Putus

2K 355 65
                                    

SELAMAT MALAM PARA READERS KU TERCINTAHH!

TING TING TING, KEMBALI LAGI BERSAMA ANDIN DAN AL.

SUDAH SIAP MEMBACA??

1

2

3

38| PUTUS

16.30

Buru-buru Andin menyelesaikan rutinitas mandinya ketika mendengar ponselnya itu terus berbunyi. Selesai memakai pakaiannya Andin langsung menyambar ponselnya dan melihat ada 2 panggilan tidak terjawab dan 1 pesan dari Al.

Al? Andin mengerjapkan matanya. Lalu berteriak senang. Setelah 2 hari menunggu akhirnya Al kembali menghubunginya.

Mas Al : Bisa ke apart saya sekarang?

Andin : Mas udah pulang??

Mas Al : Sudah

Tanpa berpikir lama Andin langsung berganti pakaian dan langsung bergegas menuju apartemen kekasihnya itu.

****

Dan disinilah Andin sekarang. Di dalam apartemen milik Al.

Jika kalian mengira akan ada adegan peluk-pelukan, cium-ciuman, kangen-kangenan atau apalah itu kalian salah besar.

Tadi setelah masuk, tanpa banyak bicara Al langsung mempersilahkan dirinya untuk duduk. Aneh bukan? Hm, positif thingking saja mungkin Al akan memberinya kejutan nanti, jadi Al memamg sengaja pura-pura sok cuek.

Saat ini Andin tengah duduk manis di sofa, memperhatikan Al yang duduk di kursi dekat jendela. Sudah beberapa menit mereka duduk tanpa saling bicara. Ya Tuhan, kenapa suasananya berubah menjadi awkward begini?

Al bangkit dari duduknya, lalu meletakkan ponselnya diatas meja tepat dihadapan Andin.

"Apa perempuan itu pacar saya?" tanya Al. Nadanya terdengar begitu datar.

Andin mengerutkan keningnya menatap Al bingung. Perasaannya mendadak menjadi tidak enak. Kenapa macam keciduk selingkuh gini rasanya?

Ia mencondongkan kepalanya kedepan untuk melihat video yang baru saja diputar oleh Al.

Damn!

Andin membulatkan matanya terkejut. Video ini? Video ini merupakan video saat dirinya ditembak Haidar malam itu. Ouh god, darimana Al bisa mendapatkan video ini? Dan siapa yang merekamnya?

"Kamu tidak perlu tahu darimana saya mendapat video ini."

Andin meneguk ludahnya dengan susah payah. Kemudian matanya beralih menatap Al yang memasang raut wajah datar. Kalau boleh jujur, saat ini wajah Al terlihat lebih seram daripada saat mengajar di kelasnya.

"Sekali lagi, apa perempuan itu pacar saya?" Al menunjuk kearah ponselnya.

Andin mengangguk, lidahnya cukup kelu jika digunakan untuk menjawab.

"Lalu, apa pantas seorang perempuan yang sudah mempunyai status bahkan komitmen dengan seorang lelaki mengatakan sayang kepada laki-laki lain?" tanya Al. Sungguh ia merasa telah di khianati.

Andin menggeleng, tiba-tiba dadanya terasa sesak saat mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Al. Matanya berkaca-kaca, tak menyangka ini akan menjadi masalah besar untuk dirinya dan juga Al.

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang