Bagian 10

66.5K 5.1K 128
                                    

Happy Reading!!!

***

"Eh mau ke mana?" cegah Saga ketika Latisha baru saja hendak membuka pintu mobil.

"Kenapa? Aku mau ngajar, Saga!"

"Aku tahu,"

"Terus?" kening Latisha mengerut tak paham. Semakin tak paham ketika tangan kanan laki-laki itu terulur, lalu menatap tangan dan wajah tampan Saga bergantian hingga kemudian sebuah decakan keluar dari bibir pria itu.

"Salim dulu sama suami, heh," ujarnya dengan nada menggoda tapi raut wajahnya begitu serius, membuat rasa panas menyebar di pipi Latisha.

"Sa-"

"Salim Latisha!"

Bukannya menurut untuk meraih uluran tangan Saga, Latisha malah justru bergidik seraya meringis pelan. Dalam hati Latisha berpikir 'yang benar saja gue salim sama bocah. Benar-benar konyol!'

Memilih mengabaikan, Latisha melanjutkan niatnya untuk keluar dari mobil, namun sial, Saga lebih cepat menguncinya. Membuat Latisha tidak bisa cepat-cepat melarikan diri dari samping suami brondong menyebalkannya itu.

Gara-gara kejadian semalam, Saga jadi mulai berani menggodanya. Dan itu membuat Latisha selalu di buat kesal sekaligus salah tingkah.

"Buka Saga! Kamu bisa telat pergi ke sekolah." Itu alasan kedua. Bagaimanapun sekolah tempat Latisha mengajar dan Saga berlawanan arah, dan itu cukup jauh.

Tadinya Latisha sudah berniat naik taksi atau ojek online selama Saga menggunakan mobilnya, tapi remaja itu malah kukuh untuk mengantar dengan alasan dia akan terlihat berengsek membiarkan istrinya pergi sendiri dengan angkutan umum. Sial!

"No, salim dulu," kukuh Saga kembali mengulurkan tangan kanannya.

"Gak usah konyol!" dengus Latisha geram.

"Apanya yang konyol sih, Sha? Salim sama suami itu wajib hukumnya. Kamu mau jadi istri durhaka?"

Latisha di buat semakin frustrasi dengan kalimat Saga tersebut. Bocah remaja itu sudah pintar menjadikan status mereka sebagai bahan untuk mengancamnya. Benar-benar menyebalkan!

"Ayo salim dulu. Ini udah hampir telat loh, Sha." Saga melirik ke arah jam di pergelangan tangannya yang memang sudah menunjukkan hampir pukul delapan.

"Makanya, cepat buka pintunya, Sagara! Aku gak mau ya kalau sampai kamu bolos sekolah!"

"Ya udah ayo salim dulu," tak kalah keras kepalanya, Saga tetap mengulurkan tangan ke arah Latisha. Membuat perempuan itu lagi-lagi meluncurkan dengusannya, kesal juga frustrasi.

Memang bukan hal yang berat permintaan Saga, tapi tetap saja rasanya aneh ketika harus menyalami seseorang yang usianya berada jauh di bawah. Latisha enggan, dan ia tidak pernah membayangkan akan melakukan hal tersebut. Cukup di pernikahan ia melakukannya itu pun karena terpaksa. Jadi, please, jangan sekarang juga.

"Sa, sumpah, usia kamu bahkan jauh di bawa aku. Jangan konyol, please!"

"Meskipun begitu aku tetap suami kamu. Aku yang mengucapkan janji suci atas nama kamu. sejauh apa pun jarak usia kita, kamu tetap istri aku. Surga kamu ada padaku loh, Sha,"

Menjambak rambutnya frustrasi, Latisha menggeram tertahan, lalu meraih tangan Saga dan mengecupnya dengan cepat. Bahkan sepertinya tidak ada satu detik pun. Membuat Saga berdecak tak puas dan menarik tangan istrinya itu cukup kuat, hingga Latisha yang sudah terbebas dari sabuk pengaman menghantam dada keras Saga.

"Sa-hemmppt,"

Kalimat Latisha terpotong dengan ciuman lembut Saga. Membuat matanya membulat terkejut, tapi sama sekali Saga tidak merasa bersalah. Melumat bibir ranum Latisha dengan begitu damba.

My Brondong HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang