Bagian 25

52.6K 3.9K 49
                                    

P.O My Brondong Husband sudah Berlangsung sejak kemarin ya, guys, untuk pemesanan kalian bisa langsung penerbit Teori Kata Publishing di nomor ini +62 877-5202-0061, atau akun shopee. Link ada di bio.  Bisa juga di toko online yang bekerja sama dengan kami antara lain

  Bisa juga di toko online yang bekerja sama dengan kami antara lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan sampai ketinggalan ya ... Buku hanya tersedia selama P.O berlangsung.

Happy Reading !!!

***

"Laki lo manis, tapi ngeselin!" delik Agni pada Latisha, begitu Saga undur diri kembali bekerja.

"Itulah brondong," respons Latisha mengedikkan bahunya singkat, lalu memilih menikmati nasi gorengnya tanpa menghiraukan kedua temannya.

"Lo kayaknya udah bisa terima dia ya, Sha? Gue perhatikan lo fine-fine aja, gak sama sekali terlihat risi dia dekat dan goda-goda lo. Gue juga lihat lo sama dia begitu dekat layaknya pasangan yang sesungguhnya."

"Gue sama Saga memang pasangan 'kan?" Latisha menaikan kepalanya, menatap Nabila dengan sebelah alis terangkat.

"Ya, emang. Tapi maksud gue bukan itu ..." ralat Nabila cepat-cepat. "Kalian seperti pasangan yang saling mencintai."

"Gue sedang berusaha," singkat Latisha menjawab seraya kembali menyuapkan nasi gorengnya yang masih tersisa banyak. "Gue cuma pengen nikah sekali seumur hidup. Jadi sebisa mungkin gue akan mencintai suami gue."

"Saga?" Nabila bertanya hati-hati.

Latisha mengedikkan bahunya singkat. Dia sendiri belum tahu bagaimana perasaan Saga, dan arti pernikahan ini. Namun yang jelas, selama ini Saga terlihat serius. Dan satu yang Latisha sadari, meski usianya masih belasan dan tingkahnya tak jarang kekanakan, Saga mampu bersikap dewasa, dan sedang berusaha bertanggung jawab sebagai seorang suami.

Melihat kesungguhan Saga dalam menjalankan perannya sebagai seorang kepala keluarga, membuat Latisha berpikir bahwa bersuamikan Saga tidak seburuk itu. Latisha justru merasa lebih baik.

Di tengah tingkahnya yang selalu membuat kesal, Saga adalah sosok yang menyenangkan, perhatian, dan penyayang. Laki-laki itu juga menghargainya, tidak memaksakan kehendak sendiri, dan yang pasti Saga tidak memaksa meskipun laki-laki itu memiliki hak atas dirinya. Seperti kejadian ciuman kemarin. Saga memiliki hak untuk melakukan lebih, tapi Saga tidak melakukannya karena sadar Latisha belum siap.

"Melihat dari usahanya memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami, gue rasa Saga serius sama lo, Sha." Agni ikut membuka suara, karena meskipun baru dua kali bertemu dengan brondong sahabatnya itu, Agni dapat menilai bahwa Saga tidak main-main.

"Gue juga berpikir seperti itu, Ni, Bil. Tapi siapa yang tahu untuk ke depannya? Gue masih kurang percaya diri," aku Latisha, menatap dua sahabatnya secara bergantian.

"Gue pengen banget segera buka hati gue buat dia. Menerima dia sepenuhnya sebagai suami gue, tanpa berpikir Gyan akan kembali menebus kesalahannya yang meninggalkan di saat ijab kabul akan dilangsungkan. Tapi, gue takut di saat semua sudah gue berikan, dia pergi meninggalkan. Nikah sama brondong bebannya besar. Terlebih gue sadar usia gue," menghela napas panjang, Latisha kemudian melirik Saga yang sibuk di depan, melayani pelanggan yang baru saja datang dan sialnya mereka adalah perempuan. Membuat diam-diam Latisha dilanda sesak tak menyenangkan, dan memilih segera memalingkan muka, enggan lama-lama melihat pemandangan dimana perempuan lain menggoda Saga dan laki-laki itu menimpalinya. Benar-benar menyebalkan!

My Brondong HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang