Bagian 24

48.4K 4.1K 110
                                    

Hallo guys,
Seperti yang udah beberapa hari ini aku bilang, My Brondong Husband akan naik cetak.

Dan P.O di mulai pertanggal ini s/d 30 juni 2023

Untuk pemesanan kalian bisa hubungi penerbit di nomor ini +62 877-5202-0061 bisa juga lewat shope

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Untuk pemesanan kalian bisa hubungi penerbit di nomor ini +62 877-5202-0061 bisa juga lewat shope. Link ada di Bio. Atau ke akun sini guys.

 Atau ke akun sini guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading !!!

***

Saga sudah berpikir bahwa Latisha dan temannya tidak akan datang ke café. Seperti yang dikatakan istrinya pagi tadi, mereka tidak janji akan datang, yang membuat Saga menebak bahwa mungkin mereka sibuk atau ada urusan lainnya. Tapi Saga tidak menyangka bahwa pada akhirnya Latisha datang juga bersama temannya yang bertambah satu. Membuat tiga sosok yang baru saja masuk ke dalam café beraroma khas kopi itu menjadi perhatian pengunjung lain. Tak lewat Saga dan Jay yang memang menunggu kedatangannya.

Senyum Saga sontak mengembang ketika pandangannya bertemu dengan sosok cantik istrinya, yang Latisha balas dengan senyum tipis andalannya, hanya saja kali ini bukan senyum formalitas atau semacamnya, melainkan senyum lembut yang mampu membuat jantung Saga bertambah ritme debarannya.

"Kalau bidadari yang datang suasana café kita jadi beda ya," bisik Endra yang berdiri di samping Saga, mengamati keadaan café yang semula heboh dengan gelak tawa dan obrolan dari meja-meja yang terisi berubah hening ketika tiga sosok cantik itu datang. Bahkan waktu terasa berhenti untuk beberapa saat.

"Halo brondong," sapa Agni kepada Saga dan Endra yang berada di belakang meja bar. Membuat Endra gelagapan karena tidak menyangka akan di sapa oleh sosok bidadari berseragam guru itu, sementara Saga tidak menghiraukannya. Saga lebih tertarik menyapa istrinya dari pada membalas sapaan Agni.

"Mochacino dong, gue butuh yang hangat-hangat setelah hujan-hujanan," kata Agni menyebutkan pesanannya.

"Dua ya, sama pancake ice cream satu," tambah Nabila dari belakang, setelah itu menarik Agni menuju meja kosong di belakang. Tempat ternyaman untuk santai dan mengobrol.

My Brondong HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang