun Gadis sama-sama menawan rupanya.

Dan apa yang dilihat Shelina dari Rafi? Pria itu memang mapan. Punya perusahaan kecil sendiri. Tapi tampan? Rasanya Abizhar tidak lebih jelek darinya.

Apa..apa.... apaa...

Sial kau Shelina. Aku jadi tidak tenang!

Suamiku Mencintai Wanita Lain #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang