29

4.7K 318 64
                                    

"Bagaimana bisa kau berakhir seperti ini, Sayang?" Seorang perempuan dibalut selendang yang menutupi wajahnya menangis sesungukan di dekat Yuni. Digenggamnya tangan Yuni yang tak kunjung bergerak. "Bagaimana bisa istri Abizhar sejahat ini padamu? Mama janji, ketika kau sadar, kita akan membalas perbuatan Shelina padamu! Kau dengar Mama, kan? Ya, kita akan buat Shelina menyesal telah membuatmu ca.." Air mata perempuan itu mengalir deras. "Cacat seperti ini, Sayang."

Perempuan itu teringat pada kejadian di masa lalu, di mana dia menaruh Yuni yang masih bayi di teras Panti Asuhan Jalin Kasih. Ditaruhnya secarik kertas berisikan nama dan tempat, tanggal lahir Yuni di sana. Sebelum meninggalkan Yuni yang masih berusia satu minggu, perempuan itu berbisik padanya bahwa arti namanya adalah kebaikan. Perempuan itu berharap, Yuni akan menjalankan hidupnya dengan penuh kebaikan meski ibu yang melahirkannya tidak bisa membesarkannya. Dengan perasaan bersalah, perempuan itu pergi, membiarkan Yuni menangis terus di depan teras, sampai Ibu di Panti menggendongnya.

Kembali ke masa kini. Perempuan itu tidak menduga, bahwa kejadiaan naas akan dialami Yuni. Selama ini dia memerhatikan Yuni dari jauh, tidak punya keberanian untuk mengenalkan dirinya sebagai ibu kandung Yuni. Bahkan sampai Yuni koma, lidah perempuan itu terasa kelu untuk mengaku. Itu semua dilakukannya untuk menjaga nama baik keluarganya yang sempurna.

"Anda siapa?"

Perempuan itu menoleh terkejut. Tangan Yuni yang ada di dalam genggamannya terjatuh.

"Sedang apa... Anda.." Roland tidak percaya dengan penglihatannya. Perempuan ini kan... "Sedang apa Anda di sini? Bagaimana bisa Anda mengenal Yuni?!"

"Roland, saya mohon, jangan beritahu siapa pun soal saya!" Perempuan itu memintanya dengan nada penuh permohonan. "Katakan apa yang kau mau, tapi jangan kasih tahu siapa-siapa saya pernah ke sini..."

"Apakah ada pengurus panti yang tahu Anda kemari?"

Perempuan itu menggeleng. "Tidak, oleh sebab itu kau harus tutup mulut, Roland! Katakan. Berapa yang kau mau, akan saya siapkan uangnya."

"Sebelumnya saya ingin tahu. Apa hubungan Anda dengan Yuni?"

"Bagaimana denganmu, Roland? Mengapa kau bisa kenal Yuni? Kau kan, yang membawanya ke sini?!"

"Saya mencintai Yuni," kata Roland lirih. "Kami sudah bersepakat untuk meninggalkan kehidupan kami di sini, tapi justru Yuni mengalami kecelakaan..."

"Yuni mencintaimu? Kau bercanda. Dia hanya mencintai.."

"Dia sudah mau meninggalkan Abizhar," sahut Roland menahan marah. "Ini bukan urusan saya. Bagaimana dengan Anda? Apa jangan-jangan Anda punya hubungan dengan Yuni?"

Perempuan itu mendelik ditanya begitu, menunjukkan bahwa pertanyaan itu menyinggung sekali dirinya. Ia teringat pada apa yang dikatakan suaminya saat dia melahirkan anak itu.

"Aku tidak sudi membesarkan anak Edward. Menurut kau, aku ini pria tolol yang mau saja bekerja keras untuk menghabiskan uang untuk anak harammu dengan Edward?"

Suaminya sangat membenci-bahkan mengutuk perselingkuhannya dengan Edward. Bagi suaminya, Edward hanya rekan bisnis yang menambah pundi-pundi uang suaminya, tok! Suaminya memintanya untuk membuang anak itu ke mana saja asal tidak ke rumah mereka.

Perempuan itu tidak menjawab Roland. "Beri tahu saja berapa harga yang kau inginkan," katanya sebelum meninggalkan ruang khusus merawat Yuni. "Asal kau tidak membocorkan tentang ini."

**

Leo datang ke lounge kantor Shelina dengan beberapa informasi yang dikoreknya setelah meretas ponsel Roland dengan kekuatan kemampuan teknologinya. Diserahkannya pada Shelina beberapa foto Roland dengan perempuan.

"Dia yang intens bertemu Roland, selain Anda tentunya," kata Leo menjelaskan.

Shelina mengambil foto-foto itu, dan matanya membelo tak percaya. Yuni, desis Shelina heran. Roland kenal Yuni? Dan foto-foto ini... Tampaknya mereka akrab, dengan Roland yang merangkul Yuni. Apakah mereka ada main diam-diam?

Itu artinya, Yuni mengkhianati Abizhar?

Bukan main.

Tak bisa kubayangkan betapa kecewanya Abizhar jika tahu kekasih yang didambakannya itu punya skandal dengan asistenku. Ah, skandalkah namanya ini, pikir Shelina. Sepertinya mereka saling jatuh cinta. Atau Roland yang hanya berharap pada perempuan itu? Sebab selama ini Abizhar menceritakan Yuni yang ini dan itu, yang intinya Yuni rela melakukan apa saja untuk Abizhar.

Kasihan sekali kau, Roland andai begitu nasibmu. Sekaligus brengsek kau, Roland. Berani-beraninya menyukai musuh bebuyutanku! Padahal kau sudah kuanggap sahabat!

"Lalu kau sudah tahu apa tujuannya dia ke Panti Asuhan?" tanya Shelina selanjutnya.

"Ini ada foto-foto screenshot bukti transfer ke Panti itu," sahut Leo menyodorkan sebuah map. "Saya hanya hacker, bukan polisi."

Shelina memberikan sebuah cek pada Leo. "Ini ada uang. Jangan segera kau habiskan. Gunakan untuk kuliah."

"Kuliah?" Dahi Leo mengernyit.

"Ya, kuliah. Untuk apa kau punya kemampuan seperti ini jika tidak punya gelar? Kau tahu kan, bahkan banyak sarjana yang masih menganggur. Kau bisa lebih bermanfaat dengan gelar yang akan kau punya," jawab Shelina memberi saran.

"Saya tidak tahu Anda tipe orang yang peduli pada orang lain." Leo menerima cek itu. "Trims, Bu Shelina. Kalau ada lagi yang bisa saya bantu, saya akan senang hati melakukannya."

"Satu lagi. Saya ingin kau terus memantau Roland, dan orang-orang yang berkaitan dengannya, tidak terkecuali pengurus Panti. Kau bisa?"

Leo berpikir sejenak, lalu mengangkat bahu. "Oke, saya usahakan. Tapi..."

"Akan saya tambahkan uang jajanmu," sahut Shelina, berdiri berlalu dari hadapan Leo.


*semoga kalian suka cerita ini*

Suamiku Mencintai Wanita Lain #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang