Perhatian?

2.5K 285 28
                                    


Hayy guyss jumpa lagi sama aku✨
Aku udah up nih😚


Happy reading all❤
.
.
.
.
.
.
.
Andin berjalan di belakang Al dengan sedikit kesusahan, ya lututnya terasa nyeri saat digunakan untuk berjalan.

Duh nyeri banget sih ni lutut

Pak Al juga ga kasian apa sama gue,
main suruh ini itu aja

Untung ruangan Pak Al ga jauh dari sini

Setelah sampai diruangan Al, Al kemudian menyuruh Andin untuk duduk di sofa.

"Duduk!" perintah Al.

Andin menurut saja, lalu ia duduk disofa.

"Kamu tunggu disini jangan kemana-mana, paham!" ucap Al pada Andin.

"Paham Pak," jawab Andin malas.

Mau disuruh ngapain sih sebenarnya gue ini

----------------

Setelah lima menit menunggu, Al kembali dengan baskom dan kain di tangannya.

Ngapain bawa baskom segala coba?

Andin tak mengerti maksud Al, "Pak Al ngapain bawa baskom segala hah?" tanya Andin.

Al sama sekali tak menjawab pertanyaaanya, ia malah berjalan mendekati Andin lalu berjongkok dihadapannya.

"Eh eh Pak Al mau ngapain?" tutur Andin.

Al kemudian menatap Andin, "Saya mau kompres lutut kamu Andin, kamu ga liat lutut kamu memar, kalo di biarin nanti nyerinya ga ilang-ilang," jelas Aldebaran.

Andin tercengang mendengar perkataan Al tersebut, teryata dosennya yang galak ini bisa juga bersikap perhatian.

Lalu dirinya melihat kearah lututnya, warnanya sudah kebiruan, pantas saja rasanya nyeri.
*Andin ceritanya pake rok guys

"Mending saya aja Pak, saya bisa sendiri kok," ucap Andin, tangannya ingin merebut kain kompresan dari tangan Al, tapi Al menjauhkan tangannya dari Andin.

"Duduk yang bener, biar saya yang kompres lutut kamu," perintah Al.

"Tapi Pa--,"

"Bisa nurut sama saya!" ucap Al seolah tak mau dibantah.

"Iya iya saya nurut," jawab Andin.

Andin melihat Al dengan telaten mengompres lututnya, hatinya seakan berdesir melihat perlakuan Al pada dirinya.

Kenapa tiba-tiba Pak Al jadi perhatian gini ya sama gue?

Apa jangan-jangan Pak Al...

Astaga mikir apa sih lo Ndin

---

Saat ini Andin terus saja memperhatikan Al, hingga Al menyadari kalo sedari tadi ada yang memperhatikannya,

"Udah ga usah ngliatin saya terus, nanti kamu terpesona lagi sama saya," ucap Al dengan percaya diri.

Mampus, Pak Al sadar lagi kalo gue ngliatin dia

"Dih pede banget sih Pak, saya tuh ngeliatin lutut saya bukan bapak," jawab Andin sambil memalingkan wajahnya.

"Iya iya saya percaya kok," tutur Al dengan sedikit menahan senyumannya.

Hening, tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Al sibuk mengompres lutut Andin dan Andin hanya duduk sambil memperhatikan lututnya yang sedang dikompres Al.

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang