Hasil dari kegabutan yang haqiqi:)
"Okey Andin, langsung to the point saja, ini hukuman buat kamu," ucap Al sambil menyodorkan beberapa lembar soal.
GILA NIH DOSEN!!
"Hah Bapak serius?" Andin membulatkan matanya terkejut.
"Kamu pikir saya bercanda?"...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini semua orang di buat bingung dengan keadaan calon pengantin yang tiba-tiba saja drop. Perempuan yang sebentar lagi akan berganti status itu terkulai lemas diatas sofa.
Andin sendiri juga tidak tahu mengapa ia mendadak sakit seperti ini.
Yang pasti, pagi tadi ia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Rasa gugup, gelisah dan cemas bercampur jadi satu. Ia merasakan detak jantungnya meningkat lebih cepat. Perutnya juga terasa mual dan serasa ingin muntah.
Selanjutnya sekitar pukul 6 pagi, mendadak kepalanya terasa pusing dan muncul keringat dingin. Ia dipaksa sarapan dan berujung dengan muntah. Hal itu membuat sang mama semakin panik dan memutuskan untuk menelpon dokter.
Sofia yang sedari tadi berdiri didekat pintu berjalan mendekati Andin.
"Tenang mbak Andin, rileks, dibawa santai saja ya." dokter itu mulai memeriksa keadaan Andin.
Dokter menjelaskan bahwa Andin sakit karena terserang gugup parah dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Beberapa saat setelah meminum obat yang dokter tadi berikan, Andin merasa kondisi tubuhnya berangsur membaik. Walaupun rasa mual itu masih ia rasakan.
Pukul delapan kurang Andin sudah selesai dirias. Dan bertepatan dengan itu rombongan keluarga pengantin pria terlihat sudah sampai digedung pernikahan.
Andin tersenyum tipis saat melihat calon suaminya itu dari layar televisi didepannya. Al tampak gagah juga tampan dalam balutan tuxedo berwarna putih itu.
Pukul 08.10 MC mulai membuka acara akad pada pagi yang cerah ini. Setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan sambutan singkat dari keluarga kedua calon mempelai. Kemudian pembacaan ayat suci Al-Quran beserta artinya oleh mbak Rida.
Dan tibalah pada acara inti.
Andin menoleh saat mendengar pintu ruangannya diketuk. Tak lama muncul sang mama dari balik pintu. "Ma." panggilnya sedikit serak.
Sang mama tersenyum manis, wajahnya menunjukan rasa bahagia yang luar biasa. "Sudah siap?"