Permen kapas

1.9K 300 44
                                    

Haii selamat siang guys!!

Happy reading all ✨
.
.
.
.
.
Andin berjalan masih dalam rangkulan Al.

"Bapak ngapain sih tadi pake cium saya segala?" kesal Andin.

"Akting Andin!" tegas Al.

"Lagian kamu sendiri kan yang minta bantuan ke saya," lanjut Al.

"Saya minta bapak buat jadi pacar pura-pura saya, bukan cium saya!"

"Justru dengan begitu mereka akan percaya sama kita," jelas Al.

"Tetep saya ga terima!"

"Kamu ini ya, udah dibantuin bukannya bilang makasih eh malah marah-marah," ucap Al gemas seraya mengacak-acak rambut Andin.

"Pak!!"

"Hehe, maaf," ucap Al nyegir, kemudian merangkul pundak Andin.

"Ga usah rangkul-rangkul," ketus Andin.

"Ouh udah selesai aktingnya?" tanya Al.

Andin mengangguk dan dengan terpaksa Al melepaskan rangkulannya.

Mereka berjalan beriringan, Al hanya mengikuti kemana Andin berjalan, dan sampai akhirnya Andin memutuskan untuk mendudukkan dirinya diatas rerumputan hijau diikuti oleh Al yang duduk disampingnya.

"Pak untuk kejadian yang jatuh tadi saya minta bapak bu--,"

"Tanggung jawab?" tukas Al.

Andin membulatkan matanya.

TANGGUNG JAWAB??

GUE GA HAMIL TOLONG!!

"Tanggung jawab? Dikira saya lagi hamil apa?!" ucap Andin kesal.

Al menyetil dahi Andin yang membuat sang empu meringgis kesakitan.

"Apaan sih pak sakit tau!" sungut Andin.

Al tersenyum, "Maaf maaf."

"Emang kamu minta saya buat apa?" tanya Al.

"Saya minta bapak buat lupain kejadian yang tadi," ucap Andin, matanya menatap lurus kedepan.

Al mengerutkan keningnya, "Kalau saya ga mau gimana?"

Andin menatap Al kesal, dirinya kemudian bangkit dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Al.

"Ndin mau kemana?" teriak Al.

"Pulang!"

--

"Astaga permen kapas!" pekik Andin ketika melihat gerobak yang menjual permen kapas.

Andin merogoh saku celananya untuk mencari dompetnya, "Loh ternyata gue ga bawa dompet?"

"Yah ga bisa beli dong," lirih Andin kecewa.

Dirinya kemudian menoleh ke belakang, terlihat dosennya itu sedang berjalan menghampirinya.

Masa gue harus utang sama pak Al?

Hih ya gengsi lah gue!

"Kenapa berdiri disitu?" tanya Al yang melihat Andin berdiri tepat di depan penjual permen kapas.

"Gapapa, yaudah yuk pak pulang," tutur Andin sembari melangkahkan kakinya kembali.

"Kamu mau?"

Pertanyaan tersebut membuat Andin menghentikan langkahnya, "Hah?"

"Kamu mau itu?" tanya Al lagi kemudian menunjuk penjual permen kapas itu.

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang