Saya serius!

1.9K 301 49
                                    

Hai guys jumpa lagi sama aku 😘
Aku dah up nihh,

Happy reading all❤
.
.
.
.
.
.
.
Limabelas menit sudah Al menunggu Andin datang keruangannya. Dirinya berencana akan bertanya tentang hubungan Andin dan Haidar.

"Ya Allah lama banget sih Andin, apa jangan-jangan dia ga kesini lagi," ujar Al gelisah.

"Ck, harusnya tadi gue tarik aja tuh anak kesini," kesal Al.

"Udah Al, mending lo fokus dulu sama kerjaan,"

----

Disisi lain,

"Masuk ga, masuk ga, ya masuklah masa engga, bisa D nanti nilai gue," ucap Andin saat berada didepan pintu ruangan Aldebaran.

"Tok tok," suara ketukan pintu terdengar.

Apa jangan-jangan itu Andin ya? -batin Al.

"Permisi pak," ucap Andin.

"Masuk," terdengar suara Al dari dalam.

Andin membuka pintunya perlahan, dan mendapati dosennya itu sedang sibuk dengan laptop dihadapannya.

Andin langsung duduk begitu saja tanpa menunggu perintah dari Aldebaran.

Al menatap Andin, "Siapa yang suruh kamu duduk, berdiri!" tutur Al datar.

"Ga,"

"Berdiri Andin!" perintah Al

Dengan malas Andin berdiri dari duduknya,

Al tersenyum kecil, "Duduk!"

Andin memutar bola matanya, lalu kembali duduk, "Udah deh pak, langsung to the point aja," ujar Andin sambil melipat kedua tangannya diatas meja Al.

"Lama banget," ketus Al.

"Ga lama pak," jawab Andin.

"Limabelas menit Andin," ujar Al kesal.

"Yaelah, yang penting saya udah kesini kan," ucap Andin lirih.

Al menggeser laptopnya agar tidak menghalangi dirinya untuk menatap Andin, ia juga melipat kedua tangannya diatas meja. Al tersenyum manis memandangi wajah cantik Andin.

Idih malah senyum-senyum sendiri,

Andin bergidik ngeri, "Heh pak, ngapain senyum-senyum hah?"

Al diam, dirinya masih saja sibuk memandangi Andin, kapan lagi ia bisa melihat wajah Andin
sedekat ini, pikirnya.

"Udah deh pak, cepetan," kesal Andin, karena orang di depannya ini tak kunjung berbicara.

"Galak amat sih," ucap Al.

Lah ga sadar diri banget, situ juga galak kali,

Andin mencebikkan bibirnya, "Pak saya ga punya banyak waktu ya, udah bilang aja hukuman buat saya apa,"

Al mengerutkan keningnya, "Siapa yang mau hukum kamu," tutur Al.

"Terus ngapain bapak suruh saya kesini hah?" tanya Andin.

"Gemes banget sih kalo lagi marah," ucap Al disertai senyum manisnya.

Andin menghela nafasnya, "Okey sepertinya memang tidak ada yang harus dibahas, saya permisi,"

"Eh Ndin, Haidar itu siapa?" tanya Al, yang membuat Andin terkejut.

Andin masih duduk ditempatnya, "Kepo banget sih pak,"

"Emang kenapa, salah?"

"Siapa Ndin? Pacar kamu?" tanya Al lagi.

Hah bisa-bisanya pak Al ngira gue sama Haidar pacaran,

Gue iya-in aja kali ya,

"Kalo iya gimana?" tutur Andin

"Saya ga percaya," ujar Al.

"Yaudah terserah bapak," ucap Andin.

"Siapa Andin?" Jawab jujur at--,"

"Atau saya akan kasih nilai kamu D," tukas Andin, seolah tau apa yang akan dikatakan Al setelah itu.

"Siapa juga yang mau kasih nilai kamu D?" Al menaikkan kedua alisnya.

"Biasanya juga gitu ngancem-ngancem, kili kimi gi nirut siyi ikin kisih nili d," ucap Andin sebal.

"Yang sopan Andin!" tegur Al.

"Biarin,"

"Siapa Andin? Kalo kamu gamau jawab jujur, yaudah biar saya tanyain langsung aja ke Haidar," ujar Al.

Andin memutar bola matanya, "Haidar itu temen saya dari kecil pak,"

Al tersenyum puas setelah mendengar jawaban dari Andin.

"Jadi bukan pacar kamu kan?" tanya Al lagi untuk memastikan.

"Bukan pak, emang kenapa sih tanya-tanya kek gitu,"

"Gapapa cuma mau tanya aja," jawab Al.

Andin berpikir sejenak, "Ouh jangan-jangan bapak manggil saya kesini cuma mau nanyain pertanyaan yang ga penting ini?" tebak Andin.

"Penting Andin!"

"Apa pentingnya buat bapak?" tanya Andin bingung.

"Ya, saya cuma mau memastikan kalau kamu itu masih jomblo," jawab Al jujur.

Andin melonggo, " Hah buat apa, kenapa?" tanya Andin.

"Karena saya mau kamu jadi kekasih saya," ucap Al santai.

Andin membelalakan matanya setelah mendengar pernyataan simple dan tidak logis dari dosennya ini.

"Bapak bercanda ya, haha," ucap Andin disertai dengan tawa garingnya, dirinya menganggap Al hanya bercanda belaka.

Andin tak percaya bahwa Al memintanya untuk menjadi kekasihnya, seperti hal yang mustahil terjadi. Bagaimana tidak, Andin saja tidak dekat dengan Al, hubungan mereka sebelumnya juga bukanlah seorang teman atau sahabat, hanyalah sebatas dosen dan mahasiswi tidak lebih.

"Saya serius Andin," tutur Al.

Andin menghentikan tawa garingnya.

Lagi ngimpi kali ya pak Al, nglindurnya ga jelas banget,

"Heh pak sadar, bapak masih tidur ya? Udah siang ini, bangun pak," tutur Andin, dirinya masih saja berusaha menyangkal.

"Kamu pernah bilang kan Ndin, kalau saya ini ga bisa bercanda?" tanya Al.

Andin mengangguk,

Al menatap lekat Andin, "Saya serius Andin," ucap Al serius.

"Hah," ucap Andin cengo.

"Jadi gimana kamu mau nerima saya?" tanya Al.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Jangan lupa vote dan komen ya✨

Segini dulu ya guys :)

Ouh ya mau ngucapin terimakasih buat yang udah kasih aku semangat❤

See you next part✨

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang